5 Hari Patah Hati.

Apakah bosan bisa membuat orang yang memiliki hubungan bisa hancur dengan mudahnya? Tentu saja bisa, mereka yang bosan dengan pasangan nya dan tidak memiliki daya ketertarikan kembali bisa jadi akan mencari yang lain yang bisa menutupi kekurangan itu. Ataupun tidak, mereka yang benar-benar sangat mencintai pasangan nya akan memendam rasa bosan itu dan mencari cara agar lebih bisa mencintai pasangannya kembali dan membuang keraguan pada pasangan.

Dan seorang yang tetap kau kenang selama ini, kadang adalah seseorang yang sudah seharusnya kau lupakan sedari dulu.

*****

Rumah azka yang masih terlihat sangat heningnya pada jam 05:30 tiba-tiba berubah menjadi ramai ketika azkia mulai membangunkan abangnya yang masih tidur dengan lelap.

"BANG!! BANGUN!! JAM BERAPA INI!!" teriak azkia dari dapur.

"Apa sih dek, abang gak mau sekolah!!" jawab azka langsung menutupi telinganya dengan bantalnya lalu dilapisi dengan selimut.

Azkia yang sudah tidak tahan dengan tingkah laku abangnya yang membuat masalah di pagi hari pun, langsung menghampiri azka dengan air yang kia bawa dari dapur lalu mengancam abangnya, jika azka tidak ingin berangkat ke sekolah saat itu juga akan diguyur oleh kia.

"Bang liat ini, aku bawa apa?" ucap kia menyiapkan air yang kia ambil dengan gayung.

"Ah, kia jangan kayak gitu dong!! kalau kasur abang basah gimana? tangan abang kan patah, emangnya kamu bisa bawa kasur abang ke atap!!" kesal azka yang tidak suka dengan tingkah adiknya memperagakan ibunya yang saat ini tidak ada di sini.

"Ya makanya bangun!! kan kita udah sepakat, kalau abang gak mau aku aduin masalahnya ke ayah, ya abang harus sekolah!! Kak zeira pasti juga udah ngomong kan kalau kakak harus pergi sekolah?" kesal zeira sangat lelah menghadapi tingkah abangnya yang seperti anak kecil.

"Iya udah, tapi kan-" jawab azka tetapi terpotong oleh kia.

"Enggak ada tapi-tapian, sekarang bangun habis itu mandi, aku udah bikinin sarapan nasi goreng sama susu di meja, dan harus di makan selagi masih hangat." teriak kia langsung keluar dari kamar azka.

"Bawel banget sih kamu ini, persis banget kayak mamah!! aku kira sebulan gak ada mamah bakal bisa bebas, eh taunya sama aja malah lebih terkekang sama adik sendiri!!" kesal azka semakin beradu mulut dengan kia.

"Kalau gak mau dengar aku cerewet, ya lakuin apa yang aku suruh, ini juga bukan aku yang mau, tapi mamah yang nyuruh aku kayak gini ke abang, kalau abang gak terima gak apa-apa aku bisa aduin ke mamah!! ancam kia.

"Beraninya ngancem terus, dasar nyebelin!!" teriak azka langsung menutup pintu kamarnya dengan sangat keras.

"Kalau bukan abang aku, udah aku jual kau bang!!" gumam kia menggerutu.

Setelah pertengkaran adu mulut di pagi hari untuk pergi kesekolah akhirnya selesai, saat nya azka untuk bersiap-siap ke sekolah dan mulai memakan sarapan yang sudah dibuat oleh adiknya.

"Bang aku berangkat duluan ya," ucap kia berpamitan dengan azka sembari mencium tangan abangnya itu.

"Lah, kamu gak sarapan dek?" bingung azka.

"Tadi udah, pas abang masih mandi." jelas kia.

"Oh, yaudah sana. hati-hati di jalan, kalau dijalan ada apa-apa telpon abang. Oke!" ucap azka, mengingatkan kia untuk berhati-hati dijalan.

