20 19. Crap, Shoot, Damn!

Kurnia menimang-nimang ponselnya. Mempertimbangkan apakah ia akan menelepon Kesha atau tidak. Layar televisi yang masih memproyeksikan tampilan game diabaikan.

Gimana, ya?

Kurnia tidak ingin membuat Kesha merasa terganggu dan terlalu diawasi—tapi ia benar-benar ingin tahu apa yang dibicarakan Aristo dengan gadis itu kemarin di depan kelasnya.

Kurnia bergelut lama di pikirannya. Denting bel rumah yang mendadak bergema membuat lamunannya buyar.

Kurnia dengan malas-malasan bangkit dari sofa dan berjalan menuju pintu depan. Ia membuka pint—

.

B l a m.

.

.

Kurnia mengunci pintu. Lalu mengumpat.

Kewaspadaannya pasti turun karena bajingan itu sudah cukup lama tidak berkunjung ke rumahnya. Tapi syukurlah refleks Kurnia bagus. Pintu masih terbuka lima senti dan ia langsung bisa mengenali siapa orang dengan seragam putih abu-abu yang berdiri di luar.

.

.

Tok-tok-tok.

.

.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter