1 Prolog

Pernakah kau mempunyai mimpi yang indah mimpi yang selalu membuatmu bahagia. Saat kau memejamkan matamu kau bisa merasakan sebuah sentuhan hangat dari seseorang.

Tapi sayang mimpi itu perlahan hancur yang tersisa hanyalah Air mata, penyesalan, semua perasaan bercampur aduk tapi tidak dengan kebahagian.

Malam ini dia hanya bisa mengurung dirinya dikamar. Membentangkan tangan dikasur menatap langit-langit kamar tanpa hiasan sedikitpun hanya terlihat polos bernuansa putih.

Terkadang dia berfikir keluarganya terlalu banyak menuntut ditambah lagi orang yang dia sayang memberikan sebuah bunga berduri.

Selama bertahun-tahun hidup dengan keluarga yang berantakan. 10% hanya 10% kasih sayang yang ada.

"hahahaha... Dunia ini memainkan leluconnya. Pertama Keluarga ini yang kedua dia menghancurkanku. Dia menghancurkanku!!! Perlahan butir-butir Air terus mengalir membasahi pipinya hingga terlihat bengkak.

=================================

" Selalu saja kau bangun siang lihat ini sudah Jam berapa. Dan tidak Ada makanan di atas meja, kau itu akan menikah nanti kalau kau seperti inii terus rumah tangga kau akan hancur" oceh seorang wanita yang menginjak umur 40 tahun.

" terus saja nyumpahin anakmu ini" kata-Kata itu yang pastinya hanya dikatakan dihatinya.

Rasanya sesak sekali ketika orang tua bicara buruk seperti ini. Gadis itu langsung pergi kesekolah tanpa menghiraukan perkataan wanita 40 tahun itu.

Memakai baju abu-abu lengkap dengan androk panjang dan tas selempang. Rambut yang terurai dibawah sinar matahari memberikan kesan yang cantik.

ya walaupun dia sudah keluar dari rumah itu suara orangtuanya masih kedengaran mengoceh.

Kata-kata itu hanya membuatnya putus asa dan mengalami mood yang buruk.

Saat dikelas dia hanya duduk diam melamun dan beberapa detikpun hpnya berbunyi.

" Hallo...

" Kantin yuk lapar nih....

" ok.

Gadis itu beranjak tampak lesu tidak bersemangat. Dia kekantin bersama sahabatnya Charlin Justin Imbrat, hanya dia sahabat terbaiknya.

" Hei.. Ada apa denganmu" tanya Charlin penasaran karena melihatnya tampak lesu.

" Biasa Lin" jawabnya males.

" ayolah Clara lupakan Masa lalumu itu" ucap Charlin..

Yups, gadis itu bernama Clara Serpia. Gadis yang cantik, kulitnya putih, tubuhnya yang kurus karena banyak pikiran, rambut yang berwarna hitam lurus, matanya yang membuat sejuk siapapun yang menatapnya.

Saat ini mereka ada dikantin dan keadaannya tidak terlalu ramai karena hari masih pagi.

" Bi makanan seperti biasa aku dan Clara" ucap Charlin pada bibi kantin. Mereka berdua adalah pelanggan setia di kantin tersebut.

Clara menumpangkan dagunya pada Kedua tangannya. Mengempaskan nafas dengan kasar dan hanya bisa meratapi nasib.

"Cla lupain saja semuanya pasti Allah akan membalas mereka kok." ucap Charlin menenangkannya.

" Itu tidak akan terjadi mereka sudah keterlaluan Lin." jawabnya ketus.

Lantas kau bagaimana lagi hah kau sudah mengancamnya tapi malah dia mengancammu balik Dan sekarang lihat lagi-lagi kau akan kesal sendiri dan terus merengek padaku !!! Clara hanya cemberut mendengar perkataan sahabatnya ini.

Charlin tidak bisa menahan emosinya bagaimana bisa sahabatnya satu ini jadi korban. Ada saatnya untuk membalas tapi tidak sekarang dengan nyalinya yang lemah. Charlin tidak abis fikir laki-laki itu berani berbuat tapi tidak mau bertanggungjawab.

Makananpun datang mereka berdua makan dalam diam. Setalah itu mereka kembali ke kelas.

