13 Teman Baru! Musuh Baru!

"Zei, kamu masih mau izin libur atau sekolah?" tanya azka tiba-tiba menelepon zeira.

"Sekolah aja, aku bosen seminggu ini di rumah terus, suster itu juga belum kasih kabar tentang kak ridwan." jawab zeira yang bosan di rumah, sedangkan azka juga jarang menemani zeira karena perlombaan basketnya.

"Yaudah besok aku jemput ya, biar kamu berangkatnya gak ribet." ucap azka sangat gembira, saat zeira ingin bersekolah lagi.

"Iya, azka." jawab zeira langsung mengakhiri pembicaraannya.

***

Keesokan paginya...

"Hei, tumben udah di depan duluan sebelum aku panggil." ucap azka yang tidak biasanya zeira sudah di gerbang sebelum dia memanggilnya.

"Kan lagi semangat mau sekolah lagi, aku juga udah kangen banget pengen ngajar lukis lagi, tapi kayaknya masih belum kuat deh buat jalan jauh ke rumah anak-anak, kecuali acara mingguan di rumah lukisan." jawab zeira yang sangat merindukan anak-anak lesnya karena tidak mengajar selama dua minggu.

"Sabar, satu-satu dulu zeira. Sekarang kamu fokus buat belajar dulu aja, karena sebentar lagi ujian. Kalau soal les kan, selesai ujian kamu bisa ngajar mereka lagi, itu juga kalau udah sembuh, makanya yang rajin minum obatnya, dan sering-sering di lepas tongkatnya." ucap azka mengingatkan zeira untuk bersabar.

"Ya gimana aku udah berusaha semaksimal mungkin, terapi sendiri tapi hasilnya masih sama. Tadi kamu bilang, sebentar lagi ujian? kok di grup gak ada, yang ngabarin kalau mau ujian ya?" ucap zeira putus asa dengan terapinya sendiri, dan panik saat azka bicarakan tentang ujian, ia langsung membuka ponsel dan mengecek grup kelasnya untuk memastikan apakah akan ujian tetapi.

"Kamu bukannya gak pernah masuk dalam grup kelas ya?" tanya azka melihat keanehan baru dari zeira.

"Iya tapi itu sebelum aku sakit, selama sakit aku minta ke ketua kelas, buat masukin aku di grup kelas mereka. Nih buktinya, aku udah masuk dalam grupnya." jawab zeira sembari perlihatkan grup chat kelas 12 MIPA 5.

"Mungkin kelas kamu gak peduli sama ujian kali, buktinya salah satu anak kelas kamu pun gak ada yang ngomongin tentang ujian, dan isi grup nya juga kosong banget ini." ucap azka setelah melihat grup kelas zeira, dan heran ada grup kelas yang chat room nya kosong seperti kelas zeira.

"Oh iya, aku lupa. Mereka paling benci ujian, dan mereka semua juga egois, sama seperti aku. Aku juga kalau setiap ujian selalu diam pura-pura gak peduli, tapi malamnya aku belajar dengan serius. Hehe..." jelas zeira tiba-tiba tersadar.

"Memang Kelas 12 MIPA 5 itu, anak-anaknya egois tapi pinter semua. Benar-benar tidak di ragukan lagi dengan kelas kamu, letak kelas paling belakang tapi paling terhebat dari kelas yang lain. Bara juga walaupun kadang lagi di ajak ngobrol itu suka lemot, aslinya dia itu pintar banget kalau soal pelajaran, jenius banget! Makanya, aku sering minta contekan jawaban dari dia kalau lagi males mikir, hahaha..." ucap azka sangat bangga pada kelas zeira, dan tidak sengaja keceplosan menyontek pada bara semasih duduk ujian di kelas yang sama.

"Pantesan azkia selalu bilang kalau, *bang azka itu gak se pintar yang kak zeira kira, dia cuma modal ganteng sama jago basket doang, kalau sekolah dia paling O²N, tapi kadang-kadang juga dia suka pintar, selebihnya O²N, menang ganteng aja* gitu dia bilangnya." ucap zeira tiba-tiba meledek kebodohan azka.

"Kapan dia bilang gitu sama kamu? Berani-beraninya, ngatain abangnya kayak gitu." tanya azka merasa kesal dengan ucapan zeira.

"Waktu aku masih ngajar kia, dia cerita banyak tentang kamu. Aku cuma dengerin dia aja, sambil ketawa karena kelakuannya yang jelek-jelekin kamu, Hahaha...!" jawab zeira yang mengingat kejadian itu dan kembali tertawa terbahak-bahak.

"Hah, Kalian benar-benar, MENYEBALKAN!!" ucap azka mulai kesal dengan zeira.

"Eh, iya-iya maaf aku cuma bercanda, kamu pintar kok ya walaupun kadang-kadang tapi tetap kamu juga pintar." jawab zeira tiba-tiba menenangkan azka yang sudah mulai emosi padanya, tetapi masih meledek azka.

"Udah lah, lebih baik kita langsung berangkat ke sekolah aja lah, dari pada aku makin esmosi sama kelakuan kalian para wanita-wanita menyebalkan!!" kesal azka langsung menyalakan motornya.

"Hahaha...! Yaudah ayo kita berangkat, jangan esmosi nanti tua lho!" ledek zeira masih tidak kuat menahan ekspresi wajah kesal azka, dia memang tampan tapi jika kesal wajahnya sangat lucu karena kulitnya yang putih menjadi kemerahan karena marah.

"Biarin tua! Yang penting tetap tampan!!" sindir balik azka.

"Cih, hahaha...!! udah ah, ayo berangkat. Ngelawak terus kapan sampainya? Hahaha!" ucap zeira yang semakin tertawa karena mendengar tetap tampan dari azka.

"Sini tongkatnya, pegangan yang erat. Nanti kalau jatuh lagi, aku lagi yang di salahin." paksa azka masih kesal dengan zeira.

"Nih tongkatnya, jangan khawatir aku gak akan nyalahin kamu, paling cuma marah-marah aja, Hahaha..." jawab zeira semakin membuat azka kesal.

"Dasar Cewek!!!" gumamnya langsung pergi menuju ke sekolah.

Sesampainya di parkiran sekolah, Azka dan Zeira datang bersamaan dengan Bara dan Vito. Bara pun menyambut zeira yang kembali ke sekolah karena libur selama seminggu.

"Akhirnya zeira ke sekolah lagi, udah sehat lo zei?" tanya bara sangat senang melihat zeira yang kembali bersekolah setelah seminggu lamanya.

"Udah bar, ini juga berkat lo. Karena lo udah mau jenguk gue sama anak-anak yang lain juga, dan udah mau bantu gue sama azka juga. Makasih ya Bara, Vito!" jawab zeira langsung berterima kasih pada teman-teman azka yang sudah menjenguknya saat sakit.

"Iya sama-sama zei, kita juga seneng liat lo udah bisa ke sekolah lagi." jawab vito.

"Eh, lo mau tau gak zei, ada kejadian apa aja di sekolah termasuk sama azka?" ucap bara memulai pergosipan.

"Enggak tau, emangnya si azka kenapa?" jawab zeira, mulai penasaran juga dengan azka.

"Apaan sih bar, jangan mulai ngegosip deh, masih pagi! Jangan bikin gue kesel, cukup zeira sama azkia udah bikin gue kesel pagi-pagi." bantah azka meluapkan emosinya pada bara.

"Eh, tumben lo pagi-pagi udah kesel." kaget bara.

"Dah lah, gue mau masuk kelas duluan, gue titip zeira sama lo." kesal azka langsung meninggalkan zeira, bara, dan vito di parkiran.

"Azka... ih dia mah ngambek, kayak cewek lagi pms aja, baperan!" teriak zeira.

"Kalian berantem lagi? soalnya gak biasanya, si azka ngambek kayak gitu." tanya vito.

"Enggak! cuma ribut kecil-kecilan aja, udah ya gue ke kelas duluan." jawab zeira langsung menuju ke dalam sekolah.

"Hm, oke deh. Bar, sana kawal si zeira, perintah azka itu jangan sampai dia kena amukan anak baru yang lo bilang waktu itu." jawab vito, sekaligus menyuruh bara menjalankan perintah dari azka.

"Iya-iya, gue kawal nih, bawel banget lo udah kayak emak-emak kosan tempat gue." jawab bara sembari menaruh helm pada motor Vito dan langsung mendampingi zeira.

"Hahaha, saae lo!" ucap vito yang tertawa melihat kelakuan bara yang lucu.

***

Sebelum menuju ke kelas 12 MIPA 5, Bara memberitahu pada zeira, tentang anak baru yang membuat seluruh kelas kesal dengan tingkahnya yang sama persis dengan tasya.

"Eh, zeira tunggu bentar deh." ucap bara memberhentikan langkah zeira.

"Ada apa?" tanya zeira.

"Lho hati-hati ya, soalnya ada anak baru di kelas kita." ucap bara memberitahu zeira tentang anak baru di kelasnya.

"Memangnya dia kenapa, sampai harus hati-hati?" tanya zeira bingung.

"Kelakuannya sebelas dua belas sama kayak si tasya, malah kalau gue perhatiin dia lebih buruk plus kasar sama orang." jawab bara yang sudah merasakan perbuatan buruk yang di lakukan anak baru itu.

"Yaudah sih, biarin aja yang penting kita gak ikut campur." ucap zeira yang tidak memperdulikan tanggapan bara pada anak baru itu.

"Masalahnya dia itu sekarang duduknya di bangku lo, dan saat gue bilang cari meja dan kursi lagi buat dia sendiri, dia malah nyuruh gue buat ngambil meja dan kursi buat lo." jelas bara mulai kesal.

"Emangnya guru gak permasalahin ini?" tanya zeira.

"Nah itu dia, kayaknya dia yang paling di sanjung dan di takuti seluruh sekolah termasuk guru-guru dan kepala sekolah kita." ucap bara merasakan keanehan pada seluruh guru termasuk kepala sekolah.

"Status orang tuanya apa?" tanya zeira yang tiba-tiba menanyakan status pekerjaan orang tuanya, karena anak baru yang sangat di sanjung dan di takuti.

"Masih di rahasiakan, gak ada yang tau pekerjaan orang tuanya apa, tapi intinya dia yang paling di takutin di sekolah kita, padahal dia masih baru, dan dia itu cewek zei." jawab bara, semakin merinding karena status pekerjaan orang tua anak baru yang masih belum di ketahui.

"Yaudah biar gue aja yang negur dia, gue gak takut sama dia sekalipun dia setan." ucap zeira yang seperti biasanya sangat tidak peduli dengan sekitarnya.

"Wah gila, berani banget lo." kagum bara pada zeira.

Sesampainya dan masuk kelas, zeira melihat tempat duduknya sudah di tempati oleh anak baru yang tidak sopan itu. Zeira pun menegurnya, dan mereka akhirnya berdebat sampai-sampai zeira di tindas karena kakinya yang masih memakai tongkat.

"Misi, ini meja saya. Kamu siapa, kok berani duduk di meja saya?" ucap zeira dengan santainya berbicara pada anak baru itu.

"Oh, Lo yang namanya zeira..., Cih, lo cacat?" jawabnya sembari melihat zeira yang memakai tongkat jalan.

"Maksud anda apa ya, kenapa anda berbicara seperti itu?" ucap zeira mulai terpancing emosi.

"Lo yang apa, ngapain lo negur gue kayak gitu? Lo berani sama gue?!" jawab anak baru itu, tidak ada takutnya sama sekali dengan zeira dan dia juga sangat tidak terima dengan cara tegurnya zeira.

"Cih, anda kira saya takut sama anda, saya masih di atas ambang kesabaran, jangan membuat saya marah!!" ucap zeira menyepelekan anak itu, dengan menatap tajam pada wanita itu lalu mengancamnya.

"Kurang ajar lo!!" ucap wanita baru itu, tidak terima di tatap oleh zeira dengan tatapan kasar, dia pun langsung menampar zeira hingga membuat zeira terjatuh, dan wanita itu kembali duduk dengan santainya di kursi zeira setelah menampar zeira.

"Argh, sialan dia bener-bener harus gue kasih pelajaran nih kayaknya." gumam zeira saat terjatuh karena tamparan wanita itu.

"Zeira lo, gak apa-apa." teriak bara panik, langsung membangunkan zeira.

