webnovel

1

Elisa POV

Awan mendung menghiasi langit pagi ini. Alarm ku berbunyi, pertanda saatnya harus bangun. Tubuhku hanya menggeliat sesaat kemudian menarik selimut agar tidak kedinginan oleh AC kamarku. Sampai berapa detik kemudian suara teriak dari luar kamarku membangunanku dengan sempurna.

"Bangun, Sa, Nanti telat kuliah pertamanya." Teriak Mama ku dari luar kamar

"Iya, ma, udah bangun nih. Mau mandi dulu." Teriakku balik ke mama

Aku menyibak selimut dan berjalan menuju kamar mandi untuk mandi dan bersih-bersih diri. Selepas mandi aku menuju ke wardrobe ku dan memakai baju untuk kuliah beserta outer sebagai finishnya. Ku sisir rambut panjang ku dan ku ikat dengan rapi. Aku berjalan keluar kamar dan menuruni tangga. Menuju ruang makan. Papa, mama, serta kakakku sudah menunggu ku dengan lama.

"Mandi nya satu tahun, dek," keluh kakakku, Mas Andi yang baru pulang dari perusahaan papa. Oh ya papaku pengusaha yang punya perusahaan sendiri sehingga kakakku akan menjadi calon pengganti papaku setelah pensiun nanti.

"Tadi malam ngerjain tugas kuliah, kak, sampai larut makanya susah bangun, hehe" kataku sambil ketawa

"Yaudah sekarang kita makan dulu, ngobrolnya nanti lagi" papaku berceloteh

"Baik, Pa," kata aku dan Mas Andi bersamaan sambil menyantap masakan mama yang lezat.

Di kampus….

Aku berjalan dari parkiran motor. Aku termasuk anak yang tidak suka memamerkan kekayaan orang tua dengan naik mobil ke kampus. Papa selalu menyuruhku menggunakan mobil tetapi aku menolak karena memakai motor bisa menikmati udara segar dan juga tidak akan kena macet. Hari ini aku ada kelas pagi bersama Profesor Hamid yang terkenal sebagai dosen killer. Itu juga yang membuat aku semalaman tidur larut karena mngerjakan tugas yang diberikan olehnya. Beliau tidak suka ada mahasiswa yang terlamabat mengumpulkan tugas. Kalau sampai ada yang terlambat pasti tidak akn mendapat nilai dari beliau.

Sesampainya aku dikelas aku duduk dibarisan kedua kursi supaya bisa mendengarkan dengan baik. Dikelas itu, aku tidak memiliki teman karena aku tidak suka bergaul dengan yang lainnya dan terkenal introvert. Mereka juga mengira aku anak orang miskin yang mendapat beasiswa dikampus ini karena aku memakai motor butut. Kalau pun mereka tahu motor jenis yang aku pakai terbilang barang antik karena sudah langka sekali. Bahkan jika memperbaiki motor itu bisa mengeluarkan uang hingga jutaan rupiah. Papaku juga merupakan salah satu donator terbesar di kampus tapi aku yang meminta papa untuk tidak mengenalku ketika papa berkunjung ke kampus.

Beberapa menit kemudian, dosen killer itu masuk ke kelas dan semuanya mahasiswa yang belum duduk langsung mencari tempat duduk.

"Saya absen dulu yang berangkat hari ini siapa aja" kata Profesor Hamid

Profesor Hamid memanggil satu persatu nama mahasiswa yang ada dikelas itu termasuk aku. Kemudian menyuruh semuanya untuk mengumpulkan tugas.

"Kumpulkan tugas nya diatas meja dan buku halaman 113. Kita lanjut ke SKS berikutnya" kata Profesor Hamid

"Baik, pak " jawab mereka serentak

Mereka mengumpulkan tugas dan mengambil buku dari tas mereka. Pembelajara pun dimulai.

1 jam kemudian….

"Jangan lupa tugasnya dikerjakan. Besok kita ketemu lagi. Selamat siang" kata Profesor Hamid lalu melenggang keluar dari kelas

Aku bergegas memasukan buku ke tas dan berjalan ke parkiran untuk pulang.

Arief POV

Aku baru saja mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Aku mengambil cuti kuliah untuk pergi ke Paris bersama Papaku menjenguk Mama yang lagi sakit. Papa juga mengambil cuti dan mengalihkan semua pekerjaan CEO nya kepada tangan kanannya. Papaku adalah pemilik salah satu perusahaan besar di Jakarta. Karena mama kecelakaan hingga menyebabkan harus dirawat di Paris dengan pengobatan yang lebih bagus daripada Indonesia. Sopir yang bekerja pada keluarga ku lebih dari 20 tahun sudah menunggu di gerbang kedatangan bandara. Setelah melihat kami, beliau membawa koper ku dan juga oper Papa ke parkiran. Aku naik ke mobil bersama papa untuk pulang kerumah. Tapi karena Papa sudah banyak kerjaan yang menumpuk, beliau memutuskan untuk langsung ke kantor. Setelah mengantar Papa ke kantor aku dan sopir, Pak Sofyan pulang kerumahku.

Sesampainya di rumah, aku bergegas masuk dalam kamar dan masuk ke kamar ku untuk mandi karena sudah sangat lengket sekali. Setelah selesai mandi aku memakai baju dan lekas membuka ponsel karena di Paris aku sama sekali tidak memegang ponsel. Ada banyak sekali notifikasi dari grub gengku. Aku mendirikan sebuah geng untuk berkumpul bersama dengan teman-teman kuliahku. Aku juga terkenal most wanted di kampus karena ketampanan ku. Dari notifikasi itu kebanyakan membahas tugas-tugas yang sangat sulit dan banyak karena aku hampir 2 minggu di Paris. Karena besok aku sudah masuk kampus, aku bergegas ke meja belajarku untuk mengerjakan tugas agar tidak dimarahin Papa.

