1 Awal Mula

Hidup akan terus berjalan mengikuti aliran waktu,,,,

Bagiku hidup adalah suatu hal yang kusesali,,,,

Maka, bawalah aku pergi dari mimpi buruk ini.....

***

Katakan padaku apa yang salah dan apa yang benar,,, aku hanya ingin bahagia. Awal baru harus datang padaku hari ini. Selalu teringat akan kejadian yang tak pernah ingin aku ingat. Semua harus berubah, karena aku ingin bahagia.

Ding dong,,,,

Bel sekolah sudah berbunyi seperti biasa pukul 07.00, saatnya para pelajar masuk kelas mereka masing-masing. Kecuali....

"Yahh telat lagi telat lagi....apes bgt sih ,jam pertama Bu Ros lagi, ingin ku panjat pagar ini." (batinku)

Dia Lia Anggraeni biasa dipanggil Lia, kesehariannya tak jauh berbeda dari kalian hanya saja ya, kalian sudah tau sendiri. Ini bukan pertama kalinya Lia terlambat masuk sekolah, tapi sudah seperti rutinitas baginya.

Saat Lia sedang memikirkan sebuah cara untuk bisa masuk ke sekolah tiba-tiba munculah seorang pria yang bertubuh tinggi tegap, putih, dan tampan yang baru saja keluar dari mobil mewah, amat super mewah bahkan bisa saja inces pun kalah darinya.

Saat Lia melihat pria itu, tampak jelas sekali dia anak baru dan sekarang sedang berjalan ke pintu gerbang tempat Lia menunggu sambil jongkok.

"Anu mau nanya kamu pindahan dari mana ya?, kamu telat juga? wah brarti kita sama dong hehe....rumahmu dimana? Jauh? Apa gimana?"

"....."

"Hoiiii!!!!"

Tanpa ragu Lia menanyakan sesuatu pada pria itu dan berusaha mengajaknya ngobrol tapi alhasil, dia hanya diam seperti patung yang sedang sibuk dengan ponselnya, dan mengabaikan Lia.

Pada saat bersamaan Lia mendengar sedikit percakapan dari telfon pria itu.

"Iya saya sudah ada di depan pintu gerbang, tapi sepertinya tidak ada orang disini, iya baiklah cepat datang."

Dalam batin ingi ku berkata "eh liat pake mata lo disini ada orang jangan liat nya pake dengkul."

Tak lama kemudian datanglah seseorang yang tak asing lagi,,,ya itu adalah kepsek di sekolah Lia yang sedang menuju kemari.

Dengan cepat Lia memegang tangan pria tersebut dan menariknya untuk sembunyi. Pria tersebut kaget dan hanya diam karena tak tahu apa yang dilakukan Lia padanya.

"Sttt,,, diem kalo kita ketahuan kita bakal dihukum, aku tahu kok kamu anak baru jadi jangan sampai hari pertamamu jadi pengalaman yang tak mengenakan, kalo kamu mau njelasin alasan kamu kenapa telat, hmm sory tidak semudah itu fergusoh. Pasti kamu bakal dihukum sama pak Surya."

Lia bersembunyi di balik semak-semak dekat pintu gerbang dengan pria tersebut, tapi pria tersebut hanya memandangnya sekilas dan langsung berdiri.

Dengan sigap Lia menarik pria tersebut hingga jatuh ke kubangan air di samping semak-semak.

Crekk...

Baju yang pria itu kenakan langsung kotor dan dia pun melirik Lia dengan tatapan yang sangat sinis. Ia pun berdiri lagi dan menyapa pak kepsek itu. Rasa bersalah memang ada tapi sudahlah pria itu hanya terdiam.

"Silahkan aja kalau mau dihukum, yang penting gue udah ngasih tau." dalam batin Lia.

"Permisi pak, apa bapak ini yang bernama pak Surya?" Pria itu bertanya pada pak kepsek.

"Ah iya benar, ngomong-ngomong kamu yang namanya Farhan ya?"

"iya pak, benar"

" Ya sudah ayo masuk"

Apa yang kulihat ini benar kenapa Pak Kepsek?, Ramah sekali pada pria itu, padahal dengan jelas beliau melihatnya telat dan bajunya pun kotor. Biasanya saja pak Surya terlihat sangat menakutkan jika sampai mengetahui ada anak muridnya yang telat.

Entah apa yang kulakukan, aku masih berada di semak-semak untuk sembunyi, saat ku intip mereka yang sedang berjalan masuk ke sekolah, tiba-tiba pria tersebut menghentikan langkahnya dan mengatakan sesuatu pada pak Surya.

"Permisi pak, tadi saya lihat ada anak perempuan yang pakai seragam sekolah sini, mungkin itu anak murid bapak yang telat."

"Siapa?, Saya lihat disini tidak ada siapa-siapa."