"Gak apa-apa bar, lo minggir gue mau kasih dia pelajaran sedikit tentang sopan santun." jawab zeira langsung bersiap-siap mengambil posisi.

"Hm, tapi-" bingung bara langsung terpotong oleh teriakan zeira.

"MINGGIR!!!" teriak zeira, langsung menarik tangan wanita itu, dan mencekiknya perlahan demi perlahan.

Zeira memang sangat tidak peduli dengan anak baru, tetapi jika anak baru itu mulai mengusik zeira yang baru kembali dari rumah sakit, apa boleh buat zeira akan berbuat kasar bahkan lebih kejam dari anak baru itu.

Satu kelas terkejut, dan tidak ada yang berani memisahkan zeira dengan anak baru itu, bara pun akhirnya langsung memanggil azka dan membuat seluruh kelas 12 heboh dengan peristiwa zeira.

"AZKA!!" teriak bara kelelahan berlarian.

"Apa lagi sih bar?" jawab azka dengan malas yang terbangun karena mendengar suara bara berteriak namanya.

"Zeira ka, zeira... dia nyekik anak baru di kelas gue, gara-gara anak baru itu kasar sama si zeira, sebenarnya Olivia si anak baru nampar zeira bahkan menghina zeira karena dia kira zeira cacat permanen." jelas bara memberitahu, masih dalam nafas yang terengah-engah.

"Astaga parah banget sih, ayo kita ke kelas lo." kaget azka, langsung berlari menuju kelas bara di lantai dua.

Sesampainya di sana, Azka sangat terkejut dengan melihat zeira yang tidak memakai tongkatnya lagi dan berdiri dengan sangat tegak, sembari mencekik olivia dan zeira pun berbicara *Siapapun yang berani memberhentikan ini, akan saya pastikan dia mati di tangan saya sekarang juga detik ini juga* ucapnya terdengar sangat penuh dendam pada wanita baru itu.

"Zeira sadar zei, jangan lakuin itu!! lepasin dia zei! jangan cari masalah!!" teriak azka yang sama-sama tidak berani memisahkan zeira dan anak baru itu.

Wanita itu mulai kehabisan nafasnya dan akhirnya dia pingsan, zeira yang tiba-tiba tersadar mengetahui hal itu langsung melepaskan tangannya dari leher wanita tersebut, lalu azka baru berani mendekati zeira, untuk menenangkan diri zeira.

"Zeira, sadar zei. Kamu gak boleh ngelakuin itu, nanti kamu bisa di laporkan sama dia zei." ucap azka menasihati zeira karena dia sangat takut dengan kedepannya.

"Dia memang pantas mendapatkan itu, karena dia telah melukai saya." jawabnya masih dalam emosinya.

"Iya tapi, kamu tetap gak boleh ngelakuin itu, lihat dia sekarang pingsan karena perbuatan kamu." ucap azka seperti mengintimidasi zeira.

"AAARRGHHHHH!!! DIAMM!!! KALIAN SEMUA, SIALAN!!!" teriak zeira, karena merasa risih dengan di sekelilingnya yang sedang membicarakannya.

"Sekali lagi, lo ngelakuin hal itu sama gue apalagi lo merasa berkuasa di sini, lihat aja gue bakal jemput kematian Lo!!" bisik zeira pada olivia dan langsung pergi keluar dari kelas.

Azka menyuruh Daffa untuk membawa Olivia ke Unit Kesehatan Siswa, setelah selesai mengurus olivia, azka langsung mencari zeira yang tiba-tiba pergi dari kelas setelah melakukan hal yang tidak baik itu pada olivia.

Azka mencari zeira ke seluruh sisi sekolah, tetapi masih belum menemukannya, saat azka menanyakan keberadaan zeira, pada salah satu anak yang menyaksikan kepergian zeira dan dia mengaku kalau melihat kalau zeira sudah di panggil oleh kepala sekolah, azka langsung menghampiri zeira ke ruangan kepala sekolah yang berada di gedung sebrang.

Sesampainya azka di depan pintu kepala sekolah, dia pun mengetuk pintu itu dan langsung memasuki ruangan kepala sekolah, tetapi salah satu guru di sana tidak mengizinkan Azka untuk ikut campur permasalahan zeira yang sedang berbincang dengan orang tua dari olivia, lalu guru itu pun mengusirnya secara paksa karena azka yang memberontak tidak ingin keluar dari sana.