Clara Serpia menginjak umur 19 tahun. Dia gadis yang sederhana, menyukai kedamaian, gadis yang tidak pernah lelah untuk bicara, gadis yang sangat mudah bergaul.

Keadaan dikelas memang seperti pasar tapi sekarang sunyi senyap karena guru kaprodi masuk.

Tap.. Tap.. Tap.. Suara sepatunya yang menggema disetiap langkahnya. Guru itu memasukin kelas dan langsung duduk meletakan bukunya di atas meja. Dia memperhatikan semua murid dengan teliti. Mereka yang diperhatikan hanya menelan ludah saja.

Minggu depan akan diadakan ujian kelulusan.

Persiapkan diri kalian sendiri jangan terlalu banyak tingkah. Ingat ujian ini sangat penting untuk kalian.

Bu sintia adalah guru kaprodi sekaligus guru Akuntansi sekaligus guru killer disekolah Ini. Hari ini adalah pelajarannya Akuntansi Keuangan, suasana kelas sunyi dan semua murid mendengarkan dengan baik.

***

Clara Pov

Betapa menyakitkan saat melihat orang yang kita sayangi sedang tertawa bahagia sedangkan aku hanya bisa menahan sakit hati.

Saat perjalanan pulang aku mampir ke indomaret tidak jauh dari sekolahanku. Kami berpapasan disana hanya saling melirik setelah itu memalingkan muka.

Entahlah dia yang salah tapi aku tidak berdaya sekarang. Aku hanya menahan air mata yang mencoba menerobos keluar rasanya hancur sangat hancur.

Aku perlahan pergi dari sana dengan perasaan kecewa. Tidak berapa lama bus datang dan semua siswa masuk termasuk aku.

Apalah daya bagi yang tidak mempunyai kendaraan sendiri. Setiap hari harus menunggu bus itupun kadang sering terlambat saat datang ke Sekolah.

Aku hanya diam kejadian dulu masih segar dalam ingatanku. Dulu kami berdua bahagia tapi sekarang terlihat seperti orang asing.

*****

Clara turun dari mobil dan harus berjalan kaki untuk sampai kerumahnya. Selama itu dia hanya melamun tatapannya benar-benar kosong.

Gadis yang begitu malang sudah disakiti oleh orang yang dia sayang, saat sampai kerumah dia harus melihat dan mendengar perkataan yang membuatnya sakit.

" Kau itu kepala rumah tangga masa dari pagi sampai sore kau baru dapat 30 ribu. Keperluan dirumah ini banyak mau diapakan uang sedikit ini." teriak seorang wanita yang menginjak usia 40 tahun. Wanita itu dipenuhi dengan emosi.

" Kau ini hanya bisa protes apa susahnya menerima uang itu. Kau pikir mencari uang itu mudah!! Ucap seorang laki-laki yang meginjak usia 48 tahun.

" Kalau seperti ini lebih baik kita bercerai aku sudah tidak tahan lagi hidup menderita denganmu!! Kata-kata itu berhasil membuat Clara marah

" Ayah! Ibu! Apa kalian bisa berhenti bertengkar" Clara tidak bisa lagi Menahan emosi setelah mengatakannya dia langsung pergi ke kamar.

Ya, mereka adalah orang tua Clara. Hampir setiap hari mereka bertengkar karena masalah ekonomi yang tidak berkecukupan.

Clara hanya bisa menangis Sekarang setiap hari rumah ini diisi oleh tangisan dan amarah.

" Hiks... hiks.. Kkenapa kau tidak adil padaku tuhan. Kau tidak adil kenapa kau memberikan cobaan ini hiks...hiks.. aaku tidak sanggup lagi" Clara hanya bisa menangis dalam diam.

Pertengkaran kedua orang tua Clara masih berlanjut sampai kedengaran suara benda yang dilempar.

Clara menutup kupingnya karena tidak tahan lagi. Setelah itu terdengar suara hp berbunyi ting... Clara mengambil hp itu dan saat dilihatnya isi pesan tersebut, butiran air tersebut semakin deras membasahi pipinya.

Menangislah jika itu membuatmu tenang. Terkadang berpura-pura bahagia itu menyakitkan.

Pejamkan matamu tariklah nafas dengan perlahan lalu hembuskan percayalah itu bisa membuatmu legah.

avataravatar