1 Salam Kenal

Ansel adalah seorang anak laki-laki tampan, yang memiliki keinginan kecil untuk menjadi seseorang yang begitu berguna bagi bangsanya sendiri, tanpa harus ada keterlibatan dari keluarga besarnya dalam mewujudkan keinginannya

Ansel, anak yang begitu sensitif dengan perjanjian.. karena ia tau perjanjian tersebut hanya lah sebuah permainan perasaan agar yang di janjikan bisa bahagia tapi belum tentu bahagia apabila janji itu diingkari

"Halo Aku Ansel Deon H. Aku Ans siswa pindahan tahun ini… salam kenal" ucap seorang anak laki-laki

"Perkenalan yang singkat"

"Wajah tampan, tapi tatapan seperti tidak memiliki hasrat kehidupan"

"Kurasa dia mau bergabung dengan geng kita"

"Sepertinya calon siswa famous"

"Benar-benar tidak asik, perkenalan yang menimbulkan banyak rasa penasaran"

Begitulah respon dari semua siswa di kelas baru Ansel, Ansel yang memiliki pendengaran tajam itu pun hanya menatap datar ke arah teman teman barunya itu.. dan melewati beberapa bangku yang diisi oleh beberapa siswa tanpa mengatakan permisi sedikit pun..

"Gak sopan banget sih jadi anak baru"

"Iya tuh, main nyelonong, nyelonong aja"

Lagi-lagi Ansel mendengar ocehan ocehan tak bersahabat dari teman teman barunya itu..

"Anak-anak sekarang kalian buat kelompok, masing-masing anggotanya terdiri dari 3 atau 4 orang.. untuk pembagian materi kali ini, kalian harus mempresentasikannya bersama teman sekelompok kalian, kalian bebas memilih kelompok kali ini.." ucap sang guru menjelaskan

"Yey.. gw bisa sama lo lagi deh"

"Yah bu, gak adil.. nanti yang pintar pasti ngumpul semua"

"Ngeles dia bu, biar bisa enak enakan gak ikut kerja.. makanya kayak gitu"

Ansel yang mendengar suara kebisingan dari teman temannya itu hanya bisa menggeleng kepala…

Sekolahnya saat ini dengan sekolahnya yang lama.. sangat lah berbeda, sekolahnya yang lama sangat disiplin dan begitu patuh dengan perintah para guru, sedangkan di sekolahnya yang sekarang sangat berisik, mungkin jika bisa dibandingkan, perbandingannya itu antara desa dan kota…

Di sekolah yang lama tidak sama sekali ada kelas yang seberisik kelas Ansel dan kelas lainnya yang ada disana.. maka dari itu Ansel bisa membandingkan bahwa kelasnya yang dulu sangat tenang seperti tinggal di pedesaan dari pada kelasnya yang sekarang seperti tinggal di perkotaan..

"Sudah sudah jangan berisik.. kali ini ibu tidak mau dengar keluhan apapun, intinya kalian harus membuat kelompok dan menyelesaikan tugas yang ibu berikan ini bersama kelompok kalian, dan untuk yang tidak mendapatkan kelompok.. segera mungkin hubungi ibu" ucap sang guru kemudian pergi keluar dari kelas itu

Bel istirahat pun berbunyi..

Ting... Dong..

"Para siswa silahkan gunakan waktu istirahat kalian dengan baik" -audio sekolah

"Hei Ans.. Kalau disuruh istirahat ya istirahat, malah belajar" sindir salah satu teman sekelas Ansel

"Eh tunggu.. itu buku best seller Ducan Evans kan? Ans kamu suka baca novel juga?" tanya teman di bangku sebelahnya.. terkejut melihat buku best seller yang dibaca Ansel

"Duh jodoh banget ya kalian.. sama-sama kutu buku ternyata" sindir orang itu lagi

"Eric diem deh, lo itu ya.. suka banget gangguin orang bermesraan" ucap seorang siswi yang baru saja datang dari kantin sambil membawa makanannya seperti biasa

