17 Terbongkar!!

"Zeira, bangun... Ayo mandi, kalau gak nanti kamu telat ke sekolahnya..."

Zeira membalikkan badannya, "Mmm..." mulai membuka matanya dengan pelan-pelan, "Dokter?!" kaget zeira lalu terbangun dan menjauh sedikit dari dokter zein.

"Kamu kenapa, kayak lihat hantu?" tanya dokter zein.

"D-dokter ngapain ada di sini?" panik zeira sembari dengan menarik selimut, untuk menutupi badannya.

"Ya ngapain? Buat bangunin kamu lah! Sekarang kan masih hari Rabu bukan weekend, ayo bangun sekolah! azkia sama azka udah bangun dari tadi, mereka juga udah bangunin kamu tapi nyerah, karena kamu susah di bangunin." ucap dokter zein, masih dengan kesabarannya.

"Umm... iya dok, tapi dokter keluar dulu, saya mau mandi." jawab zeira masih dengan wajah mengantuknya.

"Awas ya kalau saya keluar, tapi kamu tidur lagi, kamu saya tinggal!!" ancam dokter zein.

"Hm, iya-iya..! Zeira mandi, gak akan tidur!! udah sana keluar!!!" kesal zeira yang rencananya sudah di ketahui dokter zein. Dia memang berencana untuk tidur kembali, tetapi saat di ancam oleh dokter zein layaknya sedang di ceramahi oleh kakaknya sendiri dia tidak berani untuk tidur dan takut di tinggal oleh mereka.

Dokter zein pun turun ke dapur dengan lift, sedangkan azka dan zeira sudah mulai sarapan karena dokter zein mengizinkan makan dan tidak perlu menunggu dirinya dan zeira.

"Kalian sudah sarapannya?" tanya dokter zein.

"Sudah dok, iya kan kia?" jawab azka dan melihat ke arah azkia.

"Udah kok, terima kasih atas sarapannya." sambung azkia.

"Iya sama-sama, ya sudah kalian berangkat duluan saja, tidak perlu menunggu zeira, supir sudah menunggu di depan." ucap dokter zein lalu menyuruh azka dan azkia berangkat lebih dahulu.

"Lalu zeira bagaimana dok?" tanya azka.

"Tidak perlu khawatir, dia akan berangkat dengan saya, lagi pula dia baru mau mandi, lebih baik kalian berangkat duluan saja dari pada telat di jalan." jawab dokter zein sambil memakan sarapannya.

"Hm-" bingung azka dan azkia saling menatap secara bersamaan.

"Kenapa? kalian curiga sama saya?" tanya dokter zein yang melihat mereka berdua menatapnya seperti penjahat.

Sigap Azka pun menjawab, "Ah, enggak dok!" lalu dia dan azkia bergegas berangkat ke sekolah, "Ayo, kia. Kita berangkat duluan aja," sambil menarik tangan azkia.

"Iya, bang tunggu dulu!" jawab azkia mengikuti arahan azka.

Azka dan azkia akan berangkat lebih dulu, dokter zein baru mau memulai menyantap sarapannya dengan zeira, tetapi sudah 20 menit zeira belum keluar dari kamarnya. Dokter zein pun langsung bergegas menemui zeira di kamarnya, dokter zein takut kalau zeira kembali tidur setelah dokter zein keluar setelah membangunkannya.

"Zeira... Kamu udah selesai belum?" panggil dokter zein sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar zeira.

"SEBENTAR DOK, SAYA LAGI NYARI DASI SAYA!" teriak zeira dari dalam kamar sambil sedang mencari dasinya.

"Bukannya dari semalam di siapkan dulu, kalau seperti nanti kamu telat zeira!" teriak dokter zein dengan keras memperingati zeira.

"Semalam aku ketiduran, aku lupa dok." ucap zeira lalu membukakan pintunya dan membiarkan dokter zein masuk ke dalam kamarnya.

"Yaudah saya bantu cari, kamu siap-siap pakai jaket mu dulu dan sepatu, cepat sana!!" perintah dokter zein.

"Hm-" bingung zeira, lalu dokter zein mendorongnya untuk memakai sepatu dan jaket.

