1 Part 1 KICK THE BUCKET

"Kau ingat siswa yang tidak hadir diacara perpisahan sekolah kita dulu?"

"Ya.."

"Ku dengar dia sudah meninggal"

"Oh, benar kah?, aku turut berduka"

Telinga ku terasa risih saat sedari tadi aku melangkah melewati orang-orang, aku pasti mendengar gosip yang sama, (oh ayolahh....masa reuni tahun ini dipenuhi gosip kematian?

apa enaknya membicarakan orang mati?).

Tiba-tiba ada yang menepuk pundak ku.

"Hey, Sammy, kau sudah dengar berita ?".

(oh...jangan berita itu lagi) Batin ku.

"Sudah, kematian Alice Kelvin Morton?".

"Iya!, kasihan sekali ya, ia mati di usia yang masih terbilang muda. Apa kau tahu penyebab kematiannya ?".

Aku menggeleng.

"Seingat ku dulu kau cukup dekat dengannya, apa aku salah?".

"Tidak, tidak sepenuhnya salah, tapi kami tak sedekat itu, kau tahu, dia sedikit aneh"

Dia tertawa. "Hahaha...teman macam apa kau ini,

tapi heyy kau harus tahu bahwa aku baru tahu nama panjangnya sekarang" Bisiknya pelan.

"Keterlaluan". Aku menggeleng.

"Bukan begituu, kau tahu sendiri kan kalau dia itu tidak populer sama sekali".

"Ya, aku pikir juga begitu".

"Btw, dia dinyatakan gantung diri oleh kepolisian, apa dia sungguh seputus asa itu sampai harus mengakhiri hidupnya ?".

"Mana ku tahu, aku ada urusan, aku pergi dulu ya...". Ucap ku untuk menghindari percakapan yang lebih dalam.

(Argh... dan aku benci mengakui bahwa aku juga baru saja membicarakan orang mati)

"Hey Sammy! sampaikan salam ku pada adik manis mu antony!!". Teriaknya sebelum aku berlalu.

.

.

.

"Hai Alice, apa kabar mu?, Seminggu lalu aku menghadiri acara reuni sekolah kita dan kau tahu?? BOOM!!, Mereka semua membicarakan mu,

kau jadi topik utama waktu itu, sampai aku bosan mendengar nama mu disebut-sebut".

Aku menghela nafas sejenak.

"Perkataan mu waktu itu ternyata benar, saat kau menyuruh ku menendang kursi itu kau akan jadi populer,

tapi, apa bagusnya menjadi populer setelah meninggal??

ah masa bodoh dengan itu, yang penting keinginan mu terwujud untuk menjadi populer kan?".

Aku melirik arloji ditangan kiri ku, 17.25.

"Oh, sudah terlalu malam, ku pikir aku akan pulang dulu dan mengunjungi mu kapan-kapan lagi ya,

aku janji deh, Alice yang populer".

Aku tertawa seperti orang gila.

Kemudian meletakkan buket bunga lily diatas gundukan tanah hijau bertuliskan nisan RIP ALICE KELVIN MORTON.

"Sampai jumpa".

Aku melangkah pergi.

END.

avataravatar