"Iya abang, bye abang!" jawab kia langsung pergi membuka pintu.

"Oke, bye. Eh apaan itu" ucap azka terkejut sejenak lalu memakan nasi goreng dengan tidak pedulinya.

Sedangkan kia...

"Astaga!! Ihh, bang bara ngapain ngagetin kia sih!!! nyebelin!!" teriak kia yang terkejut melihat bara muncul dari bawah.

"Hehe, pagi kia. Bang azka udah bangun belum?" ucap bara tak lupa mengucapkan selamat pagi pada kia lalu menanyakan keberadaan azka.

"Ada tuh, lagi sarapan." jawab kia dengan wajah yang sangat kesal.

"Oh oke, aku boleh masuk gak?" ucap bara.

"Masuk tinggal masuk, kan situ gak perlu izin masuk juga biasanya langsung nyelonong duluan!!" sindir kia.

"Ih sinis amat sih, nanti gak abang beliin es krim lagi lho!!" ancam bara

"Sssttt!! Berisik banget sih! kalau bang azka tau gimana?!" bisik kia sembari mencubit tangan bara.

"Ih sakit kia, iya-iya maaf, lagian abang kamu kayaknya lagi serius makan, gak akan denger lah." jawab bara

"Ah udah ah sana masuk, kia mau berangkat!" kesal kia dihalangi untuk keluar rumah oleh bara.

"Mau aku anter gak?" ledek bara.

"Enggak, Makasih!!" jawab kia sembari mendorong bahu lebarnya bara.

"Oke sama-sama, hati-hati ya kia." ucap bara dengan gaya genitnya.

"Iya." jawab kia yang sudah pergi terlalu jauh.

*****

"Bro, tumben lo masih makan jam segini." ucap bara yang masih belum tersadar dengan tangan azka yang di balut perban.

"Lo kok ada di sini? jadi yang di depan si kia kaget tadi itu karena lo dateng?" panik azka.

"Iya bro, emangnya kenapa? bingung bara.

"Hm, gak apa-apa kok, gue cuma kaget aja ada lo di sini." jawab azka sembari menutupi tangan kirinya dengan handuk.

"Yaelah kita kan setiap sekolah selalu berangkat bareng, masa lo lupa sih?" ucap bara kesal tiba-tiba azka melupakan berangkat ke sekolah bersama.

"Gak, gue gak lupa kok. hm, cuma ini..." jawab azka menjadi sangat gugup, dia masih belum mengingat perkataan zeira semalam.

"Aduh, semalam si zeira bilang apa ya? gue harus jawab apa? ih, kenapa bisa lupa gini sih? Ah, mending jangan ngaku dulu deh sebelum dia nanyain duluan. oke azka lu pasti bisa bohong sama bara, biar bara gak ngadu ke guru." ucapnya dalam batin.

"Cuma?? Cuma? Cuma apa bro, lo ngomong aja mikirnya setahun lama banget gila!!" ucap bara mengulang-ulang perkataan azka lalu mengagetkan azka yang sedang termenung.

"Eh, hm... ini anu, hm cuma... apa ya? ah, ini gue baru ingat, cuma gue lagi banyak pikiran aja makanya gue lupa kalau kita sering berangkat bareng ke sekolah, hehe..." kaget azka langsung menjelaskan secara gugup.

"Yaelah gue kirain apaan, emangnya lo lagi ada masalah apa sih? kayaknya serius banget yang lo pikirin itu?" jawab bara langsung menanyakan apa yang azka pikirkan.

"Ah ini urusan gue, lo gak perlu tau ya, karena lo masih kecil. Hahaha...." jawab azka menyembunyikan masalahnya.

"Di kata gue ini bocil kali, kayak gak tau urusan orang dewasa." kesal bara.

"Ah udah jangan ngambekan kayak cewek pms, mending sekarang berangkat ke sekolah yuk, tapi lo yang bawa motornya." ucap azka.

