4 BAB.4 TIBA DI MARKAS BESAR

Dua jam berlalu, sesampainya di Markas Besar. Jendral Kim langsung menuju ruangannya dan memanggil ajudan kepercayaanya yang bernama Lim.

"Selamat pagi Jenderal Kim, ada yang bisa saya bantu?"

"Hmm..iya selamat pagi juga Lim, bagaimana perkembangan proses pengiriman bantuan untuk para bencana yang ada di Ukraina, apakah sudah terkirim semuanya?"tanya Jenderal Kim.

"Belum terkirim Jenderal Kim, karena sedikit ada masalah, pemasok bagian logistik belum mengirimkan pesanan untuk kita sampai saat ini, padahal lusa kita harus kirim ke Ukraina".

"Kenapa hal ini bisa terjadi, saya sudah bayarkan dari anggaran negara dan juga ada dana pribadi saya di sana, bagaimana bisa mereka tidak mengantarkan pesanan sembilan bahan pokok untuk bantuan warga Ukraina. Sebentar saya sudah tugaskan Joon Woo, panggilkan dia sekarang cepat".

"Baik Jenderal Kim".

Lalu Jenderal Kim menelfon pemasok logistik yang seperti biasa mengirimkan beberapa kebutuhan pokok untuk para korban bencana.

"Tuttsss..Tuttsss"nada sambung ponsel Wi Jin sang pemasok logistik.

"Halo..selamat pagi Jenderal Kim, ada yang bisa saya bantu".

"Baik sekarang saya mau tanyakan sesuatu, kenapa pesanan kebutuhan bahan pokok untuk korban bencana belum datang sampai sekarang ke Markas Besar, semua logistik itu harus di kirim lusa untuk warga Ukraina yang terkena bencana ledakan".

"Maafkan kami Jenderal, kami hanya menerima pesanan tetapi pembayaran belum sampai ditangan kami, itulah sebabnya kami tidak bisa mengantarkan pesanan logistik".

"Bagaimana bisa itu terjadi Wi Jin, saya sudah menyerahkan semua anggaran ke Joon Wo, ya sudah saya urus dulu masalah ini, sebentar lagi saya kasih kabar".

"Baik Jenderal Kim, saya juga tidak menyangka tidak biasanya Jenderal Kim seperti ini, ajudan Joon Woo bilang, anggaran negara belum turun".

"Joon Wo berkata seperti itu padamu, ya sudah tenang saja, biar aku selesaikan kesalahpahaman ini ya Wi Jin, terima kasih informasinya".

Wajah Jenderal langsung kesal dan mengerutkan dahinya, tak lama Joon Woo masuk dengan wajah ketakutan".

"Pllakkkk"Jenderal menampar Joon Woo

"Ampun Jenderal Kim".

"Apa maksudmu dengan berkata kepada Wi JIn, kalau anggaran negara belum turun, Joon Wo aku sudah memberikan semua anggaran negara yang sudah di alokasikan untuk korban bencana di Ukraina, dan ada dana pribadiku juga di sana, dimana uang yang sudah aku serahkan padamu Joon Wo, kau tahu lusa kita sudah harus kirim semua bantuan logistik itu ke korban bencana di Ukraina. Mereka sangat membutuhkannnya, jelaskan padaku sekarang, apa maksudmu berbohong?"tanya Jenderal Kim dengan penuh kemarahan

"Sebelumnya saya minta maaf Jenderal Kim, uang yang Jenderal kasih sudah buat melunasi hutang-hutang saya di meja judi".

"Bukkkkkk"Jenderal memukul Joon Woo, semudah itu kau bilang, dana anggaran untuk bantuan logistik kau pakai untuk melunasi hutangmu di meja judi, kau benar-benar sudah tidak waras Joon Woo, masalah pribadimu bukan urusanku, sekarang aku tegaskan, kembalikan semua anggaran untuk pembelian logistik, dan ingat aku akan memberikan surat pemecatan untukmu ke Markas Pusat, agar kamu dipidanakan dan diberhentikan dari jabatanmu".

"Ampun Jenderal Kim, jangan kirim saya ke penjara dan jangan mencopot jabatan saya, nanti anak dan istri saya mau makan apa".

"Heii..Joon Woo, kau ini memang sudah tidak waras ya, kau lupa seorang militer pantang untuk berbohong, dan pantang untuk berjudi dan bermain dunia kelam lainnya kita ini pelindung negara dan abdi negara, kau tahu itu dana anggaran tidak sedikit ditambah ada dana pribadiku di sana, semudah itu kau buang dengan tujuan melunasi hutangmu, yang bukan merupakan urusan negara, paham kau Joon Woo, maaf dengan berat hati, aku akan aku mengirimmu ke penjara dan meminta Markas Pusat untuk mencopot jabatanmu, benar-benar kau sudah membuatku kecewa".

