5 Fifth Story✧ ~ Dulu

Happy Reading♡

"Iyuhhh kenapa badanku sekarang bau keringat sekali. Padahal aku tadi hanya didalam kelas tidak pergi kemanapun Kalau begitu aku akan mandi saja sekarang" ucap Rachel setelah mengendus bau badannya sendiri dan sudah berada di dalam kamarnya.

Dirinya pun langsung bergegas menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Disisi lain di sebuah Kerajaan Valeroius, Aldrich yang telah berada di ruang pribadinya itu setelah bersekolah hanya untuk bisa bertemu matenya telah duduk dengan nyaman di kursi ruangan.

Sedangkan John dia berada di ruang pelatihan pertempuran para prajurit Kerajaan untuk mengawasi para prajurit yang sedang berlatih mengasah pedang mereka.

Pintu ruangan Aldrich pun tiba - tiba diketuk oleh seseorang.

Tok tok tok. "Nak ini ibu"

Aldrich pun mengetahui bahwa yang mengetuk pintu ruangan adalah ibunya sendiri dirinya hanya diam tanpa mau menjawab. ya ibunya adalah sang Ratu Kerajaan Valeroius yang bernama Ratu Melvy.

Ratu Melvy pun langsung memasuki ruangan Aldrich dan menghampirinya.

"Nak..." Ucap Ratu Melvy dengan lemah lembut

Aldrich yang dipanggil Nak oleh ibunya hanya terdiam tanpa mau menjawab, dirinya hanya memandang sekilas kearah ibunya itu.

"Apa kau tidak merindukan ibu?"

"Tidak" ujar Aldrich dengan datar seperti ingin memberhentikan pertanyaan ibunya itu.

"Hmm baiklah.. apakah kau sudah menemukan matemu? Ibu dengar setelah pulang dari Kerajaan Exla itu semua para maid mulai membicarakan tentang matemu yang sudah ditemukan "

"Bagaimana mereka bisa tahu bahwa aku telah menemukan mateku?!!!" Ujar Aldrich dengan kaget setelah Ratu Melvy berucap begitu.

"Mungkin dari John tapi biarlah mereka tahu. Toh mereka akan senang juga bahwa Kerajaan Valeroius ini akan memiliki penerus seorang Raja yang ada Ratu disampingnya dan tidak menyendiri"

Aldrich pun hanya diam sejenak dia berpikir akan ucapan ibunya itu.

"Apakah benar aku selalu menyendiri begini?"

"Ya nak kau selalu menyendiri jadi janganlah terus begini. Yang lalu biarlah berlalu sekarang kau harus menatap kedepan bersama matemu sekarang"

"Ya sudah ibu keluar dulu dan jangan lupa kau harus meminum darah segar yang nanti disiapkan oleh para maid" timpal Ratu Melvy yang langsung keluar dari ruangan Aldrich.

Dia pun hanya bisa berdiam diri sendiri memikirkan masa lalunya yang sungguh menyakitkan untuknya.

~flashback :

"Tolong jangan tutup matamu sayang... Aku akan memanggil tabib kerajaan untuk datang kesini dan menolongmu" ucap seseorang yang tengah menangis melihat orang yang dicintainya akan tiada sebentar lagi.

"Tidak usah. W-waktuku tidak banyak jadi selalu lah tersenyum untukku m-meski aku sudah tidak disisimu. Jangan biarkan kepergianku ini membuatmu bersedih. J-jika kita ditakdirkan bersama selamanya m-maka kelak aku akan k-kembali l-lagi"

"Tidakkk m-mate!!!!! Tetap buka matamu.. aku tidak siap untuk kehilanganmu.. ayolah buka matamu!!!!!!."___

Seketika Aldrich langsung tersadar dari fikirannya setelah seorang maid mengetuk pintu ruangannya untuk mengantarkan segelas darah segar kepadanya.

Tanpa disadari dia menitikkan air mata mengingat kejadian masa dulu. Dirinya pun langsung mengusap air matanya dan meminum segelas darah segar yang diberikan oleh maid hingga tandas.

Setelah menghabiskan segelas darah itu, dia langsung melesat keluar dari Kerajaan Valeroius untuk menuju ke puncak bukit yang sering dia kunjungi untuk melampiaskan kesedihannya.

                                          _✧°✧_

Rachel yang telah selesai dari mandinya dan sudah mengenakan kaos t-shirt langsung mengambil remote control tv dan menghidupkannya.

