1 Bagian 1

Di arena sirkuit Danger yang terkenal dengan penguasanya yang tak terkalahkan itu terdapat dua geng motor yang terlihat saling beradu kekuatan. Kedua kelompok itu saling berambisi untuk memenangkan pertarungan pertama mereka yang mempertaruhkan harga diri masing masing kelompok. Selama tiga puluh kali berturut-turut, Ocean yang di ketuai oleh Alaska Darren itu berhasil memenangkan pertandingan yang diselenggarakan di arena dan untuk kali ini saja Ocean mendapat kesempatan melawan sang penguasa walaupun dengan imbalan yang menakjubkan.

" Shit! Lo curang Rose Gold," umpat Alaska. Ia menonjok wajah Hans- lawannya, tapi ditangkis oleh temannya sendiri yaitu Carrie.

" Lo harus hati hati Ka, Hans masih penguasa arena Danger," bisik Carrie- anggota inti Ocean.

" Sialan," Alaska hendak pergi menuju basecamp nya tapi suara Hans membuat dia mengepalkan tangan dan berbalik mendekatinya.

" Lo mau kemana tuan Alaska yang terhormat, perjanjian kita belum selesai," ucap Hans, santai di iringi dengan suara sorakan dari anggotanya yang lain.

" Mau Lo apa?!" teriak seseorang yang duduk di atas motor yang tadi di pake Alaska. Dia Vilo Alexander- wakil ketua Ocean.

" Mau kita gampang, Lo cuman harus datang ke markas Rose Gold dan menuruti apa yang dikatakan Hans," seru Alen Darsen- anggota inti Rose Gold.

" Cih. Lo pikir Alaska mau ngelakuin perintah kalian?" decih Vilo dengan nada remeh.

" I don't care," ucap Hans. " Yang perlu gue tau, cuman Lo datang ke markas gue sebelum Spina gue yang datengin lo."

Vilo yang mendengar apa yang di ucapin Hans hendak melayangkan tinju kearahnya, tetapi langsung di hadang oleh Alaska yang berada tepat di depannya. Matanya menatap tajam ke arah Hans sampai membuat Vilo merinding sendiri. Karena, tatapan sorot mata Alaska benar benar bahaya tapi tidak membuat Hans bergetar sedikit pun.

" Oke gue setuju. Siapin makanan yang enak setelah gue sampai," ujar Alaska yang disetujui Hans.

" GUE NYATAIN PERTARUNGAN KALI INI SERI!" teriak Hans dengan tegas. Rose Gold selalu seperti itu, menganggap pertandingan hanyalah jalan pintas untuk mendapatkan apa yang mereka mau dan hasil akhirnya selalu seri setelah sang lawan menyetujui permintaan mereka. Karena itulah ada beberapa gang yang membatalkan pertarungan nya dengan Rose Gold, dengan dalih bahwa mereka takut akan permintaan yang diberikan setelah mereka kalah.

" Ayo kita pergi," perintah Hans yang langsung di ikuti oleh seluruh anggotanya.

Geng Rose Gold yang hanya berjumlah sekitar 100 orang itu langsung berbondong bondong pergi meninggalkan arena dengan mobil mereka masing masing. Anggota Rose Gold memang lebih senang menggunakan mobil dari pada kebanyakan gang yang lebih suka menggunakan motor.

" Kita juga harus pergi dari sini. Kita rayain kekalahan pertama kita di warung bi Yayah besok," ujar Alaska yang langsung membuat anggotanya paham.

" Warung bi Yayah bos, bukan warung pakde Yoyo?" Sahut Vian Argantara yang sedang menginjak putung rokok yang tadi ia hisap.

" Sama aja bodoh. Bi Yayah kan emang istrinya pakde Yoyo." Viona Willo Argantara. Salah satu dari tiga anggota cewek yang ada di Ocean. Ia masih terduduk di jok motor yang entah punya siapa. Kedua kakinya dia ayun ayunkan pertanda minta diturunkan dari atas motor. Dengan ogah-ogah, Vian merentangkan kedua tangannya disisi samping gadis itu membuat Viona dengan cepat loncat ke arah si kembaran berakibat motor yang tadi Viona duduki terjatuh.