"Sudah sana!! Eugh, lagian jadi anak perempuan kok berantakan banget sib, memangnya gak pernah di ajarkan beres-beres sama ibu?"

"Ibu? dia gak pernah peduli sama aku, dia juga lebih memilih dengan pekerjaannya, dan tetap mencari kakak, sampai akhirnya dia sendiri meninggal karena terlalu banyak mengonsumsi alkohol." jawab zeira dengan senyum tipis.

Seketika dokter zein terkejut, "Huh? Ibu meninggal karena alkohol?", dia menemukan dasi zeira, "Ini, sudah saya temukan, sekarang cepat turun ke bawah, saya ke bawah duluan." lalu keluar dari kamar zeira

***

"Meninggal? Ibu meninggal karena ridwan?" gumamnya tak percaya dengan perkataan zeira.

***

"Dok! ayo kita berangkat." ucap zeira mengagetkan dokter zein yang masih berjalan menuruni tangga.

"Eh, iya ayo. Tapi kamu gak mau sarapan dulu?" kaget dokter zein, lalu menyuruh zeira untuk sarapan lebih dulu.

"Enggak usah, aku bisa beli makanan di kantin." jawab zeira, lebih memilih makanan kantin.

"Yaudah, tapi kamu duluan ke mobil, saya ambil tas dulu." ucap dokter zein pergi ke arah dapur

"Oke, dok." jawab zeira lalu bergumam, "Katanya mau ambil tas, kok ke dapur? Aneh!"

___

Tak lama dokter zein datang dengan membawa kotak makan,"Nih, masukin dalam tas kamu." ucapnya lalu memberikan kotak makan itu ke zeira.

"Bekal?" bingung zeira melihat kotak makan itu.

"Iya! ayo masuk ke mobil." jawab dokter zein lalu mendorong zeira untuk langsung masuk ke dalam mobil.

"T-ttapi??" bingung zeira.

"Ayo masuk!!!" ucap dokter zein mempercepat langkah zeira.

Zeira menggelengkan kepalanya, karena melihat perbuatan dokter zein yang sangat memperlakukan zeira dengan baik, hal ini membuat zeira semakin penasaran dengan diri dokter zein yang sebenarnya, mengapa dia bisa berbuat sebaik ini pada zeira? padahal dia hanya sebatas teman kakaknya, dan dia tidak ada hubungan darah juga dengan zeira.

Selama perjalanan, zeira sesekali menatap ke arah dokter zein yang sedang fokus menyetir tanpa berkata sepatah katapun. Barulah sesampainya di depan gerbang sekolah, dokter zein mulai membuka mulutnya, dan mengucapkan hati-hati pada zeira.

"Hati-hati, dan di makan bekalnya." ucap dokter zein sebelum zeira turun dari mobilnya.

"Iya dok, terima kasih dok." jawab zeira lalu turun dari mobil.

"Yap, sampai jumpa!" ucap dokter zein sambil melambaikan tangannya dan langsung pergi dari sana.

Zeira juga langsung masuk ke dalam sekolahan, untung saja kali ini dia tidak telat lagi. Saat zeira menuju ke kelasnya, tak sengaja zeira bertemu dengan olivia di tangga, dia mendengar sesuatu perkataan keluar dari mulut olivia.

"Kau, akan segera mati." kata seperti itulah yang zeira dengar keluar dari mulut olivia tadi, dan tak lupa zeira melihat wajah Olivia dengan senyum mematikan.

"Cih, terkutuklah kau dengan ucapanmu sendiri." gumam zeira melihat kepergian olivia.

Zeira tidak memperdulikan dengan olivia, dia masih melihat kalau olivia masih menduduki kursinya, kali ini zeira tidak ingin marah-marah seperti waktu pertama kali, dia pun pergi menuju gudang sekolah untuk mengambil kursinya dan meja untuknya, dan dia juga meminta bantuan Bara dengan Bima untuk membawakan mejanya nanti.

"Huft," zeira menghela nafas, sambil memegang dadanya, "Dia masih duduk di sana? sudahlah yang waras lebih baik mengalah." zeira melihat tas olivia yang berada di mejanya, lalu pergi keluar dan meminta bantuan Bara dengan Bima yang sedang mengobrol di luar kelas.

