6 CWFJ 06 : Cabang Kafe di Depok

"Rasyiiiiddd.."

Rasyid, pria bertubuh jangkung itu langsung merentangkan kedua tangannya saat mendengar panggilan gemas dari Nea.

Tentu saja Nea langsung menghambur pada pelukan Rasyid. Eits, jangan berpikiran bahwa mereka itu pacaran. Tidak. Rasyid sudah seperti adik laki-laki bagi Nea. Pria itu berhati lembut, gagah, sabar, dan pengertian. Rasyid juga sangat akrab pada Nea tentunya sejak pertama kali kenal di kampus dulu.

Umur Rasyid dan Lita lah yang sepantaran. Mereka berdua lebih muda dua tahun dari Nea.

Meskipun Nea kini sehagai bos besar mereka, tapi Nea tidak mau dianggap begitu. Bagi Nea, dirinya dan dua orang itu akan selalu bersahabat dan sama-sama menjadi penegak usaha kafe ini.

"Duduk Mbak Nea.. wiihh, ke sini beneran ternyata." Ucap Rasyid.

Nea mengangguk antusias dan ia duduk di sebuah kursi kafe. "Tentu dong.. Mama aku ngijinin. Lagian aku pemiliknya masa aku gak nyaksiin.. thanks banget lih Syid, udah mau banget pegang cabang ini."

"Hahaha kan udah kita bahas jauh sebelum bangunan kafe ini dibangun, Mbak. Jangan gitu lagi. Di Depok ini aku kan tinggal sama sepupu. Tenang aja.. aku bukan anak rantau di sini." Ujar Rasyid seraya menyodorkan dua gelas lemon tea untuk Nea dan Lita.

Lita sejak tadi tetap ramah dan juga berkomunikasi dengan karyawan yang sedang berkumpul.

"Mbak, sesekali muncul dong di panggung. Gapapa.. biar semuanya tahu kalau Mbak Nea pemilik usaha ini." Desak Rasyid.

"Gak ah Syid. Gak mau. Nanti aja kalau udah waktunya. Toh semua karyawan kan juga udah tahu aku siapa di grup. Dan sepenuhnya kan udah aku wakilin ke kamu dan Lita. Kalian handle aja. Aku capek. Aku mau jadi penonton aja hari ini.."

"Ck, yaaahh mbak.. ya udah deh. Tapi janji ya mbak, gak lama lagi bakal publikasi?"

Nea tersenyum dan mengangguk. Ia sebenarnya juga merasa sudah cukup lelah menyembunyikan dirinya sendiri dari usahanya yang kini telah berhasil.

Banyak pelanggan yang bertanya-tanya siapa pemilik kafe 'Nih, Makan!' tersebut. Karena di akun official kafe itu, yang selalu terpampang jelas pasti wajah Lita dan Rasyid saja yang selalu dilabeli sebagai manager cabang kafe.

Namun kini sudah muncul satu clue. Banner iklah kafe 'Nih, Makan!' sudah ada tulisan kecil di bagian pojok kiri. Pojok kiri itu bertuliskan 'All recipe menu inti dan kepemilikan by : N.A' begitulah.

Dan akhirnya semua orang pun bertanya-tanya kepanjangan dari 'N.A' itu apa?

Nea hanya terkekeh saja melihat banner itu. Design banner itu memang sudah menjadi keputusannya.

Gadis itu memang berniat mempublikasikan diri setelah ulang tahunnya yang ke-27 tahun. Dan bersamaan dengan itu, Nea berniat resign dari kantor bank. Ia mulai ingin menikmati hidupnya dan berlibur ke mana-mana.

Grand opening di hari Sabtu ini sangat ramai. Karena konsepnya beli 1 gratis 1 pada semua menu makanan dan minuman.

Apalagi banyak muda mudi yang datang bersama, berkelompok, atau berpacaran. Di kafe itu kini tidak antri. Karena hanya full pelanggan yang makan di tempat.

Kafe itu tersedia dua lantai. Paling laris pasti lantai dua semua meja selalu penuh.

Tenang saja, lantai dua itu dilindungi oleh kanopi redup yang membuat pelanggan nyaman meskipun cuacanya sedang panas. Karena tepatnya terbuka dan banyak angin sepoi-sepoi.