"Lah ayo deh, eh tapi biasanya kan lo yang bawa kenapa sekarang gue yang bawa?" bingung bara masih belum tau dengan keadaan Azka sekarang.

"Ada kendala sedikit di tangan gue," jawab azka hanya menjelaskan setengahnya dan tidak memperlihatkan tangannya yang patah.

"Kendala apaan sih? coba gue liat tangan lo..." penasaran bara sembari mengecek tangan sebelah kanan bukan kiri.

"Eits tidak bisa, udah ah kali ini gue capek bawa motor lo aja yang bawa, gue mau nikmatin suasana jalanan. Nih kuncinya, ayo gas ke sekolah" jawab azka mengelak, lalu pergi mengambil tas yang ada di kamarnya.

"Ah, iya dah iya." ucap bara langsung turun ke garasi mengeluarkan motor.

Bara dan Azka berangkat sekolah bersama, sedangkan zeira yang bertengkar dengan fazam dia masih berjalan kaki untuk menuju halte busway, dan tidak di antar lagi ke sekolah. Bukan karena mereka putus hubungan, hanya saja mereka masih bertengkar. Fazam memang sangat sulit untuk membalikkan keadaannya, sedangkan zeira anaknya sangat tidak peduli dengan fazam jika sudah bertengkar.

"Ah, bisnya mana sih? kok lama banget udah jam berapa ini aduh kalau aku telat, pasti bakal dihukum guru piket." gumam zeira sangat panik menunggu bis yang biasa ia naiki untuk berangkat ke sekolahnya.

15 menit kemudian....

Kringg…

Bel sekolah pun berbunyi pertanda sudah masuk sekolah dan gerbang sekolah akan segera di tutup, zeira yang baru pertama kali telat karena menunggu bis pun akhirnya di kunci dari luar sekolah, pak satpam tidak membiarkannya masuk karena belum ada izin dari guru piket.

"Pak, tunggu pak!! pak saya mohon bukakan gerbang untuk saya. Saya baru pertama kali telat, dan ini juga telat karena bis yang saya tunggu mengalami kendala di jalan, saya mohon pak izinkan saya masuk." ucap zeira memohon lewat pos satpam.

"Zeira, dengarkan saya. Mau kamu telat sehari atau sering telat, kalau tidak ada perintah dari guru piket yang membiarkan kalian yang telat untuk masuk ke dalam, saya tidak berani untuk membuka pintu gerbangnya." ucap pak satpam yang tidak peduli dengan alasan zeira dan tetap menunggu guru piket datang.

"Tapi pak, saya baru kali ini pak. Saya mohon!! kalau tidak bapak tolong panggilkan guru piket biar saya yang bicara soal keterlambatan saya." jawab zeira yang masih memaksa untuk masuk ke dalam dan meminta pak satpam untuk memanggil guru piketnya.

"Kalau hanya kamu yang di bebaskan dan mereka tetap menunggu di luar, itu tandanya kamu tidak menaati peraturan yang sekolah berikan. Dan pasti itu sangat tidak adil, mungkin kamu bisa beralasan seperti tadi, tapi saya masih belum percaya." jelas pak satpam

"Ya sudah lah pak, saya ikhlas menunggu di sini." pasrah zeira.

"Nah, lebih baik begitu sabar ya, lima menit lagi guru piket pasti datang." ucap pak satpam menenangkan zeira.

"Iya pak satpam." jawab zeira dengan pasrah.

Zeira yang telat karena bis, menunggu guru piket datang. Saat membiarkan yang telat masuk pun, mereka yang terlambat termasuk zeira akan menjalani beberapa hukuman yang sudah ada dalam peraturan sekolah. Setelah selesai menjalankan hukumannya pun zeira masuk ke dalam kelasnya, teman-temannya menanyakan mengapa zeira bisa terlambat tidak seperti biasanya.