"Bar-Bim, bantuin gue yuk, ambil meja sama kursi." pinta zeira.

Tak banyak basa-basi bara dan bima pun langsung pergi mengikuti zeira "Ayo." katanya sambil berdiri dari tempat duduk itu.

***

"Taruh di sini aja, gue gak mau deket-deket sama dia." pinta zeira menaruhkan mejanya di belakang meja Bara.

"Oke zei," jawab bara lalu menaruh tepat di belakangnya.

"Makasih ya, lo berdua udah bantuin gue." ucap zeira, berterima kasih dengan bara dan bima.

serentak mereka menjawab bersama-sama, "Iya, sama-sama."

Tiba-tiba ada anak murid dari kelas lain yang berlari dan berteriak, karena melihat ada seseorang yang pingsan di kamar mandi.

"Apaan tuh, samperin yuk." ucap zeira yang penasaran dengan teriakan dari anak murid itu.

"Eh iya tuh, ayo deh." ucap bara lalu ikut keluar dari kelasnya.

***

"Dia kenapa rin?" tanya bara pada arin yang sepertinya sudah ada dari tadi.

"Katanya, meta lihat anak baru di sini berubah jadi hantu." jawab arin tak percaya.

"Huh?" Bara dan Zeira bingung tak percaya.

"Jadi gini, awalnya Meta itu sama-sama masuk ke toilet sama anak baru itu, nah waktu udah selesai pakai toiletnya, Meta mau cuci tangan di wastafel dia lihat anak baru itu terbang di atas dia, dia tuh kayak gak percaya kan karena matanya itu minus. Makanya dia cek toilet yang di pakai anak baru itu, dan akhirnya dia kaget banget karena lihat anak baru itu pingsan terbujur kaku di bawah toilet, makanya dia lari-larian sambil teriak karena kaget kejadian itu." jelas arin yang sudah mengetahui kebenarannya.

"Tunggu, anak baru yang Meta maksud itu siapa rin?" tanya zeira penasaran, karena dari tadi olivia belum kembali ke kelasnya.

"Liv-Liv gitu, siapa ya?? hm..." ucap Arin lupa-lupa sambil mengingat nama anak baru itu.

Lalu zeira menjawab, "Olivia??" karena nama Olivia hanya ada di kelasnya dan dia adalah anak baru di sekolah ini.

"Iya, Olivia anak yang kemarin kamu cekik itu, zei." jawab arin teringat dengan kejadian kemarin.

Zeira yang terkejut karena mendengar bahwa sumbernya ada di olivia sendiri, dia pun menghampiri Olivia di toilet untuk memastikan kebenarannya.

"Eh zei, lo mau kemana?" tanya bara melihat zeira yang ingin pergi dari sana dan menahan sebelum zeira menjawab.

"Hm, gue mau ke toilet sebentar." jawab zeira pelan-pelan agar bara tidak mencurigainya.

"Mau ngapain? Lo mau nyari mati lagi di sana? gue gak mau ya lari ke kelas azka buat bantuin lo sadar lagi!!!" ucap bara yang sudah mengetahui alasan zeira.

"Tapi, gue harus nyelesain ini bar, lo gak tau apa yang lagi gue hadapin, lebih baik lo panggil azka suruh dia ke toilet wanita, biar kita pastiin bareng-bareng, oke?" ucapnya mengalah pada bara lalu menyuruh bara untuk memanggil azka.

"Hm, gimana ya... Ah, yaudah lah!! tunggu bentar gue panggil dia dulu." pasrah bara, lalu mengikuti apa yang di perintahkan zeira.

"Gue duluan, nanti lo berdua langsung masuk aja ke toilet." ucapnya lalu pergi meninggalkan bara lebih dulu.

"Ah, yaudah lah. Dasar cewek keras kepala, susah banget di kasih tau, nanti giliran kesurupan aja bikin repot semua orang!!" gumam bara, memasrahkan semuanya pada azka.

