7 memikirkan daniel

Vani segera memeluk kakaknya rasa rindunya seperti tak tertahankan lagi pada kakak kesayangan nya ini.

"Kakak! Kenapa semalam kakak tidak pulang! Kakak harus tahu aku sangat khawatir!" Suara kecil tapi tegas di ucapkan dari mulut mungil vani, ingin mawar tertawa namun berusaha dia tahan.

"Iya sayang... Maafin kakak yah, semalam kakak tidak kebagian bis jadi gak bisa pulang." Mawar memeluk erat adik kecilnya sambil terus mencium nya. Vani sangat imut dengan gayanya saat memarahi mawar dia terlihat seperti orang dewasa.

Vani melepasakan pelukannya kemudian pergi ke depan tv, ibu mawar menatap anaknya ibu nya sedikit berfikir tentang penampilan anaknya karena jarang sekali mawar begitu peduli akan penampilan.

"Mawar.... Kamu dapat baju ini dari siapa?" Tanya ibu mawar, ibu mawar heran karena selama ini dia tidak pernah melihat mawar menggunakan baju ini.

"Ohhh ini? Ini baju dari hotel bu, kebetulan hotel itu menyediakan baju, jadi aku beli." Mawar menjawab bohong dia tidak ingin ibunya tahu bahwa dia semalam tidur berdua dengan seorang lelaki. Ibunya pasti akan marah besar padanya.

"Jadi semalam kamu tidur di hotel yah?" Tanya ibunya lagi, mawar memaklumi pertanyaan ibunya karena dia tahu ibunya sangat khawatir sesuatu hal yang buruk terjadi pada anaknya.

"Iya bu... Semalam aku tidur di hotel." Jawab mawar, mawar berjalan menuju sofa dia menjatuhkan tubunya, perasaannya mulai tidak tenang dia kini memikirkan daniel!

Orang yang selalu datang tiba tiba dan pergi tanpa di ketahui itu, membuat mawar penasaran. Orang yang selalu membantunya di kala dia susah, dan datang di kala mawar membutuhkan bantuan.

Mawar ingin bertanya banyak hal pada daniel, namun saat bertemu dengannya mawar tidak berani bertanyaan apa pun tentang kehidupan daniel, walau daniel sangatlah baik, mawar merasa daniel memiliki sesuatu yang di sembunyikan darinya entah itu apa? Atau hanya perasaan mawar.

Ibu mawar memperhatikan segala ekspresi yang di tunjukan oleh mawar, ibunya duduk di samping mawar dan menepuk pundaknya.

"Katakanlah kamu sedang memikirkan seorang laki laki kan mawar?" Ibunya menebak, tingkah yang di tampilkan mawar, mawar kaget ibunya tahu bahwa dia sedang memikirkan seorang laki laki.

Apakah ekspresi ku sangat aneh hingga ibu bialng aku sedang memikirkan seorang laki laki?

Mawar bertanya bingung pada dirinya sendiri, jika ada kaca dia ingin melihat ekspresinya saat sedamg memikirkan daniel apakah selucu itu?

"Tidak bu....Tidakk aku sedang tidak memikirkan siapa siapa!" Jawab mawar sedikit terbata bata, ibu mawar tersenyum dia sangat tahu bahwa anaknya ini sedang menyembunyikan sesuatu.

"Ibu tahu... Kamu tidak bisa berbohong dari ibu, tidak apa kamu sudah dewasa kamu memang sudah seharusnya memiliki seorang lelaki untuk menjadi pendamping hidupmu, jangan terlalu bekerja keras, pikirkanlah masa depanmu sendiri." Ibunya menasihati mawar, mawar hanya diam menundukan kepalanya.

"Tidak bu! Aku masih ingin membahagiakan ibu dengan vani, aku tidak akan dulu menikah!" Semangat mawar kembali, dia tidak ingin membuat ibunya kecewa, tapi jika terlalu memaksakan tapi mawar tidak memikirkan kehidupannya sendiri itu juga Tidak baik, seharusnya dia memikirkan hidup nya.

"Ibu masih bisa bekerja, ibu takut kamu akan lupa dengan kewajiban kamu sendiri yaitu kamu harus menjadi seorang istri dan seorang ibu, ibu malah tidak setuju jika kamu sampai tidak memiliki seorang suami." Ibunya berpesan pada mawar agar dia selalu mengingat kewajibannya, mawar hanya mengangguk kemudian pergi ke kamarnya.

