8 Pemikiran

Setelah kedatangan Victoria bersama Qamra ke mansionnya saat itu.. Ansel berpikir bahwa sebentar lagi teman temannya akan mengetahui siapa sebenarnya dia.. karena di sekitarnya selalu di kelilingi siswa siswi dari kelas istimewa di sekolahnya itu..

"Ansel, mama papa pulang" ucap sang bunda memasuki mansionnya yang terlihat sepi itu..

Ternyata oh ternyata.. ayah dan bunda Ansel pulang bertepatan dengan akhir masa skorsing putra kesayangannya itu..

Tak ada sahutan sedikitpun dari arah kamar Ansel membuat sang Bunda berniat masuk ke kamar putranya itu

"Maaf nyonya.. tuan muda sudah berangkat ke sekolah hari ini" ucap salah seorang maid di mansionnya itu

"Eh benarkah? Liaaamm!!!" kagetnya langsung teriak ke arah Liam suaminya yang sedang duduk santai di kursi tamu sambil membaca majalah harian..

"Kenapa sih, baru juga sampai udah main teriak-teriak, nanti aja kalau udah malem… lebih fresh dan lebih enak di dengar" sahut Liam asal membuat beberapa maid yang sudah mulai melakukan aktivitasnya terkikik geli

"Apaan sih kamu! Udah tau mansion ini sekarang di isi banyak orang.. ngomongnya masih gak bisa di saring gitu, malu tau" ucap sang istri lalu masuk ke kamar nya tidak lupa mengunci pintu kamarnya agar Liam tidak bisa menyusul

"Nyonya ngambek tuh tuan" ucap seorang maid sembari menyediakan kopi pada Liam

"Biasa itu bulanan mungkin.. ini juga pulang karena dia yang ngerengek kangen tuan mudanya" ucap Liam berbincang santai dengan maidnya itu

Para maid yang lain pun hanya bisa tersenyum dengan sikap Liam.. yang sama sekali tidak pernah menjaga jarak dengan para maidnya sekali pun di mansion ini dia adalah sosok Rajanya…

"Tuan tidak merindukan tuan Ansel?" tanya seorang maid iseng membuat beberapa maid disana menghentikan aktivitasnya untuk mendengar jawaban dari Liam

"Aku? Jelas, dia anakku.. dan aku adalah ayahnya, setiap orangtua apalagi seorang ayah pasti selalu merindukan anak-anaknya" ucap Liam lagi lagi santai

Para maid pun tersenyum senang mendengar hal tersebut secara langsung dari Liam sendiri.. dan diam diam salah seorang maid yang tidak sengaja mendengar pembicaraan itu.. merekam apa yang dikatakan oleh Liam

"Huft..." helaan nafas panjang keluar dari mulut Liam pertanda ia sudah bosan dengan aktivitas membacanya..

"Sudah jam berapa ini?" tanya Liam pada para maidnya yang sibuk di dapur..

"Sudah pukul 12.00 siang tuan, apa tuan membutuhkan sesuatu?" tanya salah seorang maid menghampiri Liam

"Tidak, Ansel biasanya pulang jam berapa?" tanya Liam sambil membolak balik majalahnya yang sudah sempat ia baca

Para maid terkejut bukan main.. sebelumnya tuannya itu tidak pernah menanyakan kapan Ansel pulang, atau mungkin pukul berapa Ansel sampai dirumah..

Dan saat ini, tiba-tiba Liam bertanya begitu otomatis membuat para maid terkejut

"Tidak biasanya" batin mereka bersamaan

Liam yang mendengar ucapan batin para maidnya itu hanya dapat tersenyum tipis..

Seburuk itukah dia selama menjadi ayah untuk Ansel? Pikirinya..