****

Zeira mulai memasuki toilet, dan mulai mencari olivia, "Liv, olivia...? gue tau lo ada di sini, KELUAR SEKARANG!!!" ucapnya menggedor pintu toilet pertama.

Tiba-tiba muncul asap dari belakang zeira, "Kamu mencari saya atau anak cantik ini?" ucapnya mengagetkan zeira.

"Astaga!" kaget zeira, lalu bergumam "Gue gak boleh takut sama hantu, gue pasti bisa menghadapi dia!" mengepalkan tangannya dan menyanggupi untuk bisa menghadapi Olivia, *HAAHHH* teriak zeira menghajar Olivia dengan jimat yang di berikan oleh Paranormal waktu itu.

Lalu olivia yang tersadar dengan perkelahian antara rohnya dengan zeira pun kabur keluar dari toilet, tetapi saat dia keluar, dia tertangkap oleh azka dan bara. Azka yang sigap pun langsung menangkap dia, dan mengeluarkan jin yang ada di dalam diri olivia, dan akhirnya olivia terjatuh pingsan di tangan azka.

"Ah, syukurlah..." lega zeira yang melihat olivia pingsan.

"Lain kali jangan mencoba melakukannya sendirian, untung saja dia kabur. Coba kalau misalkan dia mencekik kamu, sama seperti kamu mencekik dia waktu itu, bagaimana?" kesal azka, yang sudah beberapa kali memperingati zeira tetapi hasilnya sama.

"Iya maaf, habisnya aku penasaran sama olivia. Kenapa cuma aku dan olivia yang saling kesurupan, aku bener-bener penasaran sama permasalahan ini, apalagi paranormal juga bilang dalang di balik tumbal-tumbalan ini tuh, ada hubungannya sama teman sekelas aku dan orang tuanya." ucapnya dengan rasa penasaran dan keras kepalanya.

"Iya aku ingat, tapi bukan berarti kamu juga bikin diri kamu dalam bahaya, zeira!" kesal azka, sudah lelah menasihati zeira.

"Hm, iya-iya maaf..." jawab zeira menurunkan emosinya agar azka tidak marah lagi padanya.

"Yaudah sekarang lebih baik, kita bawa olivia ke Unit Kesehatan Sekolah biar di tangani dokter di sana." ucap azka lalu membawa olivia dengan bara.

"Iya, ayo bar bantu azka." ucap zeira.

"Oke siap." bara langsung membopong olivia.

Azka dan Bara membopong Olivia yang masih pingsan, dan membawanya ke Unit Kesehatan Sekolah agar bisa di periksa lukanya. Saat azka dan bara ingin pergi dari sana, dia masih melihat zeira berdiri menunggu Olivia tersadar, apakah secemas itu pada Olivia, atau karena zeira penasaran tentang orang yang ingin menjadikan dirinya tumbal seseorang? Azka menyuruh bara untuk ke kelas lebih dulu, sedangkan dia akan membujuk zeira kembali.

"Zei, ayo masuk kelas. Udah bel dari tadi, jangan sampai kamu di hukum sama guru kelas kamu." ucap azka mengajak zeira yang masih menunggu olivia.

"Iya nanti dulu, aku nunggu olivia bangun." jawab zeira masih tetap akan menunggu olivia terbangun.

"Huft," Azka mulai menghela nafasnya yang artinya kesabarannya dengan zeira sudah berkurang dan menarik zeira untuk kembali ke kelasnya sendiri, "Ayo! aku gak mau, pas aku gak ada, kamu malah kesurupan di sini." sambil menarik paksa tangan zeira.

"Ih, lepas!" teriak zeira kesakitan, "Aku gak akan kesurupan, kan aku pegang jimat yang dikasih paranormal itu." ucapnya meremehkan perkataan azka.

"Enggak semua jimat bisa membuat kamu beruntung dari permasalahan, ikutin kata aku atau kamu bakal kesurupan lagi." ucap azka kali ini benar-benar sangat marah dengan zeira.

"Ck, yaudah iya, ayo kita balik ke kelas." kesal zeira lalu mulai berjalan kembali ke kelasnya meninggalkan Unit Kesehatan Sekolah.

