2 Kebohongan yang Termaafkan

Setelah kejadian malam itupun, zeira ingin memastikan kebenaran nya dan menanyakan tentang berita yang salah terhadap fazam dengan laura, ia pun langsung menghubungi fazam tetapi jawaban fazam tetap sama, "itu hanya berita bohong, kamu jangan percaya sama berita bohong yang beredar", zeira yang mendengar hal tersebut agak sedikit menaruh kecurigaan terhadap fazam, karena fazam tidak seperti biasanya menjawab singkat dan sehabis menjawab pertanyaan zeira langsung menutup telponnya dengan alasan lelah ingin tidur.

Keesokan paginya...

Pagi ini tidak seperti biasanya, fazam tidak menjemput zeira di rumahnya untuk berangkat sekolah bersama seperti biasanya yang mereka lakukan, dengan alasan fazam yang sudah berangkat lebih pagi, karena ada tugas yang harus di selesaikan disekolahannya. Hal itu lah, yang membuat zeira percaya saja dengan perkataannya fazam dan berangkat sendiri kesekolahan.

Zeira pun untuk pertama kali selama sekolah dia berangkat naik angkutan umum sendirian, karena sedari SD kelas 6 dia selalu berangkat bersama dengan fazam sampai masa sekolah SMA. Dalam angkutan umum dia tidak sengaja bertemu dengan azka, mereka pun duduk saling berhadapan, dan tanpa kata sapaan sedikit pun. Zeira yang tidak enak karena ia yang tiba-tiba langsung pergi dari rumah azka setelah membicarakan tentang fazam, begitu pun dengan azka yang masih merasa sakit hati ketika baru tahu kebenarannya tentang zeira yang sudah memiliki kekasih.

7 menit kemudian…

Tak di sangka fazam menaiki angkutan umum yang sama dengan zeira dan azka, zeira yang kaget melihat fazam menggenggam tangan laura pun dia langsung berpura-pura tidak melihatnya, tetapi fazam yang peka langsung melepaskan tangan laura, dan laura pun bingung dengan sikap fazam yang tiba-tiba berubah.

Zeira menahan kesabarannya di dalam angkutan sedari tadi, ia terlihat begitu sangat tegar sekali melihat kekasihnya berselingkuh dengan orang lain lagi langsung di depan matanya sendiri. Azka yang peka terhadap situasi zeira saat itu juga pun, langsung duduk di sebelah zeira langsung memegang kedua bahu zeira, zeira yang sudah tidak kuat pun diam-diam menangis membungkukkan badannya, setelah itu azka yang melihat zeira tiba-tiba menangis pun langsung melepaskan jaketnya untuk menutupi wajah zeira.

Tidak lama akhirnya sampai di depan sekolah zeira dan azka pun langsung turun dari angkutan itu,

"Zei, nangisnya dilanjut nanti aja kita turun dulu yuk udah sampai." ucap azka mengajak zeira untuk turun bersama.

"Lepasin jaket kamu, aku udah baik-baik aja." jawab zeira mengatakan dirinya sudah baik-baik saja.

"Oke, aku lepasin, tapi air matanya di hapus dulu ganti pakai senyuman palsu, jangan sampai ketauan nangis." ucap azka agar zeira bisa membalas perbuatan fazam dengan cara cantik.

Tidak banyak omong, zeira pun mengikuti saran yang diucapkan azka, dia menghapus air matanya dan mulai menarik nafas agar terlihat baik. Saat mereka turun dan melewati fazam, tiba-tiba fazam juga ikut turun dari angkutan umum dan meninggalkan laura pergi ke sekolah lebih dulu, untuk menjelaskan bahwa yang di lihat zeira itu salah, dan membela dirinya dengan laura.

"Sayang, kamu mau kemana?" ucap laura memangil fazam dengan sebutan sayang.