" Motor guee!!!!!!!" teriak histeris Vilo. Pemilik motor yang jatuh.

Mereka tertawa setelah mendengar teriakkan histeris dari sang wakil ketua yang terkenal keras kepala dan tempramental. Andai yang jatuhin bukan Viona pasti tu orang udah babak belur, karena hari ini Vilo membawa si jagoar merah kesayangannya.

" Cepat pulang Lo semua. Besok ulhar matematika, jangan sampai nilai Lo merah," ujar Alaska sekali lagi. Leader kebanggaan Ocean itu memang sangat perfeksionis kalau berhubungan sama nilai.

" Ya elah bos, tanpa belajar juga kita bisa capai KKM. Lo tenang aja," ujar Vian si panglima perang Ocean.

" Bilang sama orang yang Minggu lalu dapat 30 di ulhar bahasa Indonesia," cibir Alaska yang di balas senyum lima jari oleh Vian.

" Mantep bosku!" timpal Millan- penasehat Ocean, disusul tawa oleh yang lain.

Alaska memilih tidak menanggapi perkataan Millan, mereka semua langsung membubarkan diri setelah diberi komando oleh ketua mereka. Dengan menaiki motor mereka masing-masing, mereka mulai membelah jalanan di malam yang gelap itu tanpa adanya sinar bulan yang menerangi.

•••••••••

SURAT PERJANJIAN ROSE GOLD

Pada hari Senin tanggal 17 Januari 2022 telah di buat kesepakatan oleh Rose Gold yakni perjanjian kerja antara:

Nama: Hans Abellard

Jabatan: Leader Rose Gold

Dalam hal ini bertindak dan atas nama Rose Gold yang mana disebut sebagai pihak pertama.

Nama: Alaska Darren

Jabatan: Leader Ocean

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama sendiri dalam perjanjian kerja ini yang mana selanjutnya akan disebut sebagai pihak kedua.

Kedua belah pihak telah sepakat untuk mengikatkan diri dalam sebuah perjanjian kerja dengan ketentuan pihak kedua harus mematuhi dan menjalankan perintah dari pihak pertama.

Bandung, 17 Januari 2022

Pihak pertama Pihak kedua

Hans Abellard Alaska Darren

Alaska menyipitkan matanya kemudian meletakkan surat perjanjian dari Rose Gold di atas meja. Kedua tangannya terkepal dan pandangannya tertuju pada Julion- penasehat Rose Gold yang duduk di depannya. Rose Gold benar-benar gila mempermainkan hidup seseorang dengan sebuah kertas perjanjian.

" Kalian benar-bener gila," ujar Alaska dengan wajah memerah.

" Ini bukan sesuatu yang segila itu Alaska, lo cuman harus menandatangani surat perjanjian Rose Gold dan menerima perintah pertama dari Hans, kemudian pergi dari sini," jawab Julion dengan santai. Kelihatannya, penasehat Rose Gold itu sama gilanya dengan sang Leader.

" Kalau seandainya gue nolak gimana?" tanya Alaska, mencoba menawar.

" Lo harus setuju sama perjanjian Rose Gold Alaska. Karena perjanjian Rose Gold bersifat mutlak, ketika kertas perjanjian sudah berada di atas meja!" balas Julion dengan nada mutlak tidak bisa dibantah.

Alaska menghembuskan nafas kasar. Harus bagaimana lagi, nasi sudah menjadi bubur, pikirnya. " Baiklah, gue setuju."

Alaska mengambil sebuah cutter yang di tempatin khusus di sisi meja tempatnya duduk, ia langsung menggores jari telunjuknya dan setelah keluar sedikit darah dia letakkan jarinya di kertas perjanjian itu.