"AZKA-ZEIRA!!!" teriak seseorang dari sebrang yang ternyata itu adalah Tito teman sekelas Azka.

"Ada apa to?" tanya azka melihat tito yang sedang berlarian menuju azka dan zeira.

"Lo udah denger kabar tentang anak baru yang tadi belum, gue yakin kalian pasti belum denger ini kan?" tanya tito membuat mereka berdua sangat penasaran dengan kisah olivia yang sebenarnya.

"Dengar apa? Olivia kenapa?" tanya zeira sangat penasaran.

"Jadi orang tua olivia temen sekelas lo itu zei, dia..." jawab tito mulai menceritakan tentang pekerjaan orang tuanya olivia.

"Huh? Lo yakin?" kaget zeira lalu berucap, "kan gue bilang apa, ada yang gak beres sama anak baru itu!" lalu berlari kembali ke Unit Kesehatan Sekolah.

"Aish, lo kenapa baru kasih tau sekarang, gue takutnya dia lepas kendali lagi." kesal azka lalu mengejar zeira yang kembali ke Unit Kesehatan Sekolah.

"Iya maaf kan gue gak tau," jawab tito, lalu mengikuti azka yang menghampiri zeira.

***

"Kemana dia, kok udah gak ada di sini?" ucap zeira yang melihat tempat tidur kosong, padahal dengan jelasnya mereka bertiga membawa olivia yang sedang pingsan.

"Lah iya, tadi kan dia di rawat di sini bukan?" jawab azka sambil mencari di tempat tidur sebelahnya lagi.

"Permisi pak, cewek yang tadi di istirahatkan di sini kemana ya?" tanya azka pada penjaga UKS.

"Oh, cewek itu, tadi dia udah keluar setelah kalian berdua pergi dari sini." jawabnya melihat dengan jelas kepergiannya.

"Keluar?" kaget azka, lalu menanyakan arah kepergiannya, "Bapak tau gak, kemana arah dia pergi?"

"Kalau gak salah, tadi saya lihat dia pergi ke arah gudang sekolah." jawabnya lalu menunjuk arah gudang belakang.

"Gudang sekolah?" bingung azka, "Mau ngapain dia di sana?" bertanya-tanya lagi lalu melirik pada tito dan zeira.

"Kalau itu saya kurang tahu." jawab penjaga itu.

"Hm, iya pak gak apa-apa, kalau gitu kita pamit ya pak." ucap azka lalu berpamitan pada penjaga itu.

"Iya-iya, silahkan." jawab penjaga itu mempersilahkan mereka bertiga pergi.

***

Sesampanyai di depan gudang, mereka melihat pintu yang sudah terbuka sangat lebar, ini menandakan ada seseorang yang masuk ke dalam, dan sepertinya itu adalah olivia yang mencoba kabur lewat pintu belakang gudang, karena rahasia tentang orang tuanya telah terbongkar.

"Gue rasa dia udah kabur deh," ucap azka pada tito.

"Iya deh, lihat aja tuh, pintu belakang gudang ke buka." jawab tito sembari menunjuk ke arah pintu belakang yang sudah terbuka juga.

"Terus kita harus gimana, aku gak bakal di hantuin rasa takut itu lagi kan?" tanya zeira yang masih menghawatirkan dirinya sendiri.

"Enggak tau deh, nanti kita coba tanya lagi aja sama dokter zein." jawab azka masih tidak tahu bagaimana nasib zeira selanjutnya.

"Huh? suasana ini lagi horor, kok nanya sama dokter?" bingung tito.

"Ya, maksud gue itu, nanti minta tolong dokter zein buat tanyain juga ke paranormal." jawabnya membuat tito semakin bingung.

"Kenapa gak nanya dukun?" tanya tito.

"Ya mana gue tau, kemarin di datangi sama paranormal bukan dukun." jawabnya yang tidak tahu apa-apa.

"Oh gitu, yaudah lah lebih baik kita balik aja dulu dari pada di sini, makin lama suasananya makin gak enak." ucap tito merasakan keanehan di dalam gudang.

"Dasar penakut! ayo deh tapi tutup dulu tuh pintu belakang baru kita keluar dari sini, dan tutup pintu depannya juga jangan lupa." jawab azka menyuruh tito menutup pintu belakang.