"Yaampun Qamra, lo itu ya.. kan udah ada aturannya gak boleh makan dikelas, masih aja bawa makanan ke kelas" kesal Eric pada perempuan yang tadi menyuruhnya diam

"Duh ribut banget sih lo berdua, tiap hari makin kayak tom and jerry" ucap seorang siswi yang tadinya asik ikut membaca novel yang dibaca oleh Ansel

Membuat Ansel terkejut, tadi saat berbicara dengan dirinya.. perempuan di sebelahnya itu sangat sopan dan terlihat seperti cupu dari luar penampilannya.. dengan kaca mata dan rambut yang di kepang satu

Benar-benar ya "don't judge a book by it's cover" begitulah isi dari pikiran Ansel

"Eh Ans lo kenapa kayak kaget gitu?" tanya Eric

"Ah enggak kok.. gak kenapa" ucap Ansel kelabakan saat di tanya oleh Eric

"Gak usah kaget gitu Ans, Kalika emang gitu.. fake nerd di sekolah ini.. tentunya bukan satu-satunya fake nerd, ada sekitar 20 orang fake nerd yang ada di sekolah ini, dari tingkat adik kelas dan juga kakak kelas kita.. kalau untuk siswa ditingkat kita itu, Kalika dan salah satu siswi lagi dari kelas istimewa" jelas Qamra

"Kelas istimewa?" tanya Ansel dalam hati

"Ans? Lo bingung ya? Mending deh kita ajak aja Ans ke kelas istimewa selagi masih istirahat" ucap Eric pada kedua temannya itu karena melihat kebingungan dari tampang wajah Ansel

"Eh?" Begitulah reaksi Ansel

"Gw masih makan, kalau gw bawa kesana.. nanti kena strap gw dari kak Elga" ucap Qamra sambil memakan makanannya

Eric, dan Kalika pun hanya bisa menggelengkan kepala..

"Sebenernya nih Ric gw pengen ngajak Ans keliling perpus sih, cuman gw juga baru sadar.. kalau Ans bukan dari kelas istimewa, tapi dengan kebetulan lo pengen nunjukin ke Ans apa itu kelas istimewa jadi ya let's go deh" ucap Kalika dengan sangat antusias

Ansel yang melihat itu pun hanya bisa tersenyum miris..

Dalam pikirannya, sudah pasti ketiga temannya ini merupakan bagian dari siswa siswi kelas istimewa

Kini ketiganya sudah berada di gedung yang berbeda dari gedung kelas mereka.. gedung yang sangat tinggi dan berbeda dari gedung kelas lainnya

"Ini gedung milik sekolah?" tanya Ansel membatin

"Bentar, gw lupa bawa kartu tanda pengenal lagi" ucap Eric saat ingin membuka pintu gerbang pembatas gedung itu dengan gedung kelasnya

"Gw bawa kok.. santai aja, gw tau lo tipikal orang yang sangat ceroboh.. alih alih buat ngejaga energi gw.. jadi gw kemana mana selalu bawa kartu pengenal ini deh" ucap Kalika sambil menatap sombong ke arah Eric, yang di tatap pun hanya bisa mendengus kesal

Tring…

"Tuan putri silahkan masuk" -audio sekolah

"Tuan putri?" beo Ansel spontan membuat kedua temannya saling pandang dan tersenyum simpul

"Pintu gerbang ini hanya bisa di akses oleh tuan muda dan tuan putri di sekolah ini.. tuan muda merupakan seluruh siswa laki-laki yang memiliki akses masuk ke kelas istimewa, kelas istimewa saat ini diisi oleh 19 orang, 10 orang siswa permanen dan 9 siswa yang akan permanen saat kelas 3 nanti" jelas Eric dan Ansel hanya bisa manggut manggut

"Dan untuk tuan putri tentunya akses dari siswi perempuan seperti ku, dan tentunya aku dan Eric merupakan siswa siswi non permanen.. maka dari itu kami masih mengikuti pembelajaran di kelas yang sama denganmu" ucap Kalika menjelaskan bagian lain dari Eric kepada Ansel

avataravatar
Next chapter