Nea mendesign lantai dua dengan banyak menaruh tanaman hijau dalam pot-pot putih. Ada taman gantung juga yang mengandung air. Terlihat segar sekali dan instagramable karena gaya vintagenya.

Puas berkeliling dan mengambil beberapa objek untuk Nea jadikan instastory, gadis itu duduk kembali di meja nomor 08 yang ia duduki tadi.

Rasyid dan Lita sibuk di area dapur. Karena Nea masih ingin duduk, jadi ia berniat nanti saja untuk pergi ke dapur dan menyapa chef dan dua pembantu chef itu beserta bagian cleaning service.

Kafe itu luas. Lantai satu terdapat total 20 meja. Sedangkan lantai dua terdapat total 26 meja. Total meja ada 46 dan selalu saja hampir penuh.

Musik pop atau kpop mengalun bergantian dan semua pelanggan menikmati itu. Suara musik dibuat tak terlalu kencang dan tak terlalu lirih. Agar semua pelanggan yang saling mengobrol tetap merasa nyaman.

"Eherm, ini kamu Ney?"

Deg!!

Nea langsung menoleh dan berdiri dari duduknya sedikit panik.

Gilang. Mengapa pria itu ada di sini? Mengapa harus ketemu dengan Gilang lagi hari ini?

"Eh, kamu Gilang. Kok ada di sini?" Tanya Nea dengan sedikit gugup.

Tangan kanan Nea yang berada di atas meja langsung menutupi berkas kliping tentang dokumen kafenya dengan sebuah tas slempang hitam miliknya.

Gilang terkekeh. "Harusnya aku yang tanya gitu ke kamu. Kata Dina, kamu itu bukan tipe orang yang suka main jauh-jauh dari apartemenmu. Kenapa kamu bisa di sini?"

"Aaahh.. ini loh.. a-aku, aku lagi penasaran aja sama cabang kafe ini yang lagi grand opening. Aku ke sini sama temen sih. Dia yang punya tempat ini gitu. Jadi aku diajak ke sini." Jelas Nea mengeluarkan alibinya.

Rasyid datang mendekat dan hendak berucap 'Mbak' namun Nea langsung mengait siku kanan Rasyid seperti pasangan dekat.

Gilang yang hendak berucap lagi jadi batal berucap ketika melihat reaksi Nea pada lelaki asing itu.

"Aahh, ini dia Lang temen deketku yang bawa aku ke sini. Kenalin namanya Rasyid." Ujar Nea dengan percaya diri dan memberikan kode pada Rasyid untuk menyalami Gilang.

Dua lelaki itu bersalaman dengan sedikit canggung. Namun tatapan Gilang sangat tajam pada Rasyid.

"Ah, mb---"

"Ada apa mas? Kamu sibuk ya? Lagi mau ngobrol lagi sama chefnya? Emm, aku gapapa kok duduk di sini sendirian. Ah iya Mas, ini dokumen kamu ketinggalan. Pasti kamu mau ambil ini." Ujar Nea cepat. Hampir saja Rasyid hendak memanggilnya 'Mbak' lagi tadi.

Kedua mata Gilang memicing curiga. Tidak biadanya Nea berbicara cepat dan sebanyak itu pada lawan jenis. Kecuali pelanggan customer bank sih.

"Ney, kalau gitu aku duluan ya. Aku ke sini sama temen kencan butaku soalnya. Tuh dia lagi di kasir. So, take your time and enjoy. Sampai jumpa hari Senin." Ucap Gilang dengan ramah.

Nea mengangguk saja dan sedikit mengawasi pergerakan Gilang yang kini sudah berjalan berdua dengan seorang perempuan berpakaian modis.

Sedangkan Rasyid langsung menarik pelan siku tangan kanannya dari genggaman Nea. "Siapa mbak?"

"Temen kantor bank, Syid. Sorry ya.."

"Hehe gapapa kok. Maaf tadi aku gak peka mbak.." cengir Rasyid.

Sedangkan kini perempuan yang berjalan dengan dirangkul oleh Gilang itu langsung risih dan menghentakkan rangkulan tangan Gilang begitu saja. "Apaan sih bang!! Risih tauk!!" Kesalnya.

"Hehehe, sorry adikku yang cantik dan baik hati." Balas Gilang. Ah, ternyata perempuan itu adalah adiknya sendiri. Ia berbohong pada Nea.

*****

avataravatar
Next chapter