3jam kemudian….

Aku menggeliat karena seluruh ototku pegal akibat terlalu lama duduk dan mengetik di komputer. Aku mematikan komputer dan turun ke bawah untuk makan malam. Btw, kamarku ada dilantai 3 sedangkan kamar kedua orangtua ku di lantai 2. Sampai diruang makan ada Papa yang baru saja pulang dari kantor untuk makan malam bersama.

"Ngapain aja dikamar sampai 3 jam?" tanya papa

"Ngerjain tugas, Pa, tugasnya banyak karena 2 minggu aku cuti" jawabku

"Sudah selesai tugasnya?" tanya Papa lagi

"Udah kok. Ada beberapa yang jawabannya dikirim dari teman jadi tinggal edit aja" jawabku

"Jangan sering minta jawaban dari teman kamu, nanti kamu gak bisa-bisa lagi" kata Papa sambil menyantap makanannya

"Enggak minta, Pa, mereka yang kirim sendiri di grub" aku membalas perkataan Papa

"Ya walaupun mereka yang kirim sendiri tapi tetep kamu harus mikir sendiri. Papa udah mulai tua, nak. Setelah selesai kuliah Papa mau kamu menggantikan Papa di kantor sebagai CEO" pinta Papa

" Kan aku udah bilang dari dulu, Pa. Aku gak mau nerusin usaha Papa. Aku mau usaha sendiri dari 0" jawabku

"Iya, tapi kalau bukan kamu siapa lagi mau bisa menjadi pengganti Papa?" tanya Papa dengan nada agak tinggi

" Ya suruh kakak aja yang menggantikan Papa. Suruh kakak pulang ke rumah. Gak kasian kemarin Mama nanyain kakak terus" jawabku dengan emosi

"Bagaimana seorang anak berandalan seperti dia bisa menjadi CEO. Mengurus dirinya saja dia tidak bisa!" ketus Papa

Kakakku masuk salah satu geng yang sering membuat onar sana sini. Dia juga dikeluarkan dari kampus karena ketahuan memakai narkoba kemudian di penjara. Setelah keluar, Papa mengusir nya dari rumah .

Aku yang sudah malas dengan pembahasan ini melangkah ke garasi.

" Aku pergi dulu, Pa. mau nongkrong sama temen-temen" kata ku dengan sedikit menahan emosi

"Jangan pulang malam-malam dan jangan narkoba" pinta Papa

"Iya, Pa. aku gak bakalan narkoba kok" kataku lagi

Setelah kakak ketahuan mengkonsumsi narkoba, Papa sangat over protektif kepadaku untuk tidak memakai narkoba. Dari kejadian kakakku, saham diperusahaan Papa turun drastis sehingga Papa sangat susah payah menaikan saham lagi. Tapi untungnya saat ini saham perusahaan Papa stabil. Waktu di Paris kemarin, Papa juga bekerja sama dengan salah satu perusahaan ternama di Paris. Aku tahu sekali, Papa setiap hari begadang untuk mngerjakan pekerjaan kantor supaya saham nya kembali naik dan itu berhasil. Papa gak mau sampai pengobatan Mama berhenti.

Sampainya di cafe tempat berkumpul dengan teman-temanku, mereka sudah ada dicafe itu dan memesan minuman.

"Muka loe kusut banget sih, Rief, ada masalah apalagi sekarang?" tanya salah satu temen ku

"Biasalah. Berantem sama Papa lagi. Bahas CEO lagi" jawabku

"Ya bokap loe itu kayak gitu karea elu yang bisa diandelin. Toh apa susahnya sih. Kan elo juga udah kuliah jurusan bisnis, tinggal praktekin doang" temenku yang lain mulai bicara

"Iya, gue tahu tapi kan gue dari dulu gak pernah minat masuk jurusan bisnis, cuman Papaku aja yang nyuruh gue masuk" jawabku lagi

"Yaudah, sekarang gak usah bahas masalah loe lagi. Kita disini mau seneng-seneng kan?" kata temenku yang lain lagi

"Iya bener, aku mau pesan Americano aja" jawabku

Mereka saling bercerita-cerita dan juga tertawa. Aku suka kalau sedang berkumpul bersama mereka. Seperti masalahku agak sedikit terselesaikan.

Pukul 11 malam aku baru pulang dari cafe. Waktu masuk ke dalam rumah, Papa sudah menunggu di ruang tamu.

"Cepat masuk kamar dan langsung tidur. Besok kamu harus berangkat kuliah" nasehat Papa

"Iya, Pa. Selamat malam,Pa" sahut ku

Papa hanya diam saja sampai aku masuk kamar. Memang kebiasaan jika Papa sedang menahan emosi, hanya berbicara seperlunya dan lainnya hanya diam saja. Aku dan Mama sudah sangat hafal sekali dengan sifat Papa yang satu ini. Terlebih lagi sejak masalah kakakku yang begitu banyak.

Aku berganti pakaian dengan baju tidur dan langsung merebahkan diri ke kasur king size sambil menatap langit-langit kamar. Harum maskulin semerbak menusuk hidungku dan memikirkan sampai dimana hidupku nanti. Lambat laun karena mulai mengantuk, mataku menutup dan aku terlelap tidur.