"Sebentar ya sayang, kamu berangkat duluan kesekolahan. Aku ada urusan dulu sama si azka, oke." jawab fazam menyuruh laura berangkat lebih dulu sembari mengelus rambut lurus laura.

"Yaudah deh, nanti aku tunggu di depan gerbang ya sayang." ucap laura Ingin menunggu fazam di depan gerbang sekolah.

"Iya terserah kamu, aku pergi dulu." singkat fazam langsung turun dari angkutan umum itu dan mengejar zeira.

*****

"Jeje, tunggu!! aku bisa jelasin, ini gak seperti yang kamu lihat. aku bener-bener habis ngerjain tugas, dan tugasnya itu sekelompok sama laura. Jadi, kamu jangan salah paham dulu." ucap fazam mulai membela dirinya sembari memegang tangan zeira.

"Iya-iya aku paham, sebaiknya kamu pergi dari sini sekolah kamu kan ada di belakang sana dan itu pun jaraknya lumayan jauh banget, sebentar lagi juga mau bel masuk, lebih baik kamu pergi kesekolah sekarang udah sana pergi!!" tegas zeira menutupi kesedihannya dengan cara mengusir fazam dari sekolahannya.

"Oke aku akan pergi, tapi kamu jangan nangis lagi." jawab fazam yang akan pergi dengan syarat zeira tidak boleh menangis lagi.

"Siapa yang nangis? aku tadi tuh main mata dan gak boleh kedip sama azka, kamu tahu dia kan?" elak zeira yang mulai membawa nama azka.

"Tapi kamu kayak habis nangis, je!" jelas fazam yang melihat zeira benar-benar menangis.

"Ya gimana gak mau nangis, orang mata aku sakit. udah sana ah kamu pergi, bentar lagi bel masuk, bye aku juga mau masuk dulu." elak lagi zeira lalu pergi dari fazam.

*****

Zeira langsung pergi menahan air matanya yang sedari tadi sedang berhadapan langsung mendengar penjelasan dari fazam, ia masih tidak percaya dengan apa yang di katakan azka itu ternyata benar adanya, zeira juga baru tersadar dengan perkataan azka walaupun zeira telah lama mengenal fazam dan sudah lama berpacaran dengan fazam, tenyata zeira masih belum mengenali sisi buruknya fazam yang lebih dalam lagi, sampai-sampai dia harus di selingkuhi seperti ini di depan matanya langsung, karena kejadian tadi zeira sekarang seperti tidak memiliki wajah di hadapan azka, azka juga tidak sengaja menyaksikan langsung perselingkuhan fazam dengan laura di hadapannya dengan sangat jelas.

Pada jam istirahat, azka lebih dulu beristirahat di kantin tetapi azka masih belum melihat tanda-tanda kedatang zeira ke kantin. Tidak seperti biasanya, azka langsung menanyakan keberadaan zeira pada bara teman satu kelasnya zeira yang baru tiba di kantin, dan bara memberitahu kalau zeira ada di perpustakaan.

"Bro, tumben lo udah di sini duluan. Pasti nungguin si zeira ya?" ledek bara.

"Eh iya, si zeira ada di mana, kok dia gak ke kantin?" tanya azka tanpa menjawab pertanyaan bara tadi.

"Kalau gak salah, tadi kayaknya gue liat dia pergi ke perpustakaan deh. Eh iya, gue juga mau ngasih tau lo tentang soal kebenaran zeira yang pacaran sama fazam, ternyata dia beneran pacaran tau sama si fazam itu, sumpah kaget banget gue, terus gimana nasib si zeira ya si fazam kan pacaran juga sama laura." jawab bara.

"Iya gue tau dia pacaran sama si brengsek itu, eh iya, lo sama anak-anak kelas lo pokonya jangan ada yang nanya-nanya lagi soal zei pacaran sama fazam atau enggak ya, pokonya jangan!!!" ucap azka yang sudah mengetahui dan memperingatkan pada bara dan teman sekelasnya untuk tidak membicarakan hubungan zeira dan fazam.