Dirinya akan menonton film vampir favoritnya sebelum itu dia pergi ke dapur terlebih dahulu mengambil makanan ringan  dan soda untuk camilan saat menonton.

Film pun dimulai saat film itu memperlihatkan adegan seseorang lelaki yang tidak di kenal dan pertama kali baru bertemu tiba memeluk perempuan itu hingga seiring berjalannya waktu mereka saling mencintai satu sama lain. Lalu orang itu mengatakan bahwa dirinya adalah seorang vampir dan perempuan itu adalah matenya.

Seketika Rachel pun teringat suatu kejadian setelah melihat itu.

" Kenapa awal mula adegan pertemuan itu seperti pertemuanku dengan Aldrich yang dulu tiba-tiba dia memelukku dan mengatakan mate, apa itu mate? Jangan-jangan dia vampir seperti di film itu"

"Tidak-tidak mana mungkin vampir itu ada. Itu hanyalah film Chel hanya sebuah film bukan nyata tapi aku menjadi penasaran. Akan ku coba cari di internet" timpalnya

Dia langsung beranjak dari duduknya dan melangkah menuju komputer dikamarnya.

Dirinya mulai mengetik kata mate di internet tetapi tidak ada hasilnya tetapi bukan namanya Rachel kalau dia menyerah begitu saja.

Dia mengetik ulang kata mate terus tetapi hasilnya tetaplah nihil.

"Dimana lagi aku harus mencari kata mate hanya empat kata saja tetapi tidak ada jawabannya. Oh ya!! aku akan pergi ke perpustakaan kota mungkin disana aku bisa menemukan kata itu"

"Tapi sekarang sudah malam besok saja aku akan kesana" timpal Rachel yang kembali menonton tv.

Selang beberapa jam kantuk mulai mendatanginya. Dia tidak kuat lagi membuka mata untuk tetap melihat film vampir favoritnya itu.

"Huaahhh!! Kenapa sekarang aku mengantuk sekali." ucapnya setelah menguap.

Dia langsung menengok ke arah jam dinding yang menempel di tembok  ruangan itu.

"Sekarang jam 09.00 pm makanya kantuk mulai mendatangiku. Huaahhh! Aku akan tidur saja"

Rachel pun mengambil remote control tv dan mematikannya lalu dia mulai melangkah menuju ke kamarnya untuk tidur lalu menjelajahi alam mimpi miliknya.

Aldrich yang telah sampai di puncak bukit dan menduduki rerumputan disana, dia merenung sendiri karena masih mengingat kejadian masa lalu yang begitu menyakitkan untuknya.

"Kenapa semua harus begini? Kenapa aku harus mengingat kejadian dulu!!!! Aku akan membalaskan dendam kepada siapapun yang sudah membunuhmu!!!" ucapnya dengan berteriak sangat lantang hingga burung-burung yang sedang tertidur dan bertengger di ranting pepohonan mulai terbang karena terkejut serta hewan-hewan malam yang berkeliaran di bukit berlari menjauh dari asal suara lantang itu.

Tanpa disadari dirinya pun meneteskan air mata lagi lalu menatap ke atas langit yang sudah malam menampilkan sebuah bulan purnama bercahaya begitu terangnya menerangi kegelapan dan bintang-bintang yang bertebaran dimana-mana.

Hingga di atas langit tiba-tiba menampilkan sosok seorang perempuan yang tersenyum kearahnya. Dia pun langsung terdiam dan menatap ke atas langit itu terus menerus.

"Jangan menangis Aldrich aku ada disini sekarang bersamamu" ucap suara yang begitu lirih bersatu dengan hembusan angin yang menerpa.

"R-rachel...." ujar Aldrich menyebut nama itu dengan masih tetap menatap keatas langit.

Sosok Rachel itu pun perlahan-lahan mulai menghilang. Aldrich yang bingung karena Rachel menghilang langsung mencarinya.

"Rachel kau dimana?kenapa kau menghilang" ucapnya dengan masih tetap menatap keatas langit.

Seketika dia tersadar bahwa itu hanyalah ilusi bukan sungguhan.

"Itu hanyalah ilusi Aldrich sadarlah!!! Tetapi kenapa dia muncul dan mengatakan itu. Dan kenapa sekarang aku seperti merindukan dia? Aku akan pergi kerumahnya saja"

Dia pun langsung melesat bagai hembusan angin dalam sekejap dirinya telah meninggalkan puncak bukit dan pergi menuju rumah Rachel.

avataravatar
Next chapter