"Zeira gak salah bu, dia gak pantas di hukum kayak gitu, ini gak adil!!" berontak azka masih mencoba membela zeira.

"Kamu tau apa, huh?! kalau kamu mencoba membela zeira, ibu akan bilang ke kepala sekolah, dan kamu akan mendapatkan skors dari kepala sekolah." tegasnya masih tidak bisa membuat azka berhenti bicara.

"Tapi bu, saya tidak terima kalau zeira di perlakukan tidak adil, ibu mungkin melihat dia mencekik anak baru itu. Tetapi ibu tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan zeira, sebelum dia melakukan hal itu pada wanita itu." jelas azka semakin berontak membela zeira.

"Saya tidak peduli! kamu tidak tahu tentang apa pun. Kamu juga bukan orang terkenal di sini, kamu tidak tahu betapa di sanjungnya orang tua Olivia di sini. Lebih baik kamu diam, seolah-olah tidak melihat pertikaian ini. Dari pada kamu mengalami nasib yang sama, seperti yang zeira dapatkan kali ini!!" ucap guru itu lalu pergi tanpa menjelaskan siapa sebenarnya orang tua anak baru yang di panggil dengan nama Olivia itu.

"EGOIS!!! KALIAN SANGAT TIDAK ADIL!!!" teriak azka tidak terima, lalu dia berusaha untuk meredakan emosinya.

Azka pun menunggu zeira di depan kantor kepala sekolah, tidak lama pun akhirnya zeira keluar dari kantor itu. Tetapi wajahnya benar-benar seperti sedang sangat bahagia, tidak terlihat adanya kesedihan sedikit pun di matanya, hal itu membuat azka penasaran dan mulai bertanya dengan kejadian di dalam kantor.

"Zeira kamu gak apa-apa?" panik azka memikirkan nasib yang malang pada zeira.

"I'm oke, karena pertengkaran ini aku jadi mengetahui siapa orang tua anak baru itu. Haha...!" jawabnya dengan santai.

"Mereka gak berkata kasar sama kamu kan? atau dia memaki kaki kamu yang terluka ini?" tanya azka semakin penasaran.

"Enggak azka, malah mereka meminta maaf sama aku, dan memohon agar aku bisa melepaskan anaknya dari cengkraman ku." jawab zeira sangat santai menjelaskannya tetapi di samping itu zeira juga merasa aneh dengan maksud pembicaraan orang tuanya olivia.

"Huh? maksudnya gimana, aku gak paham? kamu apa kan orang tua Olivia itu?" tanya azka.

"Olivia? Oh maksud kamu anak baru yang tidak tahu sopan santun itu? aku gak melakukan apa pun, tetapi aku hanya mengancamnya sedikit, agar orang tuanya bisa berbicara dengan anaknya untuk bersikap sopan santun sama aku walaupun dia anak orang kaya." jawab zeira dengan senyum kecilnya merasa tidak bersalah sama sekali.

"Wow, kamu cuma bicara kayak gitu, tapi udah bikin orang tua Olivia yang sangat di sanjung para guru jadi diam membisu! wah, hebat zei, aku bangga sama kamu, tapi cara kamu juga salah sih tapi gak apa-apa aku tetap bangga." ucap azka sangat terkejut dengan jawaban zeira.

"Cara menjatuhkan martabat orang tua murid yang tidak sopan walaupun dia kaya, hanya dengan senyuman yang bisa membuat anaknya merasa menderita, dan dia akan menuruti permintaan yang kita inginkan." jawab zeira, lagi-lagi seperti bukan dirinya dan masuk ke dalam kamar mandi.

"Zeira...?" gumam azka.

Azka mulai merasakan keanehan dengan diri zeira, seperti bukan dirinya sendiri melainkan diri orang lain, cara berbicaranya pun berbeda zeira tidak akan pernah berani berbicara seperti itu. Siapakah sebenarnya yang berada dalam diri zeira, apakah itu diri zeira yang baru yang jelas-jelas belum Azka ketahui selama tiga tahun yang mengenalinya dalam jarak jauh?

avataravatar
Next chapter