"Emangnya kenapa sih, tadi juga pas bocah-bocah kelas lagi pada ngegosipin tentang pacaran zeira sama fazam, si zeira itu wajahnya kayak pengen nangis az, emangnya lagi ada apaan sih, gue kepo banget nih." tanya bara sangat penasaran dengan kejadian yang sebenarnya.

"Ah!! udah deh, mending lo diem aja. Dan bilangin ke bocah-bocah juga jangan ngegosipin zeira, kalau mereka masih ngegosip zeira suruh berhadapan sama gue langsung, dah ya gue pengen cabut dulu." jawab azka langsung meninggalkan bara di kantin sendirian.

"Ehh... mau cabut kemana lo? bro!! yaelah kebiasaan banget sih, setiap lagi ngomongin si zeira kabur mulu." ucap bara dari kejauhan.

Setelah mendengar jawaban dari bara pun azka langsung pergi ke perpustakaan, untuk mencari zeira karena saat ini pasti zeira sedang dalam kesedihan. Azka mulai mencari zeira ke seluruh rak-rak perpustakaan yang besar, tetapi tetap saja masih belum menemukan zeira, sampai-sampai dia juga harus menanyakan pada penjaga perpustakaan tentang keberadaan zeira, tetapi penjaga bilang dia tidak melihat ada zeira di sini, sampai pada akhirnya azka sendiri yang mendengar suara tangisan dari balik pintu perpustakaan, mencari sumber tangisan itu, ternyata suara tangisan itu adalah suara tangisan zeira.

"Zeira…?" lirih azka memanggil dengan nada yang sangat lembut dan pelan.

"Azka, ngapain kamu disini, apa tadi suara tangisanku kedengeran?" kaget zeira yang ter

"Iya suara tangisan kamu terdengar banget, aku kesini itu nyariin kamu, karena aku khawatir banget sama kamu." jawab azka.

"Aku mohon, aku mau sendiri, kamu pergi dari sini jangan ganggu aku!" bisik zeira mengusir azka.

"Aku gak bisa ngebiarin kamu di sini nangis sendirian, kalau kamu gak kuat kamu nangis sama aku aja, aku bakal jadi tameng kamu, dari pada kamu di sini sendirian, dan kalau sewaktu-waktu ada anak lain yang masuk mau baca di sini, terus tiba-tiba denger suara tangisan nanti mereka ngiranya itu suara hantu. Mending kita cari tempat lain aja, atau gak ke taman yang di depan sana. Ayo…" ucap azka membujuk sembari menarik-narik tangan zeira untuk menenangkan zeira di taman depan.

"Yaudah deh." pasrah zeira mengikuti arahan azka.

Mereka pergi keluar perpustakaan untuk ke taman, sesampainya di taman air mata zeira mulai tumpah sangat banyak. Karena zeira benar-benar sangat kecewa dengan kelakuan fazam yang menyelingkuhinya dan berbohong padanya, ini bukan kali pertama zeira di perlakukan seperti ini, tetapi zeira sudah mengalami sebanyak tiga kali perlakuan yang sama seperti ini oleh fazam, tetapi zeira masih memaafkan fazam dan menerimanya kembali karena zeira sangat mencintai fazam.

Dia benar-benar tidak ingin kehilangan fazam, dia juga selalu berpikir tidak apa-apa kalau fazam menyelingkuhinya, asalkan fazam tidak meninggalkannya dan membuangnya begitu saja. Azka sangat menginginkan zeira jujur bercerita kepadanya, karena azka merasa ada hal yang sangat mengganjal pada diri zeira ketika zeira melihat fazam berselingkuh di depan matanya langsung, saat fazam menggenggam tangan laura zeira terlihat biasa saja di depan fazam, azka juga menguping pembicaraan fazam dengan zeira sesaat fazam memberikan penjelasan pada zeira.