" Tunggu perintah selanjutnya dari Hans. Lo bisa nunggu di ruang tunggu, salah satu anggota kita akan nganterin Lo," ujar Julion. Cowok itu pergi meninggalkan Alaska dengan membawa kertas perjanjian Rose Gold ke arah pintu yang ketika di buka akan tersaji berbagai macam kertas perjanjian yang tertempel di dinding dengan bingkai kaca sebagai pelindung.

Tak lama kemudian muncullah seorang pemuda dengan mimik wajah angkuhnya berjalan mendekati Alaska.

" Ikut gue!" ucap Renja dengan nada ketus.

Setelah mengatakan itu, Alaska di bawa Renja ke suatu ruangan yang di dalamnya terdapat aneka jenis makanan yang tersaji di atas meja panjang yang di isi dua kursi di samping kanan dan kiri.

" Hi tuan Alaska yang terhormat, Lo setuju dengan perjanjian Rose Gold?" ujar Hans dengan smirik kecilnya. Ia masuk melalui pintu yang tadi Alaska gunakan.

" Iya. Gue setuju," balas Alaska dengan wajah cuek. Cowok itu langsung mengambil tempat duduk di atas kursi sebelum Hans mempersilahkannya untuk duduk, kemudian memakan anggur dengan santai.

Hans beralih duduk di kursi yang masih tersisa. Ia tersenyum kemudian melipat kedua tangannya di atas meja. " Ini kan yang Lo mau? Makanan yang enak sudah tersaji di atas meja."

" Nggak usah basa-basi Hans. Ngomong aja Lo mau apa dari Gue?" Mood Alaska mendadak hancur setelah mendengar suara Hans.

Hans terkekeh kecil. " Cuma satu yang gue mau, yaitu Lo harus berada di sisi wakil ketua Rose Gold dan menjaganya."

" Keinginan konyol macam apakah itu? Lo pasti cuma bercanda," ujar Alaska disertai nada meremehkannya.

" Gue serius. Lo harus selalu berada di sisi wakil ketua Rose Gold dan melindunginya dari semua musuhnya." Sepertinya sang ketua Rose Gold agak tersinggung dengan ucapan Alaska.

" Lo pikir gue baby sister gitu? C'mon Hans, Lo kalo ngasih perintah yang bener dong. Lagian juga gue nggak tau siapa Wakil ketua kalian," kata Alaska.

" Nanti gue tunjukkin siapa wakil ketua Rose Gold. Yang penting Lo harus percaya apa yang gue bilang." Hans menatap Alaska dengan sinis.

Alaska memutar bola matanya malas. Rose Gold dan semua perintahnya memang merepotkan. " Oke," jawab Alaska dengan nada pasrah.

Hans tersenyum senang. " Oke apa nih?" godanya.

" Mau Gue lempar Lo sama jeruk ini?!" bentak Alaska bersiap melemparkan jeruknya ke arah Hans.

" Bercanda Ka," jawab Hans seraya pergi dari kursi. Ia membuka pintu dan langsung di sambut dengan wajah memerah milik sang wakil ketua Ocean.

" Apa yang Lo lakuin sama Alaska?!" tanya Vilo dengan tidak santainya.

" Lo lihat aja sendiri," ujar Hans beranjak dari pintu dan pergi meninggalkan Vilo.

Yang pertama Vilo lihat setelah memasuki ruangan tersebut adalah Sang ketua Ocean- Alaska, sedang menikmati segelas susu strawberry yang tersaji diantara berbagai macam rasa susu yang ada di atas meja.

" Alaska............." ujar Vilo menatap Alaska dengan lesu.

" Apa?!" kesal Alaska karena acara makannya di ganggu.

" Pulang. Urusan Lo di sini sudah selesai," jawab Vilo.

Alaska yang mendengar ucapan Vilo pun beranjak dari duduknya. " Ayo," ucapnya, seraya pergi dari ruangan tersebut di ikuti oleh Vilo di belakangnya.

avataravatar
Next chapter