Mawar ingat dia tidak mengabari temannya yaitu erika, apakah erika mengkhawatirkannya? Segera mawar mengambil tas nya dan menelepon erika.

"Hallo!" Mawar dengan terburu buru berbicara. "Hallo,mawar....Kamu baik baik saja?" Tanya suara nan jauh di sana yaitu erika. "Aku baik baik saja, bagaimana dengan mu? Maaf semalam aku pergi tanpa mengabari mu." Mawar merasa bersalah.

"Aku baik baik saja, tidak apa apa lagi pula semalam aku sangat mabuk sehingga tidak fokus dengan apa yang aku bicarakan, aku sungguh minta maaf." Jelas erika merasa bersalah, "Tidak apa apa, kamu tidak perlu meminta maaf, lagi pula aku juga baik baik saja." Jawab mawar, "Ohhh yah kamu semalam pulang sama siapa? Kamu masih kebagian bis?" Tanya erika khawatir suaranya sedikit di tekan menegaskan kata-katanya "Mmm semalam aku gak ke bagian bus jadi aku...Tidur di hotel." jawab mawar pelan, suaranya begitu halus dan lembut bagaikan sutra yang baru selesai di rajut.

...

Keesokan paginya di kantor berita dan majalah ternama, mawar baru saja datang ke kantor dia melihat erika sedang dududk di meja kerjanya.

"Selamat pagi erika!" Mawar menyapa erika sambil menarik kursi kerjanya dan mendudukinya, "Selamat pagi juga mawar." Erika menjawab dengan lusuh dan tak bersemangat "Ada apa erika, pagi pagi gini udah cemberut aja? kenapa coba ceritakan?" Tanya mawar mendekat ke arah erika menatapnya dan menunggu erika menjawab pertanyaannya.

"Bu susi... Dia terus bersikeras agar kita bisa mewawancarai diego natakusuma, kita sudah di tolak berapa kali oleh perusahaan klp grup tetap saja bu susi terus memaksa." Erika menjelaskan kejadiannya dengan sedikit jengkel dan sedih atas sikap bu susi dan perilaku ceo klp grup.

"Sudahlah... Aku akan berusaha lagi supaya kita bisa mewawancarai diego natakusuma, yang terpenting kita sudah mencoba dan berusaha semoga kali ini jasilnya tidak mengecewakan." Mawar menenangkan erika yang sedih, dan putus asa.

Mawar mengambil ponselnya dia kembali menelefon sekertaris diego natakusuma, untuk kesekian kalinya, semoga kali ini tidak ada lagi penolakan.

"Hallo... " Suara seorang wanita menjawab dari ujung telefon sana. "Hallo.. Apakah ini dengan sekertaris diego natakusuma?" Tanya mawar pelan dia sedikit gugup, takut takut sekertarisnya ini akan mematikan telefonya. "Iya memang dengan saya ada apa yah?" Tanya sekertaris diego, "Saya dari perusahaan majalah dan berita ternama, saya ingin mewawancarai bapak diego natakusuma, apa bisa?"

Mawar sedikit gugup, mungkinkah kali ini sekertaris diego marah padanya?

"Ohh maaf saya sudah bilang beberapa kali, pak diego tidak memiliki waktu dan mungkin dia tidak mau di wawancarai jadi saya mohon pengertiannya" Sekertaris diego menjawab dengan lembut dan penuh perasaan sepertinya dia juga tidak mau membuat masalah dengan orang banyak.

"Tapi.. Mohonlah tolong bantu saya? Saya butuh wawancara ini jika tidak akan banyak hal buruk yang menimpa pada saya, tolonglah usahakan anda bisa berbicara dengan pak diego." Mawar sedikit memakasa karena jika dia tidak berhasil bu susi akan marah besar padanya dan erika, ini adalah usahanya untuk kesekian kalinya seharusnya sekertaris ini mengerti.

"Okee...Akan saya usahakan, saya ingin bertanya nama mba siapa? Agar saya bisa menjelaskannya kepada pak diego" sekertaris diego mulai mengerti, dia jyga mungkin sudah bosan dengan telefon yang berdering terus memohon agar mawar bisa mewawancarai diego.

"Namaku sofia rosalina, nama panggilan ku mawar, dan partner ku bernama erika, tolong usahakan semaksimal mungkin, karena hanya anda satu satunya harapan kami." Mawar tetlihat sedih dan mulai putus asa.

Siapakah diego natakusuma ini sehingga begitu keras kepala! Dan tidak mau untuk di wawancarai? Apakah dia jelek!

avataravatar
Next chapter