503 III-119. Desis Nafas Kekecewaan

_tapi? aku orang lain, untuk apa aku ikut-ikutan takut? Tubuhku lebih kekar, aku bisa menghempasnya dalam satu kali kibasan?_ Thomas bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

"bisa makan lebih cepat nggak??" kenyataannya kalimat peringatan Kiki spontan di sambut Thomas dengan buru-buru melenyapkan sisa makanan di piringnya. Dia memasukkan tiga sendok sekaligus ke dalam mulut. Lalu menelannya tanpa mengunyah dengan benar.

"Laila Riki," panggil Kiki, kedua adik Kiki -yang detik ini tengah mengepalkan tangannya- mengangguk mantap.

"ketika pintu dibuka apa pun yang terjadi kalian harus lari berangkat sekolah,"

"Baik kak," Laila dan Riki merapikan dirinya sekaligus memondong tas di punggungnya.

"Bapak, ambil pemukul terkuat di rumah ini, em.. apa ya?" dia menerawang, "pakai salah satu tongkat Thomas yang jarang dipakai," perintah perempuan sangar tersebut.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter