3 Ancaman

Sienna yang merasakan sakit karena cengkraman Arga di pinggangnya menatap Arga. Ia tidak berani melihat ke bawah sama sekali.

"Arga, sakit. Maafkan aku, dan tolong turunkan aku, tapi jangan di sini. Turunin di tempat yang benar," kata Sienna dengan tatapan sendunya.

Arga tidak menghiraukan perkataan Sienna, tapi justru ia mendekatkan kepalanya ke leher Sienna lalu ia mengecup-ngecup leher tersebut hingga meninggalkan jejak kemerahan.

"Arga, jangan digituin. Nanti berbekas," pinta Sienna menitikkan air matanya.

Arga menatap tajam Sienna membuat Sienna seketika bungkam. Arga mendekatkan bibirnya ke telinga Sienna lalu ia berbisik.

"Sampai bertemu lagi nanti. No escape for you," bisik Arga di telinga Sienna lalu ia menurunkan Sienna ke tempat yang wajar.

Sienna yang diturunkan dan mendengar bisikan Arga yang membuat dirinya bergidik ngeri mematung. 

"Kau belum mau pergi rupanya. Baiklah, akan aku antarkan kau ke kelas," kata Arga.

Arga terkekeh lalu ia menggendong Sienna membuat Sienna meronta-ronta di dalam gendongannya. Arga membawa Sienna masuk ke dalam lift yang sudah terbuka pintunya lalu ia menekan lantai dasar. Sesampainya di lantai dasar, Arga keluar dari lift lalu menurunkan Sienna dari gendongannya.

"Ingat, Sienna, kamu tidak bisa kabur ke mana pun," kata Arga.

Sienna tidak menghiraukan perkataan Arga. Ia berjalan menuju kelas diikuti Arga yang terus mensejajarkan dirinya di samping Sienna. Sesampainya di kelas, guru yang mengajar mengetahui bahwa Arga dan Sienna baru saja tiba di kelas menyuruh mereka masuk dan langsung duduk di kursi.

"Arga dan kamu, Sienna masuk aja," kata Lea guru biologi.

Arga masuk ke dalam kelas diikuti Sienna di belakangnya. Semua murid melirik Sienna yang duduk di belakang di samping Arga lalu mereka mulai memperhatikan kembali guru yang sedang menjelaskan pelajaran. Ya, walaupun arga telat masuk tetap saja tidak dimarahi karena dia adalah anak pemilik sekolah ini dan otaknya di atas rata-rata.

Teng tong teng tong

Bel pulang sekolah berbunyi. Sienna bersama ketiga temannya Rebecca, Tere dan Icha berjalan bersama keluar dari kelas menuju parkiran mobil. Sesampainya di parkiran Sienna melihat Samuel sudah berada di samping mobilnya langsung berpamitan ke teman-temannya lalu ia menghambur ke dalam pelukan Samuel.

"Ayo masuk, Sienna," kata Samuel lalu mengecup kening Sienna.

Mereka berdua masuk ke dalam mobil,alu Samuel mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju rumahnya Sienna.

"Sienna, tadi kata teman-teman kamu, kamu sempat menghilang, kamu ke mana?" tanya Samuel.

"Oh, tadi aku penasaran dengan gedung yang berada di sebelah gedung perpustakaan," jawab Sienna berbohong.

Samuel matanya tanpa sengaja menatap leher Sienna yang tidak tertutup kerah bajunya, terdapat tanda kemerahan di sana mengernyitkan dahinya.

"Sienna, itu leher kamu kenapa merah gitu?" tanya Samuel.

"Oh, ini tadi digigit sama nyamuk, terus gatal banget jadinya aku garuk deh sampai merah begini," jawab Sienna terbata-bata.

"Nyamuknya nakal banget sih gigit leher kekasih aku sampai kekasihku gatal lehernya," kata Samuel terkekeh.

Sienna yang mendengar ucapan Samuel hanya bisa tertawa canggung. Ia tidak mau kalau sampai kekasihnya salah paham dengan dirinya. 

"Kamu mau beli makan dulu enggak sebelum sampai rumah kamu?" tanya Samuel.

"Enggak usah, langsung pulang aja," jawab Sienna.

Beberapa menit kemudian akhirnya mobil yang dikendarai Samuel berhenti di halaman rumah Sienna.

"Aku turun ya. Kamu hati-hati di jalan," kata Sienna.

"Siap," balas Samuel.