"Hei zeira, tumben lo telat hari ini, kenapa lo gak minta di anter sama fazam lagi atau kalian udah putus?" sindir tasya tiba-tiba menyapa zeira yang sedang kelelahan setelah dihukum guru piket.

"Yaelah tasya, gak usah lo tanya juga udah ke jawab dari dia telat hari ini. Pastinya mereka berdua udah putus lah, ya kali orang udah putus masih minta anter jemput kayak tukang ojek. Hahaha..." ledek thania tertawa bersama dengan tasya.

"Oh iya ya, kenapa gue baru sadar pas lu kasih tau ya? Hahaha..." jawab tasya masih meledek zeira.

Zeira yang tidak tahan dengan tawa Tasya dan Thania pun menggebrak meja seolah-olah dia kesal dengan ucapan tasya dan thania. Hingga membuat bara yang sedang menulis pun terkejut dengan gebrakan meja dari zeira.

BRAKK!!!

"Astaga!!" kaget bara, tasya, dan thania dengan serentak.

"Lo kenapa zei, ngagetin gue lagi nulis." ucap bara yang duduk di belakang zeira sembari memperlihatkan tulisannya pada zeira.

"Enggak apa-apa, sorry bara. Gue cuma pengen gebrak meja aja kok, soalnya dari tadi banyak banget lalat di depan gue, berisik banget sumpah, emangnya lo gak denger sesuatu yang berisik di telinga lo?" sindir zeira yang sudah geram dengan sikap tasya dan thania.

"Ya ampun zei, udah biarin aja. gak usah di tanggapin lalat kayak mereka." sindir bara yang kompor ikut memanasi mereka bertiga.

"Apa lo bilang, lo ngatain kita berdua lalat?!" teriak tasya yang tidak terima di katai lalat yang mengganggu.

"Iya, kenapa memangnya? julukan itu cocok buat kalian berdua yang suka gosipin gue dengan berita yang gak jelas. baru di gebrak segitu aja udah takut gimana kalau gue balas perbuatan kalian yang selama ini belum gue tanggepin?" ledek zeira semakin membuat tasya kesal.

"Tengil banget sih lo, gak usah sombong deh. Lo itu udah putus sama fazam, jadi gak usah merasa paling oke di sini!" ucap tasya meluapkan emosi yang telah terpancing dengan kata-kata zeira.

"Merasa paling oke? oh tentu, kan kalian yang bikin gue jadi bintang di sekolah dengan segudang cerita lo yang gak ada buktinya. Oh ya, lo tadi bilang kalau gue udah putus sama fazam? yaelah lo gak tau apa-apa, fazam itu cintanya sama gue, dia gak bisa kalau cinta sama orang lain lagi, jadi walaupun kita lagi gak bersama bukan berarti kita putus." sindir zeira melewati jalan tengah yang di halangi tasya dan thania.

"Wah, gila sih tuh bocah!! Awas lo bakal gue bales!!" teriak tasya tak terima.

"Apa yang mau lo bales? lo gak capek apa komentarin hidupnya zeira melulu. Gila sih kalau fazam sekolah di sini mungkin aja lo bakal di ceramahin sama dia, karena lo udah nyakitin hati pacarnya!!" ucap bara ikut campur dan menambah memanasi tasya yang mudah tersulut emosi, lalu pergi meninggalkan kelas untuk memberitahu permasalahan zeira dengan tasya dan thania.

"Ihh, kalian berdua nyebelin!!!" teriak tasya.

"Sabar sya, sabar." ucap thania menenangkan tasya yang masih tersulut emosi.

*****

Zeira berpapasan dengan azka, Azka memanggilnya dengan senyuman dan lambaian tangannya, tidak di tanggapi oleh zeira. Zeira tetap berjalan, seperti tidak melihat azka yang ada di sebelahnya tadi, lalu tiba-tiba bara keluar dari kelas dengan wajah yang sangat was-was. Azka pun menghentikan jalannya bara, dan menanyakan ada apa sebenarnya dengan zeira.