"Ugh, penakut? Lo kali yang penakut. Penakut kok ngatain penakut, situ sehat?" ledek tito yang tak terima di katai oleh azka lalu menutupi pintu belakang.

"Sehat gue mah, emangnya lo, rada gak waras!" ledek balik azka yang tak terima di katai tito.

"Udah-udah, jangan ribut ah, ayo pergi!" ucap zeira yang lelah mendengar keributan mereka berdua.

"Oke, siapa duluan dia pemenangnya." ucap tito lalu mengajak azka lomba lari.

"Woi!! Curang lo to!!!" teriak azka lalu teringat dengan zeira,"Zei, kamu mau ikut lari?" tanya azka mengajak zeira berlari.

"Enggak ah, aku bukan anak kecil yang harus balapan lari kayak gitu." jawabnya menolak ajakan azka.

"Aku memang masih kecil, makanya sama anak kecil harus baik-baik ya jangan kasar, anak kecil kalau di sakiti nangis tau." ucapnya membicarakan yang tidak zeira mengerti.

"Maksud kamu apa?" tanya zeira.

"Ah, bukan apa-apa, bye!" jawabnya lalu berteriak,"Tito tunggu gue!!!"

Zeira menggeleng-gelengkan kepalanya, "Ah, dasar Azka, selalu aja bikin penasaran!" ucapnya melihat azka yang selalu dengan teka-teki yang membuat zeira sulit berpikir.

***

"Loh, dokter jemput kita?" ucap azka melihat dokter zein yang sudah ada di depan gerbang.

"Iya, Pak Tomi gak bisa jemput kalian karena istrinya lagi sakit." jawab dokter zein.

"Ouh gitu, semoga istrinya cepet sembuh ya dok." ucap azka.

"Iya, yaudah ayo cepat masuk mobil, habis ini kita jemput azkia ya. Kasih tau arah jalan menuju sekolah azkia." jawabnya lalu meminta arahan jalan ke sekolah azkia.

"Sekolah azkia gak jauh dari sini dok, dia bersekolah di sekolah kejuruan belakang sekolah kami." jawab azka memberitahu azkia yang ternyata satu sekolah dengan fazam.

"Oh, begitu," ucap dokter zein lalu melihat zeira masuk ke mobil dengan wajah yang murung, "Pssttt, zeira kenapa?" tanya dokter zein pada azka.

"Dia? hm, kayaknya karena kehilangan jejak olivia deh dok," jawab azka memberitahu kejadian tadi.

"Siapa olivia?" tanya dokter zein, yang masih belum mengetahui siapa olivia itu.

"Teman sekelasnya, dan dia baru denger dari teman aku, katanya olivia yang mau numbalin dia, pekerjaan orang tuanya juga sama persis yang di katakan paranormal waktu itu." jawab azka dengan berjalan menuju mobil.

"Syukur deh, kalau zeira udah lepas dari orang-orang itu." ucap dokter zein sangat bersyukur, lalu mengelus dadanya.

"Belum dok, karena kita gak tau apakah besok olivia akan bersekolah atau pindah." jawabnya masih dalam teka-teki.

"Yaudah untuk saat ini kalian tetap hati-hati aja, jangan gegabah dan jangan terlalu di pikirkan." ucapnya agar azka tidak terlalu menghawatirkan diri zeira lebih parah, lalu menyuruh agar azka memberi sedikit ruang pada zeira untuk menenangkan pikirannya. "Biarkan zeira buat merenungi kekesalannya, dia butuh ruang sendiri untuk kali ini kita jangan ganggu dia dulu." ucapnya lalu mengajak azka masuk ke dalam mobil.

"Oke dok," jawab azka lalu mengikuti masuk ke dalam mobil.

Dan sesuai permintaan dokter zein tidak ada sepatah kata pun di dalam mobil, membiarkan zeira menenangkan pikiran, dan saat menjemput azkia juga sudah di beritahu jangan ada ucapan sedikit pun di dalam mobil, membiarkan zeira menenangkan pikiran dan hatinya.

avataravatar
Next chapter