2 BAB.3.DITODONG MENIKAH (2)

Telingaku rasa berdengung,aku tak bisa lagi mendengar ucapan ayah dan ibuku.Aku berusaha menahan amarahku.Hanya tarikan nafasku yang terasa berat,aku berusaha menenangkan perasaanku.setelah merasa sedikit tenang aku kembali berkata "Ayah usiaku baru 20 tahun,aku masih sekolah dan belum bekerja tidakkah ayah merasa terlalu terburu-buru untuk menikahkan aku"

kutatap ibuku yang duduk di sebelahku untuk meminta pengertian.Ibuku hanya terdiam sementara ayah nampak menarik napas berat.Mang Parmin yang mendengarkan perbincangan kami pun tampak bingung.Sesaat tak ada yang berbicara.kami sibuk dengan pikiran masing - masing.suasana dimobil menjadi sunyi.

"Maafkan ayah Bay, bukan maksud ayah membuat hidupmu jadi rumit.Ayah tahu ini tidak mudah untukmu.Tapi sekali lagi ayah mohon kebesaran hatimu untuk menerima gadis itu menjadi istrimu.Soal nafkah selama kau belum bekerja biarlah itu jadi tanggung jawab ayah". ucap ayahku sambil mengarahkan pandangannya kearahku.Ada rasa bersalah dipandangnya yang membuat diriku semakin tidak berdaya.Ini memang bukan hal mudah bagiku tapi menolak keinginan ayah dan tatapan memohon dari ibu juga bukan hal yang gampang.Aku tahu ayah dan ibuku bukan orang yang suka memaksakan kehendak.Mereka orang - orang yang sangat pengertian.Selama ini mereka selalu memberikan kebebasan kepadaku.Jika kali ini mereka tampak memaksa ini pasti hal yang luar biasa. Akhirnya akupun menerima perjodohan ini.Kucoba memahami posisi orang tuaku.Dan sebagai anak akupun tak ingin membuat orang tuaku mengalami kesusahan.Kami kembali terdiam.Pikiranku kosong menikah diusia muda dengan wanita yang tidak tahu bagaimana rupanya serta sifatnya tentu suatu hal yang tidak mudah.Jangankan rupa dan sifatnya, namanya saja aku tidak tahu.

"Gadis itu bernama Nadia Syafitri,biasa dipanggil Pipit.Dia cantik dan pintar" Ujar ibuku seakan tahu apa yang sedang aku pikirkan.

" Kau pasti akan menyukainya karena dia gadis yang sopan dan periang" ucapnya lagi sambil menggenggam tanganku.Aku diam dan hanya diam. Ayahku memberikan secarik kertas yang berisi kalimat sakral yang harus aku ucapkan saat akad nikah.Dia memintaku untuk menghapalkannya.Kupandangi kertas itu sambil mencoba menghapalkannya.

...

Hampir 3jam perjalanan kami akhirnya sampai ditempat tujuan.Tampak rombongan om Chandra telah sampai lebih dulu dari kami.Setelah mencari tempat parkir, akhirnya kami turun dan berjalan beriringan menuju satu rumah sederhana yang berada di ujung jalan.Rumah itu nampak sudah ramai.Ada beberapa orang yang kulihat berdiri menyambut kedatangan kami.Didepan rumah tampak sudah terpasang tenda berukuran kecil dan bangku - bangku yang tersusun rapih.Satu persatu mereka menyalami kami sambil tersenyum ramah.Aku mendatangi mereka sambil menyambut uluran tangan mereka serta memberikan sedikit senyum walau itu sebenarnya sangat berat untuk kulakukan.Ku ikuti langkah ayah untuk duduk di kursi yang tersedia.Kata sambutan sebagai ucapan selamat datang disampaikan oleh pihak tuan rumah yang kemudian dibalas sambutan dari ayah.Sesi ramah tamah berlangsung cepat kemudian aku dipersilahkan masuk ke dalam suatu ruangan yang cukup luas.Didalam ruangan tersebut sudah ada beberapa orang yang duduk bersila juga seorang lelaki seumur dengan ayahku duduk di kursi roda.Aku yakin laki - laki itu adalah sahabat ayah yang sebentar lagi akan menjadi ayah mertuaku.Tampak ayahku memeluk laki - laki itu dengan penuh kasih mereka saling menyapa dan sejenak aku melihat dia melirik ke arahku melemparkan senyum ramah nya kepadaku.Ayah melambaikan tangannya kearah ku memintaku untuk mendekat.Kuhampiri mereka kusambut uluran tangan dari pria yang berada di kursi roda.Seperti dugaanku pria itu adalah pak Utomo ayah Nadia Syafitri sahabat ayah yang sebentar lagi akan menjadi ayah mertuaku.Aku duduk disisi kiri ayah dihadapan seorang lelaki yang menjadi penghulu pernikahan ini.Tidak lama seorang wanita masuk sambil menggandeng gadis kecil yang usianya kisaran 12 atau 13 tahun.Aku bingung kutatap kedua wanita itu.Salah satu wanita inikah yang akan kunikahi.Yang mana wanita yang akan menjadi jodohku.Yang satu wanita dewasa dengan usia kisaran 30 tahun dan yang satu nya gadis kecil.kutatap mereka dengan tatapan bingung.Mungkinkah ayah menjodohkan aku dengan wanita yang lebih tua.

avataravatar
Next chapter