Azka pun bingung mengapa zeira tidak mengatakan yang sebenarnya kepada fazam, apa alasan zeira masih mempertahankan fazam? Azka benar-benar sangat marah melihat orang yang ia cintai menangis karena di selingkuhi, azka yang tidak sabar pun memberanikan dirinya dan langsung bertanya pada zeira tentang apa yang sebenarnya terjadi dalam hubungan fazam dan zeira.

"Zeira, aku tau kamu sedih. tapi please jangan terus-terusan nangis kayak gini, aku gak tega liatnya tau..." ucap azka tak tega melihat zeira menangis tersedu-sedu.

"Yaudah, aku balik lagi aja ke perpustakaan, aku mau nangis di sana aja, soalnya kalau di sini gak bebas." jawab zeira langsung berdiri dari kursi taman.

"Ih jangan dong, aku bawa kamu kesini tuh biar kamu bisa ngeluarin seluruh tangisan kesakitan kamu, biar dada kamu legaan dan tenang, aku cuma mau kamu cerita sama aku, biar beban kamu berkurang, anggep aja aku ini pohon atau benda yang kamu sering curhatin, cerita aja pasti akan aku dengar kok. Jangan merasa sendiri, aku juga udah denger semuanya dari bara, anak-anak kelas kamu gosipin kamu sama fazam juga kan?" ucap azka siap menjadi tameng bagi zeira.

"Aku gak peduli sama mereka, aku juga gak peduli kalau fazam selingkuh, aku cuma takut kalau dia ninggalin aku karena dia selingkuh dan ketauan sama aku di depan mata aku sendiri." jawab zeira yang langsung jujur tidak peduli jika fazam menyelingkuhinya dan lebih takut jika fazam meninggalkannya.

"Coba ulangi ucapan kamu, aku kurang paham sama penjelasan kamu zei?" ucap azka yang masih bingung dengan omongan zeira.

"Fazam, sebenarnya dia udah pernah ngelakuin hal yang sama kayak yang kamu lihat tadi." jawab zeira mulai terbuka dengan azka.

"APA?!! Jadi maksud kamu, dia sering nyelingkuhin kamu, benar begitu?" kaget azka mendengar penjelasan dari zeira yang sudah sering di selingkuhi oleh fazam.

"I-iya, az." jawab zeira tak bisa berkata apa-apa lagi pada azka.

"Kamu udah sering di selingkuhin, kenapa kamu masih mau sama dia, zei? kenapa kamu gak minta putus aja, kan kalau kayak gini kamu juga yang sakit sendiri zei." ucap azka langsung menyuruh zeira memutuskan hubungan dengan fazam.

"Aku gak peduli, aku cinta banget sama fazam, aku sayang banget sama dia, aku gak mau kehilangan dia, kita udah pacaran selama tujuh tahun lebih dia nyelingkuhin aku juga cuma tiga kali, bagi aku itu biasa aja kok. Dan aku juga baru sadar, kalau aku di selingkuhi sama fazam itu karena aku terlalu sibuk sama pekerjaan aku yang mengajar ini." jelas zeira yang tidak peduli di selingkuhi asalkan tidak di tinggalkan oleh fazam.

"Setidaknya zei, dia tau kamu sibuk sama pekerjaan kamu, kenapa dia gak bantu kamu, dengan cara mensupport kamu? Enggak kayak gini zeira, ah tuh kan jadi aku yang kesel!!" ucap azka mengeluarkan emosinya sembari memukul kursi yang ia duduki.

"Udah azka, kenapa jadi kamu yang emosi sih, aku cuma nyesel kenapa ayah jarang kasih aku uang, coba aja ayah inget sama aku. Hubungan aku sama fazam gak akan kayak gini." jawab zeira, yang ternyata menyesal karena ayah nya yang melupakan dirinya.

