1 New York, I'm Coming!

Seharusnya ada dokter spesialis menyembuhkan nasib sial atau ibu peri baik seperti di cerita Cinderella.Bukannya aku ingin menjadi puteri atau menikah dengan pangeran, yang aku butuhkan hanya sedikit keberuntungan.

Sebenarnya hidupku tidak terlalu menyedihkan, hanya saja aku selalu mendapatkan semuanya, KECUALI APA YANG BENAR-BENAR AKU INGINKAN!.

Kalau saja hal yang kuinginkan itu bisa kudapatkan hanya dengan cara membelinya! Maksudku kalau kamu menginginkan mini dress terbaru dari Gucci atau tas kecil merk Guess, itu akan lebih mudah kan?.

But unfortunately, dengan semua uang yang ada di rekeningku, aku bahkan tak dapat membuat mereka menerbitkan novelku.

Hari ini aku mendapatkan kabar kalau naskahku (lagi-lagi!) tidak dapat diterbitkan. Mereka bilang kalau tema yang aku pilih tidak sesuai dengan apa yang mereka inginkan atau dengan kata lain, "naskahku jelek dan tidak akan ada satu orang pun yang membacanya walaupun aku meng-gratis-kannya". Tapi aku sedikit sangsi apakah mereka membaca naskahku atau tidak, bisa saja mereka tidak membacanya, maksudku ada berbagai macam kemungkinan kan? Seperti:

1. Mereka beralih untuk memproduksi buku pelajaran karena keuntungannya lebih besar.

Atau;

2. Mereka tidak mau berurusan dengan CIA karena novelku telah membuka semua Top Secret mereka.

Tapi apapun alasannya seharusnya mereka tidak mengembalikannya, itu membuatku mulai berpikir kalau aku adalah penulis terburuk di dunia.

Aku tidak punya masalah finansial, kalaupun aku tidak punya pekerjaan, bunga deposito-ku di bank masih sanggup untuk membiayai hidupku.Maksudku, aku bisa membeli apapun atau pergi kemanapun yang aku mau.

Orang tua-ku meninggal ketika aku masih duduk di bangku SMP karena kecelakaan mobil ketika sedang menuju Jakarta. Mobil yang dikemudikan papi tabrakan dengan bis pariwisata di daerah puncak, atau lebih tepatnya papiku menabraknya. Aku dan kakak perempuanku selamat, kami tidak diperbolehkan ikut karena kami dalam masa Ujian Akhir. Tapi adik laki-lakiku yang terkecil, meninggal di pangkuan mami.

Sejak itu aku hidup hanya bersama kakakku, Tiara. Aku tahu bagaimana sulitnya menjadi kakak sekaligus orang tua, dia bahkan mengorbankan kehidupan pribadinya sendiri hanya untuk menjagaku. Aku selalu ingat bagaimana dia menjemputku di club karena aku terlalu mabuk untuk membawa mobil sendiri padahal saat itu dia sedang sibuk mengerjakan tugas. Aku juga pernah membuatnya sangat malu ketika tahu kalau aku tidak bisa naik kelas karena absenku terlalu banyak.

Dan karena itu juga sampai saat ini, aku sekarang berumur duapuluhdelapan tahun, dia tidak pernah berhenti menganggapku anak kecil. Dia tidak pernah lelah mencampuri urusanku, maksudku semua urusanku. Mulai dari siapa cowok yang aku pacari sampai kemana aku pergi, dia akan membuatku menjelaskan setiap detilnya. Bahkan dia senang sekali memeriksa dompetku. Itu sangat melelahkan, kalau kamu tahu maksudku!

Seperti sekarang, (sebagai bukti dia sangat menyebalkan) tanpa memikirkan perasaanku, Tiara, sedang memutar lagu dari Wonder Boy (Boyband Korea yang anggotanya berwajah lembut seperti Barbie yang sedang digilai hampir semua orang, terlebih Tiara!) yang sangat kubenci. Kupingku benar-benar sakit! Maksudku apa sih istimewanya segerombol cowok-cowok barbie yang nge-dance dan menyanyikan lagu-lagu yang bahasanya saja tidak dapat kamu mengerti? And for God sake, Tiara itu tigapuluhsatu tahun!

Terlepas hubungan kami sebagai saudara sedarah, kami sangat berbeda.

1. Sejak dulu Tiara selalu menjadi juara kelas dan aku dijuluki sebagai penjaga kunci. Aku tak pernah lepas dari tiga urutan terakhir dari bawah. Bahkan aku selalu berpikir bahwa alasan aku bisa diterima di Perguruan Tinggi hanya karena Tiara menuliskan sejumlah uang yang fantastis untuk disumbangkan di formulir pendaftaran.

2. Dia tidak pernah minum alcohol setetes pun dan aku menghabiskan waktu SMA-ku di club.

3. Aku suka musik keras, seperti hardrock dan grunge seperti Mr. Big dan Pearl Jam, sedangkan Tiara sangat suka boyband, mulai dari Backstreet Boys, Boyzone, Take That hingga Wonder Boy dari Korea yang sekarang sedang menginvasi dunia.

4. Dia suka film drama romantic, bahkan dia sekarang mengkoleksi beratus-ratus drama Korea. Aku? Film perang, horror dan documenter.

