48 Episode 47

SMA Wiradi begitu heboh, apalagi para siswi-siswi pengagum Zach. Mereka tampak begitu sedih dan bergerutu bersama duduk dibeberapa kursi panjang yang ada di koridor sekolah. Melihat ponsel mereka masing-masing saat salah satu dari mereka mulai membuka berita percakapan.

"Eh kalian udah pada tau belum? " ujar salah satu siswi yang bergincu merah merona. Bak biduan panggung. Padahal ini disekolah pasti siswi itu menyelinap masuk agar tidak terazia di pintu gerbang.

"Tau apa, gue penasaran nih" balas Siswi satunya yang rambutnya tergerai serta ada jepit ramput diatasnya.

"Zach upload foto Luna di Instagramnya, syok gue ngelihatnya" ujar perempuan bergincu itu.

"What, serious " ujar perempuan lainya yang baru saja lewat disepan mereka.

"Iya, apa lo gak liat di Instagram Zach" ujar perempuan bergincu itu lagi.

"Waah iya, romantis banget ya si Zach ternyata" ujar gadis yang baru lewat tersebut.

"Kita salah dong kemarin bilang kalau Zach sudah putus sama Luna. Yah gak ada kesempatan juga dong kita buat jadi pacar Zach" Siswi-Siswi itu mendehas pelan kecewa mengetahui fakta bahwa Zach belum putus dari Luna. Bagaimana mereka mengatakan belum putus, tentu saja dari postingan Zach ini mengindikasi pria itu belum putus. Mana ada orang yang sudah putus megaupload foto mantanya dengan caption hati dan kunci. Arti caption itukan berarti mereka sudah taken.

...

Luna sedang duduk dikelasnya yang sudah terisi banyak orang disana. Teman-teman Luna sudah pada datang termasuk Darren yang juga sudah duduk disampingnya saat ini. Darren hanya diam saja membaca buku tanpa mengobrol dengan Luna. Dia bahkan sedari datang tadi tidak bicara dengan Luna, eh bicara cuman menyapa saja lalu duduk hingga kini hanya diam. Luna tentu saja merasa heran dengan sikap Darren kali ini, ia tidak seperti biasanya yang cerewet serta konyol kali ini pemuda itu hanya diam tak berkata atau membuat banyolan padanya. Sebenarnya ada apa dengan temannya itu..

Anya dan Dinda baru saja datang dengan terburu-buru mereka tergesa-gesa untuk segera sampai di tempat duduk mereka. Saat sampai tentu saja mereka langsung duduk dengan nafas terengah-engah karena mereka tadi berlari-lari dari gerbang takut kalau telat dan tidak bisa bercerita atau menyampaikan apa yang ingin mereka sampai kan.

"Kalian kenapa sih sampai ngos-ngosan begitu" tanya Luna heran, dengan kedua temanya yang baru datang itu.

"Kita lari-lari dari gerbang biar gak telat ngomong sama Lo, nanti takutnya guru udah masuk duluan lagi" masih dengan terengah-engah Dinda menjawab pertanyaan Luna. Dan Anya menganggukinya.

"Apa yang mau Lo berdua omongin ke gue" Luna merasa penasaran

"Lo gak tau, atau pura-pura gak tau" tanya Anya yang sudah mentralkan nafasnya yang ngos-ngosan tadi.

Luna mengkerutkan dahinya, ia benar-benar tidak tahu apa yang akan diomongkan kedua sahabatnya itu padanya.

"Lo nggak buka ig? " Dinda bertanya.

"Nggak" Luna menjawabnya sambil menggeleng.

"Dasar orang mageran" celetuk Anya.

"Apa hubungannya sama mageran" Luna semakin tak mengerti, apa coba kaitan mageranya dirinya dengan membuka istagram.

"Ya adalah, Lo kan sukanya bukain WA aja tanpa bukain aplikasi lain.Jadinya terkesan males,ginilah akibatnya trending topik gak tau" cerocos Dinda gemas,Sementara Anya menepuk jidatnya.

Darren yang mendengar dibelakangnya berbincang-bincang hanya diam masih terus melakukan kegiatannya membaca buku.

"Ayo dong kalian ngomongnya jangan berbelit-belit gue semakin gak ngerti nih. Trending topik apaan lagi maksud kalian berdua" Luna sebenarnya sudah tidak mau menanggapi tapi bagaimana lagi, nanti sahabt-sahabatnya itu ngambek.