"Kok kamu malah nyalahin ayah kamu sendiri sih, itu yang kamu sebut ayah kamu lho zei, kamu gak boleh ngomong kayak gitu tentang orang tua kamu karena cinta gila kamu ke fazam, gak baik zei." ucap azka memperingati zeira untuk sadar akan cintanya pada fazam hampir membuat zeira menjadi anak yang durhaka kepada ayahnya.

"Kamu tau apa sih tentang aku, please gak usah ikut campur urusan pribadi orang, aku gak suka!!" kesal zeira langsung pergi meninggalkan azka sendirian di kursi taman."

Azka menyesal karena salah dalam pengucapan sehingga membuat zeira marah, tetapi azka juga bingung, mengapa zeira marah terhadap ayahnya sendiri bukan ke fazam.

Bel masuk pun berbunyi azka kembali ke kelasnya untuk mengganti baju olahraga karena mata pelajaran selanjutnya adalah olahraga, untungnya kelas zeira dan azka melakukan olahraga bersama, selanjutnya seperti biasa azka yang memimpin untuk pemanasan sebelum mulai melakukan berolahraga.

"Ayo guys cepetan baris kesini jangan ngobrol terus, habis ini saya bakal contohin masukin bola basket ke ring dengan teknik basket yang benar, dan kalian harus perhatikan baik-baik. setelah ini juga kata pak samuel dia akan langsung mulai pengambilan nilai, pahamkan yang saya bilang?" ucap azka sembari menyuruh untuk seluruh teman-teman berbaris.

"Paham…" semua menjawab serentak, dan langsung mulai berbaris dengan rapi.

Mereka semua berkumpul dan azka langsung memulai pemanasan, tetapi sebelum itu azka melihat zeira berbaris di barisan paling belakang melamun tidak melakukan pemanasan. Azka pun langsung menyuruh zeira maju untuk berdiri di barisan paling depan dengan tujuan agar tidak melamun terus.

"ZEIRA!! Ayo kamu pindah ke depan, dari tadi aku liat kamu diem aja, gak ngelakuin pemanasan dari tadi." teriak azka dari jauh menyuruh zeira untuk berpindah barisan di depan agar melakukan pemanasan dengan baik.

"Enggak mau, aku di sini aja." bantah zeira menolak perintah azka.

"Kalau kamu terus-terusan di belakang sana, yang ada kamu diem dan gak ngelakuin pemanasan. Aku gak mau ya, kalau kamu nanti ngeluh keseleo atau apapun itu, nanti gak akan aku tolongin!" ancam azka agar zeira maju ke barisan paling depan.

"Oke-oke, aku sekarang ke depan." jawab zeira langsung maju ke depan.

Saat zeira maju ke barisan paling depan, banyak yang mulai membicarakannya dan azka yang mendengar pun langsung marah kepada teman sekelasnya zeira.

"Kalian ke sekolah niatnya mau ngapain sih? masih aja lagi jam pelajaran malah gosipin temen sendiri!!" kesal azka.

"Suka-suka kita dong, emangnya lo siapa? ngatur-ngatur kita?" sinis tasya.

"Gue emang bukan siapa-siapa di sini, tapi apa pantes lo ke sekolahan buat gosipin temen sekelas lu? lu gak kasihan sama bokap nyokap lo yang nyari duit buat lo sekolah biar pinter di sekolah bukan ngegosip di sekolah?" ucap azka memperingati tasya.

"Ngapain gue kasihan sama orang tua gue, lah gue aja anak orang kaya, lagian orang tua gue nyari uang gak susah payah banget, karena harta keluarga gue tujuh turunan gak akan habis!!" sindir tasya yang membicarakan harta kekayaan keluarganya.

"Dasar anak manja!! di umur yang segini lo bisanya cuma ngegosipin temen kelas lo, dan sedangkan lo itu gak tau kalau temen sekelas lo udah kerja, udah bisa menghasilkan uang, gak kayak lo masih minta-minta orang tua kayak pengemis." sindir balik azka.