"Dia ada dibalik semak-semak pa." Jawab pria tersebut.

"Ya sudah kamu masuk dulu, biar bapak yang menangani ini."

Saat Lia sedang berusaha menguping perbincangan mereka tiba-tiba pak Surya menghilang dan tinggal pria itu yang sedang berjalan masuk sekolah.

Saat Lia sedang bersembunyi tiba- tiba seperti ada orang yang membisikinya dari belakang, disitu Lia berharap tidak ada hal aneh di sini.

"Lagi ngapain kamu mba?"

"Lagi sembunyi, soalnya saya telat jadi saya takut kalo ketahuan, lebih-lebih lagi kalo ketahuan sama pak Surya tadi pasti udah jadi bubur saya." Jawab Lia tanpa melirik ke belakang.

"Oh gitu,mmm coba mba nya balik badan deh, ekhem."

Dalam pikirannya Lia sudah tak asing lagi dengan batuk itu. Dan saat Lia membalikkan badan.....

"Eh,,,bapak disini toh, lagi ngapain pa?, lagi sembunyi juga ya, takut ketahuan?, bapak telat juga? hehe:v" tawa canggung

Ternyata pak Surya lah yang ada di belakang Lia dan habis sudah dirinya terlebih lagi Lia mengatakan hal yang tidak-tidak tentang pak Surya.

"Kamu telat kan!, Sekarang kamu masuk dan keruangan saya sekarang!!!" Dengan suara yang ditinggikan dan tegas.

"Iya, Pak." Dalam batin tamatlah riwatku.....!

Mau tidak mau Lia harus mengikuti Pak Surya untuk ke ruangannya. Jujur saat ini dia sangat geram karena seorang laki-laki yang tidak bisa membungkam mulutnya itu. Saat menuju ruang Kepala Sekolah Lia tak sengaja bertemu lagi dengan laki-laki itu. Dia menatapnya dengan tatapan yang dingin, tatapan yang seakan-akan ingin membunuhnya. Kekesalannya langsung menciut. Pada akhirnya Lia takut dengan pria itu.

"Pak anu—"

"Diam dan ikut ke ruangan saya."

Saat ditengan jalan menuju ruang Pak Surya, Lia bertemu dengan guru yang akan mengajar mata pelajaran di kelasnya. Beliau terkenal dengan sebutan guru killer karena moodnya yang sering berubah. Bayangkan saja jika ada salah satu muridnya yang yang terlambat pada saat jam pelajarannya, maka beliau akan menyuruhnya untuk mengerjakn soal yang bahkan belum pernah mereka lihat atau dengar.

"Kamu…"

Langkah Lia terhenti dan tersenyum kaku pada Bu Ros. Sedangkan beliau melihat Lia dari bawah sampai atas.

"Bu..." sapa Lia kaku

"Saya tunggu di kelas." Jawab Bu Ros tegas.

Singkat padat dan jelas, namun sangat menyeramkan. Lia sudah bisa membayangkan bagaimana nasibnya saat masuk ke kelas nantinya.

"Baik, Bu."

Setelah Bu Ros pergi, Lia dan Pak Surya melanjutkan perjalanan yang sempat tertunda.

"Telan saja aku....."

Di kantor kepsek.

"Pak saya mau bertanya, kenapa hanya saya yang kena hukuman, jelas-jelas tadi bapak kan lihat ada anak baru yang telat juga?"

Dengan keberaniannya Lia bertanya kepada pak Surya mengenai pria tadi, karena Lia heran mengapa pria tersebut sangat diistimewakan, memangnya dia itu anak pejabat sampai segitunya,,,

"Kamu ini bukannya kapok sudah dihukum malah masih sama aja, kamu tahu dari semua daftar murid yang telat, itu hanya namamu yang hampir ada setiap Minggu." Tegur pak Surya pada Lia.

"Iya pak saya menyesal, maafkan saya. Saya berjanji akan berubah menjadi pribadi yang lebih baik." Jawab Lia sambil menunduk.

"Ya sudah, cepat kamu kembali ke kelas dan ikut pelajaran selanjutnya."

"Baik pak saya permisi, terima kasih."

Saat Lia sedang berjalan menuju kelasnya tiba-tiba Lia melihat sesosok pria yang sama dan sedang ada di depan pintu kelasnya bersama seorang guru, kemungkinan dia akan masuk juga.

Lia terdiam sejenak. Dan saat pria itu benar-benar masuk ke kelas yang di tempatinya itu, Lia pun berteriak dengan sangat kencang.

"Ya Allah,,,,,, apa salah hamba pagi ini kenapa hamba harus sekelas dengan makhluk ituu!!!!"

"Hamba mengaku salah karena telah mengambil cemilan di kantor pak kepsek tadi,,, maafkan perbuatan makhluk yang tidak berguna ini Ya Allah,,,"

avataravatar
Next chapter