webnovel

III-156. Monolog Random

Dari arah belakang Vian meletakkan kartu kreditnya, "tolong tambahkan pita itu sekalian," telunjuk Vian tertuju pada kumpulan aksesoris rambut di belakang pramuniaga yang bertugas sebagai kasir.

"Tidak-tidak usah," tegas Kiki.

Kiki merah, sebab dua orang pramuniaga menatapnya dengan raut muka tercengang. Spontan gadis ini menendang kaki Vian, "kau? Berani kasar lagi pada ku??" Vian mendapati tas belanja yang berisikan bajunya disodorkan kasar membentur dada oleh Kiki, dan Kiki buru-buru berlari keluar butik memasuki mobil Vian. Wajahnya kesal bukan main.

"Kenapa kamu marah lagi padaku?" sepanjang perjalanan Kiki tidak bisa diajak bicara. Sungguh bukti nyata ketidak sensitif-annya para lelaki, tentu saja termasuk Vian.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

Next chapter