"Udah azka, stop jangan adu mulut ih." ucap zeira yang lelah mendengar perdebatan azka dan tasya.

"Iya bro, bener kata zeira. Udah orang gila kayak si tasya gak usah di ladenin." Selak bara, sembari mengatai tasya.

"Ih, bara!! jangan jadi tukang kompor deh. Stop bara azka udah ih, lanjutin aja pemanasannya jangan saling ledek-ledekan, gak baik!" ucap zeira memukul badan bara karena dia ikut mengompori azka yang sedang berdebat dengan tasya.

"Iya maaf, gue diem nih zei." jawab bara yang langsung diam.

"Iya zeira, ayo lanjut pemanasan lagi, jangan ngegosip, kita di sini buat belajar jadi anak yang pintar membanggakan orang tua, bukan jadi tukang gosip ya!" jawab azka tetapi masih menyindir tasya.

"Azka… udah dong!!" bisik zeira.

"Iya-iya, ayo angkat kaki kanan, hitung mulai dari 1…2…3…4…5…6…7…8…2…2…3…4…5…6…7…8…" jawab azka tertawa kecil langsung memulai lagi pemanasannya.

Azka langsung mengajarkan teknik melempar bola basket ke dalam ring, dan yang lain memperhatikan nya, zeira mulai terpesona dengan azka saat azka berhasil memasukkan bola basket ke dalam ring, azka bisa membuat zeira tersenyum kembali setelah mengalami permasalahan yang sulit di hidup zeira.

Jam olahraga pun selesai, semuanya kembali ke kelas masing-masing untuk beristirahat. Sedangkan azka masih membereskan bola basket dan peralatan yang lainnya tanpa di bantu bara, zeira yang melihat azka membereskan peralatan sendirian pun tidak tega, dan ingin membantu membereskannya.

"Kamu ngapain masih di sini? udah biarin aja di situ nanti aku yang beresin zeira, mending kamu balik aja ke kelas aja sana." ucap azka langsung mengambil bola dari tangan zeira.

zeira yang tidak peduli dengan perintah azka, dan membiarkan azka mengambil bola dari tangan nya ia pun mengambil bola yang lain dan bermain bola basket untuk bermain dan melawan dengan azka.

"Oh, aku paham. Jadi kamu mau main basket sama aku? ayo kalau kamu bisa ngalahin aku, aku bakal traktir kamu makan siang besok, gimana?" ucap azka, sambil bertaruhan dengan zeira.

"Setuju, siapa takut." jawab zeira menyetujui taruhan basket.

Azka yang melihat sikap zeira yang tidak seperti biasanya pun dia tersenyum heran, tetapi ada kesenangan tersendiri karena bisa melihat zeira tersenyum untuknya.

Mereka sangat menikmati permainan, azka sengaja mengalah untuk melihat zeira tersenyum lagi untuknya. Dan permainan pun berakhir dengan pemenangnya adalah zeira, mereka pun langsung membereskan bola dan segera pulang sekolah, karena bel pulang sekolah sudah berbunyi.

"Hey, jangan lupa traktir aku makan siang besok. Oke!" teriak zeira dari jauh.

"Iya siap, udah sana pulang." jawab azka langsung mengusir zeira untuk pulang.

"Bye, azka." ucap zeira berpamitan.

"Bye." jawab azka membalas pamitan zeira.

Mereka berpisah, zeira harus mengajar les melukis di tempat lain, hari esok dia baru ada jadwal mengajar les melukis di rumah kia.

Ternyata di gerbang sekolah, fazam telah menunggu zeira sedari tadi.

Tetapi zeira yang melihat adanya fazam, ia langsung pergi ke arah lain begitu saja, sampai-sampai fazam mengejar zeira, tetapi sebelum fazam mengejarnya dia dihalangi oleh teman basket azka.

"Jegat dia, jangan sampai dia bicara sama zeira! Bawa dia ke gudang sebelah, gue tunggu di sana." ucap azka memerintahkan untuk bara dan reno membawa fazam ke gudang sebelah.