"Dengerin baik-baik, Zach ngupload foto lo lagi tidur dimobilnya. Terus yang bikin kita semua merasa wow ngelihat itu adalah caption nya so sweet banget" ujar Dinda dengan begitu lebay nya.

"Apa? " Luna merasa tidak percaya dengan apa yang di ucapkan Dinda barusan kenapa Zach megaupload fotonya. Jelas itu tidak mungkin.

"Gak mungkinlah, gue bukan siapa-siapanya" ujar Luna lagi tak percaya dan tanpa ia sadari perkataan itu membuat temannya bingung.

"Lo kan pacarnya, gimana sih, atau lo kemarin beneran putus terus balikan lagi" tanya Anya penasaran sekaligus bingung.

"gue salah ngomong tadi, tapi intinya gak mungkin Zach ngupload foto gue" Luna mengalibi omongannya dan ia masih tetap tidak yakin dengan omongan kedua temannya.

"Kalau tidak percaya, Lo lihat sendiri aja deh" suruh Dinda, pada Luna yang ragu.

Luna menuruti apa kata temanya itu, untuk membuktikan benar atau tidak omongan kedua temanya.

Luna membuka handponenya, mengarahkan jarinya untuk menyentuh logo istagram. Instagram terbuka dan segera Luna mengetikan nama @Zachwrm disana. Melihat akun itu dan benar saja ada potonya di Instagram Zach sontak ia membungkam mulutnya sendiri karena syok merasa tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Percayakan sekarang" Anya tersenyum melihat Luna yang menutup mulutnya tak percaya.

Luna secara tak sadar mengangguk tanda bahwa ia percaya.

"Sebenarnya apa maksud Zach melakukan ini, untuk apa melakukan ini? " Luna bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

°°°°°

Jam pelajaran selesai dan saat ini jam istirahat tiba. Zach berada dirooftop sekolah bersama teman-temanya kecuali Darren. Darren tidak ikut bersama mereka padahal tadi sudah diberitahu di grup khusus mereka berlima. Kalau mereka harus berkumpul dirooftop saat istirah tapi Darren tidak datang. Zach mengetahui itu merasa bersalah karena kemarin dia telah menuduh Darren yang menyebarkan rumor dirinya putus dengan Luna. Padahal itu kesalahannya sendiri karena terlalu menggunakan kekuasaan sebagai anak pemilik sekolah untuk mengusir siswa-siswi dari ruang paskib meninggalkan dia berdua dengan Luna. Sehingga gara-gara itu menimbulkan kecurigaan serta kesalahpahaman pada mereka semua yang melihat dirinya emosi.

"Lo sudah minta maaf sama Darren? " Tanya Pandu memegang pundak Zach yang menghadap kejalanan yang memang terlihat dari rooftop.

"Belum, mungkin nanti. Gue ngerasa salah sama dia" Zach merasa menyesal dengan yang dia lakukan kemarin

"Baguslah, kalau Lo ngerasa salah. Gue saranin secepetnya Lo minta maaf. Supaya persahabatan kita damai lagi" saran Pandu. Sementara Rama yang berada dibelakang mereka mengangguk mengiyakan. Ia memang yang menyuruh Pandu untuk berbicara pada Zach. Dirinya sudah cukup berbicara pada Zach kemarin takutnya Zach bosan diceramahi dia terus.

...…

Darren berjalan kekantin dengan Rizal si ketua kelas. Kebetulan dikantin juga ada Luna dengan kedua temannya ditambah satu adik kelas mereka yang ia ketahui bernama Chika.

Anya melambaikan tangannya pada Darren dan Rizal agar kedua orang Pria itu bergabung bersama mereka menikmati makan dikantin. Namun Darren langsung mengalihkan pandanganya kelain arah pura-pura tidak tahu keberadaan Anya dan yang lainya.

"Kita kesana aja yok bro" ajak Darren sambil menunjuk kearah pohon beringin yang dekat dengan kantin. Kebetulan disitu juga ada tempat duduk nya.

Anya yang melihat Darren seperti itu terhadap dirinya merasa aneh.

"Darren kenapa sih, kayaknya ngehindar sama kita. " ujar Anya to the point pada teman-temannya itu.

"Kenapa memang? " tanya Dinda dengan mulut yang penuh dengan bakso.

"Ditelen dulu makannya baru ngomong" tegur Luna.

"Memang kenapa kak Darren kak? " tanya Chika

"Ho'oh, kenapa Darren?"Tanya Luna penasaran.