"Emm random tuan" ucap salah seorang maid asal bicara

"Heh kok random" kaget teman disampingnya yang mendengar itu

"Eh emm.. maaf-maaf, maksud saya tidak menentu tuan, terkadang pukul 11.00 siang, terkadang juga pukul 16.00 sore" ucap maid itu meralat ucapan sebelumnya

"Kenapa selama itu.. memangnya peraturan sekolah harus pulang sekitar jam segitu" batin Liam

"Yaelah pak.. bapak itu pemilik sekolahnya masa enggak tau aturan jam sekolahnya sampai jam berapa" ledek sang istri membatin, yang sudah keluar dari kamarnya karena bosan tidak di hiraukan Liam

Liam yang menyadari itu hanya bisa memutar malas bola matanya…

"Liam, ayo main ke sekolah kamu.. liat perkembangan Ansel disana gimana setelah skorsing, apa mungkin dia di bully atau di kecam oleh siswa siswi disana.." ucap sang istri asal

Membuat Liam kaget, mungkin kah putranya akan di bully? Seperti anak anak yang biasanya terkena skorsing di sekolahnya itu? Tapi di sekolaj itu sudab ada pemberantas bully.. yaitu Eliot dan Erick, bahkan Ansel juga bisa mengatasi pembullyan

"Jangan mikir sembarangan, sekolah sebagus itu enggak mungkin ada pembullyan di dalamnya.. jangan bikin aku coba coba turun tangan di sekolah itu deh, lagi pula Danish udah jadi BK nya disana" ucap Liam menatap malas sang istri

"Lagian kamu sebagai pemilik sekolah enggak pernah turun ngeliat perkembangan siswa siswi kamu kan? Siapa tau karena Ansel enggak buka identitas dia jadi di setarain sama anak anak biasa yang suka buat onar apalagi pernah di skorsing" ucap sang istri dengan nada serius kali ini

Liam terus berpikir jengah, mungkin kah? mungkin kah akan seburuk itu Ansel diperlakukan di sekolahnya sendiri..

Tidak, di sekolah kakeknya saja dia tidak di usik.. sebaliknya juga harus seperti itu jika bersekolah di sekolah ayahnya kan?

Pikir Liam terus berperang dengan isi hati dan otaknya..

Sang istri yang melihat itu hanya dapat tersenyum puas.. karena ke khawatiran yang tercetak jelas pada raut wajah Liam yang memikirkan situasi yang akan terjadi di sekolah miliknya itu jika ada seorang siswa terkena skorsing

Ini memang pertama kali bagi Liam.. kedapatan siswa yang bisa di skorsing.. belum lagi siswa itu adalah anaknya sendiri..

Sekolah yang didirikan Liam memang tidak pernah melakukan skorsing kepada siswanya, karena tidak pernah ada masalah yang begitu rumit, seperti masalah Ansel..

Karena jika tidak D.O / pemecatan siswa, pasti siswa itu akan di beri hukuman ringan seperti mengerjakan tugas yang hampir sama dengan bentuk skripsi

"Hufhtt… ayo ke Chasel" ucapnya setelah usai berdebat dengan pemikirannya sendiri

Hal itu membuat sang istri senang bukan main..

"Sungguh? Wow, kau ayah dan suami yang baik.. aku tunggu di mobil" ucap sang istri berjalan lebih dulu dengan langkah cepat menuju mobil mereka

Para maid yang menyaksikan drama kecil dari tuan dan nyonya nya itu hanya bisa menggeleng kecil dan tersenyum…

Moment ini sangat langka bagi mereka, karena kalau tidak ngidam Liam tidak akan mungkin mau mempertimbangkan permintaan-permintaan dari sang istri..

Eh apa? Ngidam?

Para maid langsung saling bertatap tatapan.. setelah suara mobil Liam menghilang…

"Apa mungkin, nyonya sedang ngidam?" batin mereka bersamaan..

Lalu tersenyum simpul… dan kembali dengan aktivitasnya mereka

"Enggak mungkin nyonya ngidam, masa iya ngidam minta liat perkembangan sekolah" ucap salah seorang maid di kamarnya sedang beristirahat

Tentu maid itu adalah Kley.. yang sedari tadi merekam serta mendengar diam diam.. pembicaraan teman-teman maidnya, tuan serta nyonya nya itu…

"Jika nyonya benar-benar ngidam, Ansel D pasti akan senang mengetahuinya..." batin Kley

avataravatar