"oke, bro." jawab reno dan bara serentak.

Bara dan Reno langsung memukul leher fazam dari belakang membuat fazam pingsan, mereka pun langsung membawanya ke gudang sebelah sesuai yang di perintahkan azka. Sesudah membawanya ke gudang sebelah, azka mengikat tangan dan kaki fazam dengan sangat kencang. Lalu membangunkan fazam yang masih pingsan karena pukulan leher tadi.

"BANGUN!!" teriak azka menyiram wajah fazam yang masih pingsan.

"Ahh, gue dimana ini, kenapa tangan gue di ikat?" kaget fazam yang melihat tangan dan kakinya sudah terikat kencang.

"Udah lo diem dulu, gue cuma mau ngasih beberapa pertanyaan sama lo." ucap azka mengikat kencang kaki fazam

"Enggak harus gini azka, emangnya lo ada masalah apa sama gue, sampai-sampai gue di ikat kayak gini, kita bisa bicarain baik-baik kan?" bentak fazam, mencoba membuka ikatan tali di kursi dan meminta membicarakan baik-baik.

"Jelas lo ada masalah sama gue, karena lo udah nyakitin zeira itu udah jadi masalah bagi gue!!" teriak azka semakin emosi.

"Zeira? emangnya kalian punya hubungan apa?" tanya fazam kebingungan.

"Lo gak perlu tau! gue cuma mau ngasih tau, kalau lo gak bisa bahagiain zeira, lepasin dia, biar dia bahagia dengan caranya sendiri." geram azka.

"Maksud lo apa sih, jangan bilang lo itu suka sama zeira cewek gue?" ucap fazam membuat azka semakin emosi.

"Heh, lo itu gak pantes panggil zeira dengan sebutan cewek lo, karena lo udah nyelingkuhin zeira sebanyak tiga kali, dan pasal gue suka atau gak sama zeira ini bukan urusan lo sama sekali! DRAGG!!!" kesal azka langsung memukul wajah fazam sangat kencang.

Bara dan Reno pun terkejut melihat azka yang tiba-tiba bermain kasar, kursi yang fazam duduki juga langsung terjatuh, setelah itu kursi pun langsung di bangunkan kembali oleh bara dan reno. Azka yang di kenal anak baik tanpa masalah pun sekarang memiliki masalah dengan fazam murid sekolah belakang, hanya karena fazam telah menyakiti hati wanita yang azka cintai selama tiga tahun lamanya.

Menurut Azka, fazam adalah laki-laki yang tidak ada bersyukurnya dan tidak tau diri, karena sudah di cintai oleh wanita yang mencintainya selama tujuh tahun dengan sangat tulus, sampai tidak ada yang tahu kalau mereka sudah berpacaran selama itu.

"Sekarang gue tanya sama lo, apa lo masih cinta sama zeira atau gak?" tanya azka mengurangi emosinya.

"Gue masih cinta sama zeira!" jawab fazam tanpa banyak pikir ia langsung menjawab kalau ia masih mencintai zeira.

"Kalau lo masih cinta sama zeira, kenapa lo selingkuhin dia?! lo gak tau seberapa beratnya dia berjuang untuk hidup, kenapa lo gak support dia sih, kenapa lo harus nyakitin dia, kenapa zam kenapa?!! Lo gak tau kan cewek yang lo selingkuhin itu banyak yang merjuangin dia, pengen dapetin hati dia juga, tapi cuma karena cowok brengsek kayak lo gini, cowok yang merjuangin dia sakit hati sama lo!" kesal azka.

"Gue masih cinta sama zeira, tapi dia gak bisa ngasih apa yang gue minta, makanya lebih baik gue manfaatin cewek lain secara diam-diam dan gak nyakitin dia tetapi tadi pagi gue malah ketauan sama dia." jawab fazam seenaknya mempermainkan hati wanita lain dan hati zeira hingga membuat azka marah menarik kerah bajunya.