"Woy-woy tunggu bentar, lo mau kemana?" teriak azka memberhentikan lari bara.

"Azka, baru aja gue mau ke kelas lo. Itu si zeira, lagi ada masalah kayaknya, baru kali ini gue liat zeira marah sama tasya dan thania dengan cara gebrak meja sampai mereka berdua kaget termasuk gue." ucap bara memberitahu tentang zeira.

"Huh? Gebrak meja? masa iya zeira berani begitu?" jawab azka tak percaya.

"Serius bro, dia ngegebrak meja di depan mata gue sendiri. Kan gue duduknya di belakang dia," ucap bara meyakinkan azka.

"Mending lo ceritain detailnya kayak gimana, biar gue bisa nyamperin dia." ucap azka sangat penasaran.

"Jadi gini, dia tuh kayaknya hari ini telat kesekolah makanya baru dateng pas bel istirahat tadi, dan pas dia lagi mau duduk, si tasya sama thania dateng duduk di depan meja sindir-sindiran tentang fazam yang mutusin zeira, nah si zeira kelihatanya kayak lagi capek karena dia tadi telat, terus di tambah si tasya cari masalah sama dia makanya dia ngegebrak meja." jelas bara memberitahu detailnya.

"Dia telat? Kok bisa, dia cerita ga sama lo alasannya dia telat karena apa?" tanya azka.

"Boro-boro mau nanya, abis ngegebrak meja aja tuh lo liat sendiri kan dia langsung pergi." jawab bara.

"Yaudah deh, biar gue yang nyamperin dia. Makasih ya lo udah ngasih kabar tentang dia." ucap azka tak lupa berterima kasih pada bara.

"Iya sama-sama bro," jawab bara langsung kembali ke dalam kelasnya, sedangkan azka menghampiri zeira yang pergi ke perpustakaan.

Azka mencari zeira di perpustakaan karena azka pikir zeira ada di perpustakaan jika mempunyai masalah, tetapi saat azka mengeliling seluruh perpustakaan azka masih belum menemukannya, seperti waktu itu zeira di temukan belakang pintu perpustakaan. Saat azka mengecek belakang pintu pun zeira tidak ada di sana, azka benar-benar bingung harus mencari zeira kemana lagi, Ataukah azka harus mengecek toilet wanita? Siapa yang bisa membantunya saat ini, saat azka berpikir ingin mengecek toilet wanita.

Azka memberanikan dirinya pergi ke toilet wanita dan menunggu didepan toilet, tiba-tiba dari lapangan datang Arin Ambert teman sekelas Azka dan langsung menanyakan azka yang sedang berdiri persis di depan toilet wanita.

"Azka, ngapain kamu di depan pintu toilet wanita." ucap arin dari belakang azka yang sedang berdiri di depan pintu kamar mandi.

"Arin, aduh untung banget ada lo di sini. Ehm, gue mau nyari zeira di toilet cewek. Gue minta tolong sama lo ya, cek seluruh toilet yang ke kunci, soalnya ini bener-bener genting banget, gue khawatir banget sama zeira." jawab azka langsung meminta bantuan pada arin teman sekelasnya.

"Kamu masih ada rasa sama dia ya?" ucap arin menebak dengan senyum sedihnya.

"Hehe ya gimana ya, soalnya dia bener-bener wanita yang paling susah buat gue lupain. Kalau lo di posisi gue juga pasti bakal sama, gak akan bisa lupain cinta pertama kan." jawab azka membenarkan tebakan arin.

"Hm, iya kayaknya sih gitu." ucap arin sembari mengepal tangan kanannya.

"Andai aja kamu tau aku suka sama kamu juga udah lama banget, sampai sekarang juga aku masih suka sama kamu azka." ucap arin dalam batinnya.

