15 BAB 16. AKU INGIN MEMAKANMU

"Syukurlah kau kembali..."

"Aku hampir berniat menjodohkannya dengan orang lain"ucap ibu sedikit kesal.Kutatap mata ibuku sambil tersenyum tipis.

"Heeeeiiiiii.... apa kau tidak percaya padaku....."

"Banyak cowok tampan yang antri ingin meminang Pipit."

"Hanya Pipit Nya saja yang bodoh mauan nungguin orang yang tidak jelas macam kamu!"hardik ibuku lagi.

Matanya melotot memasang wajah marah.

"Apa kau sungguh menungguku?" tanyaku polos seperti orang yang bodoh.Tatapanku kuarahkan kewajah Pipit seperti meminta jawaban.

Pipit langsung salah tingkah mendengar ucapan ku.Wajahnya kembali merona merah matanya berkedip-kedip membuat aku semakin gemas melihatnya.Aku menatap intens kearah Pipit.

Ku pandangi tubuh istri kecilku yang kini tidak kecil lagi.Ia telah tumbuh menjadi gadis remaja yang sangat cantik dengan tubuh yang indah.

Pinggang ramping dengan bokong yang besar serta payudara yang juga cukup besar.Lehermya yang jenjang dengan kulit yang putih mulus menambah kecantikannya.

Ku telan Saliva ku tanpa mengalihkan pandanganku.

Pipit semakin tidak tenang mendapat pandangan kurang ajar ku.Tubuhnya bergerak-gerak, tangannya meremas gaun yang ia pakai sambil mengigit bibirnya sendiri.

Dasar wanita penggoda.....kau membuat adikku tidak bisa tidur....

ucapku yang hanya bisa ku ungkapkan dalam hati.

"Bawa laki-laki b*engsek ini jauh dari ku Pit..."

"Kasih dia pelajaran agar tidak lagi meninggalkan istrinya tanpa kabar berita.

"Apa dia tidak takut kau diambil orang"

ucap ibuku masih dengan sikap kasar sambil berjalan menjauh dari kami.

Sepi....

Hanya ada aku dan Pipit diruangan in,mang Parman sudah pergi sejak tadi dan sekarang ibu juga pergi.

Aku masih menatap wajah cantik Pipit tanpa suara.Gadis cantik itu memberanikan diri membalas tatapan ku.Sesaat mata kami bertemu,Ku hampiri dirinya yang masih menatapku

"Apa kau merindukan aku"bisikku di telinganya.Pipit mundur dengan gugup

dia nampak terkejut dengan kata-kataku yang sedikit genit.

"Kau....genit."sambil berjalan cepat menaiki tangga menuju lantai dua.

Ku ikuti langkahnya menuju kamar yang biasa aku tempati ketika aku masih disini.Pipit membuka pintu dan berdiri kaku di depan pintu.

"Kamarnya sudah dirapihkan, silahkan kalau mas mau istirahat dulu,saya mau membantu ibu menyiapkan makan malam."ucapnya padaku dengan gerakan tubuh yang masih terlihat gugup.

"Kau yakin sudah di bersihkan?"

tanyaku polos.Pipit terlihat bingung sambil menatap ke arah dalam kamar.

Perlahan dia masuk kedalam kamar untuk mengecek kondisi kamar.

Aku mengikutinya dari belakang sambil memasukkan kedua tanganku kedalam saku celana.

Kututup pintu kamar sambil tersenyum licik.

"Gadis kecil kau menggodaku dari tadi kali ini tidak akan kubiarkan kau lepas begitu saja."gumamku dihati.

"Sudah bersih ko mas....."

"Sekarang mas mau mandi dulu atau mau makan".

"Kalau mas Bayu mau mandi aku akan siapkan air hangat untukmu."

"Makan......."

"Aku ingin makan" ucapku sambil berjalan mendekati Pipit.

"Aku ingin memakanmu..."bisiku ambigu.

Kulingkarkan tangan kananku dipinggang ramping Pipit.

Gadis itu masih terdiam.Dia menatapku dengan tatapan malu.

Dia berusaha melepaskan diri dari pelukanku.Dia menggerakkan-gerakan tubuhnya yang terkunci di dalam pelukanku.

Gerakannya membuat dada kami saling bergesekan ,mungkin tanpa dia sadari pahanya pun telah menekan- nekan bagian bawah pinggangku.

"Diamlah gadis penggoda...."

"Kau telah berkali-kali membangunkan adikku"ucapku ambigu.

Pipit terdiam mendengar ucapan ku yang terdengar vulgar.

avataravatar
Next chapter