"Maksudnya apa, zeira gak bisa ngasih apa sama lo? dia tuh cinta mati ya sama lo, lo masih kurang apa dari dia, huh?!!" teriak azka sembari menarik kerah baju fazam.

"Gue cuma pengen dapet perhatian dari dia, kasih sayang dia, gue pengen setiap hari dia ada terus di sisi gue bahkan setiap saat, gue juga pengen banget tinggal sama dia, seperti sekarang gue tinggal sama laura di kosannya." jelas fazam membuat kesabaran azka hilang kembali.

"Gila lo ya! Gak paham lagi gue sama lo dan gue baru tau kalau lo itu brengsek banget." teriak azka langsung memukuli wajah fazam lagi.

Reno yang kaget karena azka memukul fazam lagi pun, langsung menarik badan azka dan ingin membawanya keluar.

"Lepas iketannya, gue pengen mukul anak itu sampai puas, BUKA IKETANNYA!!" teriak azka meminta ikatan tali di buka agar dia bisa bebas memukul fazam.

"Enggak bisa bro, ini udah kelewat batas, lebih baik kita pulang aja, ayo bro udah cukup! ucap reno langsung menariknya untuk keluar dari gudang.

"Lepas!! gue pengen habisin dia di sini, lepasin gue kenapa lo narik gue sih." teriak azka yang tidak mau di tarik oleh reno.

"Bar, lo buka ikatannya fazam, biar gue bawa azka pergi dari sini, kita udah cukup main-mainnya." ucap reno menyuruh bara untuk melepaskan ikatan tali pada fazam.

"Oke, biar gue yang buka." singkat bara langsung membukakan talinya.

"Reno gue masih belum puas, lepasin gue ren!! reno ish, Renooo!!! Awas lo zam, kalau gue ketemu sama lo lagi, camkan kata-kata gue ini gue bakal habisin lo!! Inget kata-kata gue itu!!!" teriak azka dari jauh.

Reno sudah pergi membawa azka keluar untuk menenangkan pikirannya, dan bara juga sudah membuka ikatan fazam, sekaligus langsung meminta maaf pada fazam atas perlakuan kasar yang di terima fazam dari azka.

"Maafin azka gue sama reno ya, dia emang gak suka kalau ada orang yang nyakitin cewek yang dia suka." ucap bara meminta maaf malah menjadi keceplosan

"Benerkan kata gue, kalau dia itu suka sama zeira?" jawab fazam lirih masih kesakitan dengan wajahnya.

"Iya, lo bener. Dia memang suka sama zeira, jadi gue saranin lo, jangan sampai ketemu Azka, karena kalau lo ketemu lagi sama dia saat masih emosi kayak tadi lo bakal lebih di habisin sama dia, pokonya jaga diri lu, maafin azka, reno sama gue karena udah bawa lo kesini dan nyakitin lo disini." ucap bara membenarkan perkataan fazam.

"Enggak apa-apa kok gue udah biasa juga, udah tahan banting malah, thanks ya lu sama reno masih mau lepasin gue dari emosi azka." jawab fazam langsung berterima kasih karena bara dan reno sudah menolongnya dari cengkraman azka.

"Oke gak apa-apa, yaudah mending sekarang lo pergi dari sini sebelum azka lepas kendali lagi." ucap bara langsung menyuruh fazam pergi dari gudang itu.

"Oke bro," jawab fazam langsung pergi dari gudang itu.

Fazam pergi dengan banyak luka di wajahnya, sedangkan azka mulai menyakiti dirinya sendiri lagi, dia pergi mabuk untuk melupakan masalahnya dengan fazam hari ini dengan ditemani oleh reno, reno pun langsung mengabari bara kalau azka sedang ingin minum dan reno meminta bara untuk ikut menemani azka di bar bersamanya.

avataravatar
Next chapter