"Jadi gimana, mau bantuin gue liat setiap toilet ga?" ucap azka yang mengagetkan arin sedang termenung.

"Eh, yaudah tunggu sebentar. Aku masuk ngecek dulu, tapi kamu jangan berdiri di depan pintu juga, nanti ketauan sama guru, dikiranya kamu mau ngintipin cewek-cewek." jawab arin menyuruh azka pindah tempat.

"Oke-oke, gue tunggu di depan lapangan." ucap azka langsung pergi ke depan lapangan.

Azka langsung ke depan lapangan sedangkan Arin masuk ke dalam toilet dan mengecek seluruh toilet yang tertutup. Toilet 1&2 tidak ada orang, toilet 3&4 juga sama, selanjutnya arin mengecek toilet 5 tetapi toilet ke 5 terkunci tidak bisa di buka arin pun menanyakan apakah ada orang di dalam, atau ada zeira di dalamnya.

"Misi... Apa di dalam ada orang?" ucap arin sembari mengetuk pintu toilet.

"Cari yang lain jangan di sini, saya gak bisa keluar." jawab seseorang dari dalam.

"Zeira? Kamu zeira bukan?" kaget arin langsung memanggil nama zeira karena merasa suara seseorang itu adalah zeira.

"Kenapa memangnya?" jawab zeira.

"Ah, syukur deh kalau kamu ada di sini. Aku cuma mau sampaikan pesan dari azka, kalau dia udah nungguin kamu di depan lapangan. Mending kamu keluar sekarang, soalnya dia khawatir banget sama kamu." ucap arin menyampaikan pesan dari azka.

"Bilang saja zeira gak ada di sini, saya gak mau ketemu sama siapa pun sampai bel belajar berbunyi." jawab zeira menolak pesan dari azka yang di sampaikan melalui arin.

"Tapi gimana azka, kasihan dia kayaknya khawatir banget sama kamu." ucap arin tetap memaksa zeira untuk menemui azka yang sudah menunggu di depan.

"Please, saya mohon sama anda, gak usah peduli sama saya ataupun azka. urus saja urusan anda sendiri. Pergi, dan jangan ganggu saya sampai bel belajar berbunyi!!!" teriak zeira dari dalam.

"Yaudah deh, kalau gitu aku ke azka bilang kalau kamu gak ada di toilet." pasrah arin langsung berjalan keluar toilet.

"Terima kasih." ucap zeira setelah mendengar suara kaki yang sedang keluar dari toilet.

Seketika arin pun keluar dan menghampiri azka yang duduk di pinggir lapangan, sembari memberitahukan apa yang di pesankan dari zeira untuk azka.

"Gimana rin, ada zeira di dalam?" ucap azka.

"Ada, tapi dia gak mau ketemu sama kamu ataupun siapa pun sampai bel belajar bunyi. Itu yang dia bilang ke aku, buat sampaikan ke kamu." jawab arin memberikan pesan yang seperti zeira ucapkan.

"Yaudah kalau gitu rin, makasih. Gue balik ke kelas dulu, mungkin aja dia lagi bener-bener gak mau di ganggu, jadi biarin aja sendirian." ucap azka membiarkan zeira sendirian untuk kali ini.

"Hm, oke. Kalau gitu aku juga mau ke kantin." jawab arin yang ada urusan di kantin.

Tidak tahu, apa penyebab dari zeira yang sangat begitu tertutup untuk kali ini dengan azka. Azka berpikir apakah zeira sedih tentang hubungannya dengan fazam, Apa fazam memiliki kesalahan lagi dengan zeira hingga membuat zeira tidak keluar dari toilet dan hari ini juga zeira telat tidak seperti biasanya.

Sebelum itu, keadaan dalam toilet pun aman tidak ada yang ke toilet pada kesempatan kali inilah zeira menelpon diam-diam fazam di toilet.