"Tadi, gue panggil dia buat kesini tapi dia malah ngalihin pandangannya terus pergi tuh ke bawah pohon beringin" tunjuk Anya pada Darren yang saat ini duduk di bawah pohon beringin bersama Rizal dan Risky.

"Gue gak tau kenapa ya dia, tadi pagi juga dia cuman diem aja tanpa ngomong atau ngelawak seperti biasanya tau" jelas Luna mengutarakan apa yang ia rasakan terhadap perubahan sifat Darren Yang sedari tadi pagi terkesan aneh dan menghindar.

°°°°°

Jam pulang sekolah tiba Zach sudah berada didepan kelas Luna. Ia langsung masuk ketika guru sudah keluar dari kelas itu,

"Pulang bareng sama gue" ujar Zach datar.

Luna hanya diam memperhatikan Zach sekilas sambil memasukkan buku-bukunya kedalam tas.

"Darren, bisa bicara sebentar sama Lo? " tanya Zach pada Darren yang cuek dengan kedatangan Zach. Ia juga sama seperti Luna sedang memasukkan buku-bukunya kedalam tas.

"Bisa,. " jawab Darren singkat.

"Yok keluar kelas sebentar" ajak Zach sambil menatap pintu keluar.

"Ayok" Darren mengangkat tasnya dan menyampirkan tasnya tersebut dibahu. Berjalan terlebih dahulu.

"Disini saja, tunggu gue" pesan Zach pada Luna.

Luna hanya diam malas untuk menanggapi, sejujurnya dia masih malas bicara pada Zach gara-gara beberapa waktu lalu. Tapi hatinya tadi sempat goyah saat melihat fotonya di instagram Zach.

"Dengar tidak" dengan dingin Zach berbicara.

"Ya" dengan sangat singkat Luna menjawabnya.

Setelah mendengar jawaban Luna Zach langsung berjalan menyusul Darren yang sudah bersender di tembok balik pintu luar.

"Gue mau ngomong sesuatu sama Lo,.. Soal kemarin gue minta maaf" Zach sempat menjeda ucapanya lalu berbicara dengan penuh penyesalan.

Darren menatap Zach, merasa yakin dan tidak yakin.

"Lo serius minta maaf ke gue" Darren merasa tidak yakin, karena Zach tipe orang yang diem tanpa menyesal.

"Gue serious, Lo temen gue. Lo yang selalu ada buat gue, dan gue ngerasa salah banget sama lo karena udah nuduh lo yang nggak-nggak kemarin" Zach menyesal sekali dengan apa yang ia lakukan sekarang, kepalanya menunduk tidak berani menatap sahabatnya yang juga menatapnya dengan sorot mata tidak yakin.

"Lo mau maafin gue, atau Lo mau bales apa yang gue lakuin ke Lo kemarin" ujar Zach.

Darren tersenyum miring, mengangkat tangannya dan mengarahkanya ke Zach. Namun tiba-tiba kekuatanya melemah dan menaruhnya begitu saja di pundak Zach. Padahal Zach tadi sudah memejamkan matanya siap menerima pukulan itu. Namun tebakannya salah.

"Lo sahabat gue Zach, jadi gak mungkinlah gue mau pukul Lo balik" ujar Darren dengan nada menenangkan.

"Gue bukan tipe orang yang harus balas dendam" Darren tersenyum renyah.

Zach merasa bahagia bahwa sahabatnya itu tidak marah padanya.

"Dan ada yang perlu lo tahu, gue gak suka sama Luna. Luna udah gue anggep saudara gue sendiri. Begitu juga Luna yang nganggep gue saudaranya, bahkan dia bilang gue mirip kakaknya. Kan aneh tuh anak masa kita seumuran gue dibilang mirip kakaknya. Tua dong gue berarti" Ujar Darren sambil bercanda.

Zach hanya tersenyum menanggapinya.

"Kalian berdua udah belum bicaranya, kalau belum gue bisa pulang sendiri kok" ujar Luna yang tiba-tiba sudah berdiri didepan mereka.

"Gue duluan ya" ujar Darren sambil menepuk pelan bahu Zach. Lalu dia mengangkat kedua jarinya dan menaruhnya dikening sambil menggerakannya kebawah. Itu ia tunjukkan pada Luna tandanya ia duluan.

Luna hanya mengangguk saja.

"Lo jadi gak sih ngajak gue pulang? kalau gak jadi gue bisa pulang sendiri" ujar Luna.

"Ayok" Zach tidak menanggapi malah hanya bilang ayok dan berjalan dulu.

°°°

T. B. C

avataravatar
Next chapter