Sienna keluar dari mobil Samuel lalu ia berjalan masuk ke dalam rumahnya. Saat sudah sampai di dalam rumah, ia disambut mamanya Jenny. 

"Sienna, ayo duduk dulu. Ada yang mau Mama bicarakan," kata Jenny.

Mereka berdua mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu. Jenny tersenyum menatap anaknya.

"Sienna sayang, hari ini kita ada makan malam bersama kolega papa kamu. Kamu dandan yang cantik ya," kata Jenny.

"Siap, Mamaku sayang. Aku akan dandan yang cantik. Ma, aku boleh ajak Samuel ikut enggak?" kata Sienna.

"Enggak usah, Nak. Sekarang kamu dandan dulu sana soalnya ini udah mau sore dan nanti papa kamu pukul enam bakal jemput kita," balas Jenny.

"Oke, Ma," kata Sienna.

Sienna beranjak dari sofa lalu ia berjalan menuju kamarnya. Sesampainya di kamarnya, ia langsung membersihkan dirinya di kamar mandi dan memakai pakaian santai dulu.

"Kayaknya aku ngemil dulu deh supaya perutku enggak kosong banget pas pergi ke sana, apalagi kalau sampai bunyi, kan malu maluin banget," gumam Sienna.

Sienna mengambil cemilan yang ada di laci mejanya lalu ia memakannya. Setelah selesai ngemil ia mengganti pakaiannya dengan gaun berwarna merah yang memiliki model baby doll kemudian ia mendudukkan dirinya di kursi meja rias untuk mendandani wajahnya. Sienna mendandani dirinya dengan make up yang terlihat natural, bibirnya ia warnai dengan lipstik berwarna merah serta rambutnya diurai membuat kecantikan Sienna semakin bertambah.

Tok tok

Terdengar suara ketukan pintu di luar kamar tepat setelah Sienna selesai berdandan dan tiba-tiba ponselnya berbunyi tapi Sienna lebih memilih untuk membuka pintu kamarnya. 

"Ada apa, Ma?" tanya Sienna melihat mamanya yang ternyata berdiri di depan kamarnya.

"Mama ingin melihat putri Mama pakai baju apa. Oh iya, supaya kamu bertambah cantik, Mama mau lihat kamu memakai kalung ini. Jadi Mama mau pasangkan ya ke leher kamu," kata Jenny sambil menunjukkan kalung di genggaman tangannya.

Sienna membalikkan tubuhnya lalu Jenny mulai memasangkan kalung tersebut ke leher anaknya. Setelah dipasangkan kalung Sienna berbalik lalu memeluk mamanya yang selalu ada untuknya.

"Mama, rasanya Sienna ingin cepat nikah sama Samuel deh," kata Sienna membuat Jenny seketika tertawa terbahak-bahak.

"Kamu pikirannya nikah muda terus ya. Mama enggak maksa kamu cepat nikah loh," balas Jenny sambil tertawa.

Tring tring

Tiba-tiba ponsel Sienna kembali berbunyi pertanda ada pesan yang masuk ke ponselnya Sienna.

"Nak, sepertinya ada yang menghubungi kamu, coba cek dulu sana, siapa tahu penting," kata Jenny.

"Iya, Ma, sebentar," balas Sienna.

Sienna masuk ke dalam kamarnya diikuti Jenny di belakangnya. Sienna mengecek pesan yang masuk ke ponselnya sedangkan Jenny melihat-lihat kamar anaknya yang tertata sangat rapi. Sienna membaca pesan yang masuk ke ponselnya.

Dear My Sienna,

Aku sangat kangen dengan aroma tubuhmu, matamu dan aku sangat menyukaimu Sienna, tetapi sayang kamu telah memiliki kekasih. Aku rela menjadi yang kedua untukmu. We will see later honey.

Your Love,

A

"Siapa yang mengirimkan pesan seperti ini? Dan ini pesan satu arah jadi aku tidak bisa membalasnya," gumam sienna.

Sienna bergidik ngeri saat ini tetapi dia tidak ingin membuat orang tuanya khawatir. Ia lalu buru-buru menghapus pesan itu.

"Sayang, ada apa?" tanya Jenny saat melihat anaknya hanya diam menatap ponselnya.

"Enggak ada apa-apa kok," kata Sienna gugup.

"Sayang, jangan berbohong pada Mama," kata Jenny.

avataravatar
Next chapter