28 27. FIFA

Kurnia tidak bisa menunggu sampai hari Sabtu. Apalagi hari Minggu.

Bocah itu sudah lelah berpura-pura tidak sadar.

Ini terasa salah, tapi—tsk.

Persetan, persetan.

Kurnia tidak tahu kalau sedari tadi Kesha menperhatikan tingkahnya yang meremas-remas jemari sendiri.

"Kur, lo ingin bilang sesuatu?"

Kurnia mengangkat wajahnya untuk menatap Kesha sejenak. Terdiam.

Lihat 'kan. Gadis itu bahkan bisa tahu isi pikirannya hanya dengan melihat tingkahnya. Jadi kenapa Kurnia tidak fokus untuk menyukai gadis ini saja?

Kesha manis, bijak, tidak suka andil dalam keributan, kalem, adem, dan tidak suka menuntut. Tipikal idaman, jelas.

Jadi, kenapa gue nggak waras, sih? sungut Kurnia dalam hati.

Ini tidak benar.

Kurnia menghembuskan napas. Ia mengangguk kecil. Ya, dia memang ingin mengatakan sesuatu sejak tadi.

"Kesh, gue rasa gue suka orang lain."

.

.

.

"Woooh, lo main belakang, Kur?"

"Kalian mau putus?"

.

.

.

Sempak Ultramen.

.

.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter