6 Ego

Ansel, Kalika dan Erick begitu terkejut setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Danish terkecuali para sepupu Ansel itu dan Qamra yang hanya bisa diam membisu.

"Enggak!!!" teriak Ansel tiba tiba membuat semuanya terkejut dan berpaling ke arahnya

"Jangan seperti itu kumohon" ucap Ansel dalam keresahannya setelah mendengarkan perkataan Danish yang ingin mempertimbangkan saran dari Eliot

"Ans…" lirih semua sepupunya itu

Qamra, Kalika dan Erick hanya bisa menatap bingung perlakuan Ansel

"Jangan seperti itu ku mohon, jangan lagi.. jangan karena aku anak baru di sekolah ini, kalian melindungi ku.. jika aku salah, hukum saja, peringatkan saja, jangan bawa bawa orang lain yang terlibat maupun tidak terlibat" ucap Ansel lirih menahan emosinya

"KAU PIKIR KAMI MELINDUNGI MU? KAMI MELINDUNGI PRIVASI KELAS ISTIMEWA BUKAN MELINDUNGI ANAK BARU SEPERTIMU" bentak Eliot mengikuti permainan peran dari Ansel yang sebenarnya memang ingin meledak saat itu juga

"ELIOT!" bentak Danish membuat semuanya tersentak

Semuanya menjadi diam membisu, raut wajah kesedihan, amarah dan ketakutan saat itu langsung lenyap menjadi tegang

Terutama untuk para siswa siswi kelas istimewa, mereka begitu tegang saat ini.. apalagi Eliot, dia sampai tidak bisa mengatur nafasnya dengan baik melihat langkah Danish mendekatinya

"Pergi sekarang juga" ucap Danish berbisik kepada Eliot yang sudah mati ketakutan

Dia tau bahwa Danish sedang tidak bercanda maupun mengikuti permainan peran dari Ansel

Ansel yang juga menyadari itu langsung memberanikan diri untuk berucap kembali..

"Panggil saja Ayahku, dan berikan aku skorsing sampai waktu yang ditentukan.. lalu lupakan masalah ini, lagi pula hanya kita yang mengetahui permasalahan ini, ku mohon Mr."

ucapan Ansel membuat langkah Eliot terhenti saat ingin membuka pintu dan keluar dari ruangan itu

Semua sepupunya yang mendengar itu pun hanya bisa menghela nafas kasar, melihat Ansel terus melancarkan aksi berbohongnya itu

Setelah mengumpulkan setengah dari siswa siswi kelas istimewa itu.. Danish pun ikut mengambil jalan tengah yang ditawari oleh Ansel, biarpun itu sangat berat untuk dilakukan…

Setelah perkumpulan mereka di ruangan Danish, kini mereka semua berkumpul di mansion besar milik keturunan Ansel Hartigan

"Hi Ansel" ucap Stella menyapa adik sepupunya itu yang masuk ke mansion dengan wajah tidak bersahabat

Stella terkejut melihat sepupunya yang lain juga mengikuti langkah kaki Ansel memasuki mansion

"Hi kak.."

"Stell"

"Hai"

"Permisi"

"..."

"Siang stell"

Begitulah sapaan sapaan dari sepupu sepupunya yang sudah masuk ke dalam mansionnya itu

"Kalian tumben banget kesini" tanya Stella mencairkan suasana hening yang terjadi di ruangan keluarga itu

"Ngikutin si puzzle" ceplos Eliot membuat semua yang di ruangan itu tergelak

"Apaan sih, siapa juga yang suruh kalian ikutin aku.. sana pulang, kalian kan…

"Kan apa Ansel?" tanya sang ayah memotong ucapan Ansel

Bukannya menjawab pertanyaan sang ayah.. Ansel melempar balik pertanyaan ayahnya, membuat ruangan itu kembali tegang

"Tuan baru pulang?" 

Semua sepupu Ansel tau bahwa ayah dan anak itu tidak pernah terlihat akur di dalam Mansion sang kakek

"Halo semuanya.. kalian apa kabar? wah wah ada tuan muda Ansel D rupanya" sapa seseorang yang baru keluar dari ruang kerjanya

Ayahnya juga tidak menjawab pertanyaan Ansel dan berjalan mendekati orang yang baru saja keluar dari ruang kerjanya itu

"Li kenapa mereka berkumpul?" bisik orang itu pada Liam

"Itu Ansel bermasalah di sekolah kak.. aku mau bersih bersih dulu, kakak sidang aja mereka gantiin aku sebentar" ucap Liam pada seseorang yang merupakan kakaknya itu

Ansel yang melihat ayahnya akan memasuki kamar pribadinya itu bangkit dari duduknya ingin menyusul

Namun dihentikan oleh pamannya

"Jangan ganggu Liam, Ansel.. mari selesaikan masalah mu" cegat sang paman sambil menepuk pundak Ansel

Ansel yang tau arah pembicaraan sang paman hanya bisa mematuhinya

Setelah membicarakan permasalahan yang sempat di perbuat oleh Ansel semuanya pun membubarkan diri.. begitu pun dengan Ansel yang memilih untuk kembali ke mansionnya tanpa sang ayah

Sesampainya di mansion, Ansel langsung menuju ke kamarnya.. tanpa menghiraukan para maid yang menyapanya seperti biasa..

Para maid-maid itu merasa Ansel sepertinya sedang dalam masalah yang rumit.. sehingga tidak menghiraukan keberadaan para maid-maidnya itu

Seorang maid yang mengetahui perubahan sikap Ansel itu pun memberanikan diri masuk ke kamar Ansel

"T-tuan Muda" panggilnya

"Emm.. ada apa Kley" ucap Ansel menjawab panggilan salah seorang maidnya itu

"Mau ku buatkan milkshake spesial?" tawar anak maid itu

"Tidak usah, aku sedang ingin sendiri.. jangan menggangguku Kley" ucap Ansel kemudian menutupi dirinya dengan selimut tebal kesayangannya itu

Kley yang merupakan seorang maid itu hanya bisa menghela nafasnya, karena tidak pernah bisa bantu meringankan beban masalah yang di pikul oleh Ansel

Cklekkk..

"Eh Kley"  kaget bunda Ansel melihat Kley keluar lagi dari kamar Ansel

"Ohh nyonya.. maaf, aku tadi hanya menawarkan minum untuk tuan muda" ucapnya kelabakan

"Aaa.. begitu rupanya, panggil aku ibu Kley, jangan sungkan… lagi pula Ansel selalu menganggapmu sebagai saudaranya sendiri, dan seharusnya kamu tidak perlu manggil dia tuan muda lagi" ucap bunda Ansel sambil mengelus pelan kepala Kley

Kley yang mendapatkan perhatian seperti itu hanya bisa menahan perasaan gembiranya..

Kediaman keluarga kecil Liam memang tidak pernah membanding kan status para maid, itu akan berlaku jika ada kumpul keluarga besar hartigan yang di gelar di kediaman Liam

"Hei Kley, bahagia sekali? Apakah kamu dapat bayaran tambahan dari tuan Liam?" ledek salah satu maid 

"Ahahahah… seorang maid berteman dengan tuan muda Ansel itu tidaklah mungkin hahahaha.. kamu pasti baru saja diusir oleh…

"Kley" panggil Ansel tiba tiba menyela pembicaraan para maidnya itu

"T-tuan Ansel" ucap kelima maid yang umurnya terpaut 2 tahun diatas Ansel dan Kley

"Kley ikut aku sekarang" ucap Ansel lagi…

"I-iya tuan muda" sahut Kley mengikuti kepergian tuannya itu tanpa berpamitan dengan maid lainnya

Kley menghela nafasnya gusar.. bingung harus berbicara apa dengan tuannya itu yang sedari tadi mengajaknya berkeliling taman di belakang mansion yang begitu luas

"Kley lelah?" tanya Ansel memecahkan keheningan di antara dirinya dan Kley

"Tidak" jawa Kley singkat dengan terus berjalan di belakang Ansel

"Pantas saja.." ucap Ansel menggantungkan kata katanya

"Pantas apa?" tanya Kley merasa di gantung oleh perkataan Ansel

Bukannya menjawab dan melanjutkan ucapannya Ansel malah terus berjalan menuju ke arah pintu keluar.. Kley sebenarnya sudah geram namun ditahan sebisa mungkin agar tidak kalah dalam perdebatan ego itu.

Keduanya masih tetap terdiam dan tidak satu pun ada yang memulai pembicaraan.

avataravatar
Next chapter