5. Tiara is fashionable queen, semua pakaiannya branded dan memiliki potongan yang rapi. Dia juga menyukai warna pink lebih dari apapun. Sedangkan aku? Walaupun aku memiliki fanatisme pada parfum Coco Channel no.9 tapi jeans belel, kaos dan sepatu boot sudah cukup dan aku juga lebih suka warna hitam!

6. Menurut Tiara cowok keren itu adalah Hugh Grant, tapi aku lebih memilih Johnny Deep yang urakan.

7. Sekarang dia membuka sebuah café yang sangat laku dan menjadi sentral nongkrong anak gaul. Sedangkan aku? I'm just annoying idealistic bastard yang tak dapat menulis buku yang bagus.

8. Tiara selalu menyempatkan diri untuk ke salon atau fitness sesibuk apapun dia dan itu adalah tempat yang paling kubenci.

***

Sementara suara musik dari ruang keluarga telah dengan sukses membuatku kesal, aku mendengar notification dari ponsel-ku, whatsapp dari Cathy.

Cathy : katanya lo mau berangkat ke New York?

Aku : siapa bilang?

Cathy : Tiara

Aku : engga tuh

Cathy : loh, katanya lo ikutan writing class di UNY?

Aku : kata siapa? Tiara?

Cathy : iya

Aku : engga tuh! Salah kali lo!

Cathy : beneran, tadi malem gua chat ama dia, tanyain deh!

Aku mencium sesuatu yang tidak beres, jangan-jangan...

Aku melempar ponselku ke kasur dan keluar dari kamarku terburu-buru. "Tiara !!!" aku mendapati dia sedang duduk dan membaca majalah di sofa. Aku mematikan CD Player-nya, lebih tepatnya menusuk tombol stop sekuat aku mampu.

"Cathy bilang gua ikutan writing class, lo yang daftarin?" terus terang aku sedikit bingung, memang kadang-kadang Tiara bisa sangat menyebalkan tapi dia sebelumnya tak pernah memutuskan sesuatu tanpa memberitahuku dulu.

Tiara hanya tersenyum dan mengangguk.

"Berarti lo yang bayar dong? Ngapain?" aku benar-benar butuh jawaban yang jelas dan bukan hanya senyum.

Dengan ekspresi datar, dia menjawab "Udah beres semuanya, lo tinggal bayar tiket ama patungan buat apartment ama Cathy!" Aku ingin tertawa namun menahannya, ini benar-benar bagus kan? Aku bisa liburan di New York. Tapi...

Aku memicingkan mataku, "Bentar... gua agak curiga ama lo! Lo ngapain bayarin gua? Writing class di UNY kan mahal?" aku duduk disebelahnya, Tiara menutup majalahnya dan melihat ke arahku.

"Biar ada penerbit yang mau nge-publish tulisan lo!"

"Maksud lo?" aku sedikit tersinggung, apa dia berpikir aku tidak akan bisa menerbitkan novelku tanpa bantuan orang lain?

"Gua cape ngeliat lo marah-marah dan nyalahin orang lain karena mereka ga mau nerbitin naskah lo! Kalo lo ikut Writing Class minimal lo tahu alasan mereka nolak!"

"Maksud lo, tulisan gua jelek?"

"Gua ga ngerti, tapi yang gua liat lo butuh suasana baru! Lo udah lama kan ga ketemu Cathy?"

Sekarang aku tersenyum. Di waktu-waktu tertentu, kalimat itu akan membuatku membuat kami bertengkar dan berakhir dengan bantingan pintu, tapi sekarang, apapun ejekan Tiara akan kuterima dengan senang hati.

"Thank you, sista!" aku mencium pipinya dan Tiara hanya mendelik dan menyusut bekas ciumanku. "Padahal gua bisa bayar pake uang gua sendiri kan?" aku mengatakan itu sambil tersenyum lebar.

"Lo bisa balikin uang gua kalo udah ada novel lo yang diterima ama penerbit!" Mendengar jawaban Tiara, aku sedikit terharu. Dia benar-benar kakak yang baik kan?

"Kalo pulang dari sana novel gua diterima, semua honornya gua kasiin ke lo!" aku menciumnya sekali lagi, aku melihatnya menahan senyum.

"Lo ga bisa narik omongan lo lagi ya!"

Aku berlari ke kamar sambil berteriak, "Iya, gua janji!"

Banyak yang harus aku siapkan.Tiga bulan di New York bukan hal yang biasa, apalagi di musim gugur, ketika semua pohon menjadi berwarna keemasan dan daun-daun kering jatuh terbawa angin di daerah Manhattan yang dingin dan romantis.

Ada beberapa alasan mengapa aku selalu senang mengunjungi New York.

• Cathy, sahabatku sejak kecil menetap disana.

• Banyak cowok cakep.

• Taman-taman kota disana benar-benar keren, terlebih di musim gugur.

• Perpustakaan disana lengkap.

• Aku bisa hunting CD-CD yang tak masuk ke Indonesia.

• Kalau beruntung aku bisa menonton konser keren di Madison Square Garden

New York, I'm coming!!!

avataravatar
Next chapter