Tak lama ada beberapa personil memasuki ruangan Jenderal Kim, dan Jendral memerintahkan kalau Joon Woo harus dibawa ke Markas Pusat, untuk dipidanakan secara militer.

"Tolong kalian sekarang bawa Joon Woo dan ini surat perintahnya untuk kalian berikan kepada Jenderal Lee, saya sudah berikan bukti semuanya, Joon Woo harus dicopot dari jabatannya dan harus dipidanakan, karena sudah memakai dana anggaran negara"perintah Jenderal Kim.

"Siap Jenderal Kim".

Setelah Joon Woo dibawa menuju Markas Pusat, Jenderal Kim duduk lemas di ruangannya, dia lemas dana anggaran hilang begitu saja , dananya tidak sedikit, dan tidak mungkin meminta anggaran lagi, karena ini merupakan tanggung jawabanya sebagai seorang Jenderal.

Jenderal Kim memutuskan untuk sesaat rehat di ruangannya , tak terasa malam semakin larut, jam sudah menunjukkan pukul 12.00 malam, nampak ajudan Lim membangunkan sang Jenderal.

"Jenderal..ini sudah sangat larut, apakah Jenderal Kim tidak ingin pulang?"

"Ya Tuhan jam berapa ini Lim!"

"Sudah jam 12 malam Jenderal".

"Ya sudah tolong sampaikan ke Min Yuk untuk bersiap mengantarkan aku pulang, tolong kau bereskan semua ini ya".

"Siap Jenderal Kim, Lalu bagaimana masalah bantuan logistik untuk warga Ukraina Jenderal?"

"Hmm..tenang saja biarkan nanti aku saja yang pikirkan, setelah selesai merapikan ruangan ini, kau boleh pulang, besok kita bicarakan lagi ya".

"Siap Jenderal Kim".

"Ya sudah aku pulang dulu ya, terima kasih".

"Sama-sama Jenderal Kim".

Jenderal mulai pusing membayangkan dari mana lagi dia mencari dana segitu banyak, sementara dana simpanannya untuk penyembuhan ayahnya di rumah.

"Hmm..Min Yuk ayo kita pulang".

"Siap Jenderal, tumben sekali Jenderal pulang sangat larut".

"Ya ada sedikit masalah, ya sudah jalankan saja mobilnya, nanti bangunkan saya kalau sudah sampai rumah ya".

"Siap Jenderal".

Terlihat kelelahan di wajah Jenderal hari ini, dia tertidur lagi di mobilnya, tak lama selang dua jam, akhirnya sampai di rumahnya, Min Yuk segera membangunkan Jenderal Kim secara perlahan.

"Jenderal Kim, kita sudah tiba di rumah".

"Hmm..ohh huammmm"Jenderal menguap, okay terima kasih ya Min Yuk, saya masuk dulu, kau istirahatlah, besok pagi kita ke Markas Pusat ya.

"Siap mau jam berapa berangkatnya Jenderal?"

"Jam tujuh pagi kau sudah harus siap ya, jangan sampai terlambat, aku sudah janji dengan Jenderal Lee, jam sembilan pagi sudah tiba di Markas Pusat. Mudah-mudahan tidak ada halangan".

"Siap laksanakan Jenderal Kim".

Mendengar suara mobil , Alena keluar dan melihat Jenderal Kim yang terlihat sangat lelah. Secara sigap, Alena membawa Jenderal ke kamar , supaya Jenderal bisa bersitirahat.

"Heiii..Alena kau belum tidur, ini sudah larut, kenapa kau belum tidur hmm".

"Aku sedang membaca buku tadi, belum mengantuk, hmm Jenderal mau aku siapkan air hangat untuk mandi".

"Hmm..tidak perlu , aku mandi besok saja, kondisi badanku kurang sehat, aku lelah sekali, tolong ya nanti kamu ambilkan minumanku di lemari kaca itu, aku butuh penenang".

"Jenderal aku mohon jangan merusak tubuh Jenderal dengan minuman alkohol, seorang militer tidak boleh seperti ini, sebenarnya ada masalah apa Jenderal, siapa tahu aku bisa membantu Jenderal".

"Sudahlah kau tidak perlu ikut campur urusan negara, aku bisa atasi sendiri, sudah kembali tidur saja sana, tinggalkan aku sendiri, kamu harus tidur lebih awal, jangan sampai kamu kesiangan lagi, ingat itu".

"Ya sudah kalau Jenderal tidak mau cerita, tetapi aku mohon Jenderal jangan meminum alkohol, kata Pak Choi Jenderal ada sakit lambung".

"Hmm..ya ya aku usahakann tidak akan minum, sudah kembali ke kamarmu, dan tidur sana, besok kau harus bangun pagi -pagi sekali untuk menyiapkan segala keperluanku. Sudah Alena tidur sana".

"Ya baiklah".

avataravatar
Next chapter