"Maksud kamu apa chat kayak gitu?" ucap zeira

"Maaf, kali ini aku bener-bener gak bisa mikir. Kita putus aja ya, aku gak mau bikin beban pikiran kamu nambah karena perselingkuhan yang aku lakukan ke kamu. Aku bener-bener minta maaf, dan aku harap kamu gak benci sama aku dan laura." jawab fazam langsung mematikan telponnya.

"Gila ni bocah, udah nyelingkuhin gue sekarang mutusin gue. Liat aja gue bakal bikin lo gak bisa lupain gue, dan ninggalin si laura." ancam zeira bergumam yang tiba-tiba terkejut telfonnya langsung di matikan oleh fazam tanpa ia membalas ucapan fazam.

Zeira yang emosi pun, akhirnya keluar dari dalam toilet dengan wajah yang benar-benar sangat memerah karena menahan emosi, dan zeira pun langsung ke wastafel untuk membasuh wajahnya agar tidak terlalu memikirkan ucapan fazam yang ingin putus dari zeira.

Setelah keluar dari toilet, zeira langsung menuju taman yang sempat azka beritahu untuk menenangkan diri. Sesampainya di sana ia melihat azka yang sedang duduk termenung di ayunan pohon, sedangkan zeira tidak ingin mengganggu azka dan zeira pun lebih memilih untuk mencari tempat lain agar azka tidak terganggu olehnya.

Tetapi apa boleh buat, yang menggangu pikirannya azka adalah zeira sendiri. Saat zeira ingin mencari tempat lain, dan dia tidak menyapa azka, Azka yang melihatnya juga langsung menghampiri zeira tanpa basa-basi, dan menanyakan apakah zeira memiliki masalah lagi dengan fazam.

Zeira yang terus-menerus menyembunyikan rasa sakit yang dia pendam sendiri pun, akhirnya menumpahkan semua air matanya

"Hiks...hiks...hiks..." air mata zeira tumpah dan zeira menangis sesenggukan.

"Udah-udah, cowok kayak dia gak usah di tangisin. Sayang air mata kamu, nangisin cowok gak bener kayak dia." ucap azka mengelus satu bahu zeira dan membiarkannya menangis dalam pelukan azka.

"Aku sebenarnya kuat, aku nangis gara-gara kamu maksa aku buat cerita, makanya aku gak kuat jadi pengen nangis!!" jawab zeira yang masih mengelak.

"Halah, gak usah bohong sama aku, wajah kamu itu gampang ketebak zeira, kalau gak aku giniin yang ada bikin batin kamu nambah sakit." ucap azka sembari menyenggol lengan zeira.

"Please, hari ini aja kamu gak nyebelin. Aku bener-bener lagi kesel plus marah banget lho sama fazam, please kamu jangan bikin aku kesel juga sama kamu." jawab zeira yang kesal dengan azka belum juga cerita sudah membuat zeira kesal duluan.

"karena aku nyebelin itu, aku bisa bikin mood kamu yang jelek banget jadi bahagia lagi." ucap azka mengelap air mata zeira yang masih tersisa di pipi zeira.

"Ah terserah kamu lah," jawab zeira menghempaskan tangan azka dari pipinya.

"Jadi gimana, mau cerita gak sama aku? Kamu ke sini pasti pengen menenangkan dirikan sekaligus pengen cerita sama aku kan?" ucap azka yang masih memaksa zeira untuk bercerita dengannya.

"Dih, kepedean!! Aku ke sini cuma mau nenangin diri sambil naik ayunan pohon. Terus, gak sengaja aku liat kamu udah duduk duluan di situ, yaudah aku pergi lagi nyari tempat lain." jawab zeira yang masih mengelak tebakan azka.

"Yaudah kan ayunannya udah gak aku naikin, kamu masih mau naik gak?" ucap azka mengajak zeira menaiki ayunan pohon.

"Masih, tapi tuh liat ada yang naikin ayunannya. Mending kita cari tempat lain aja, aku gak mau ganggu orang itu." jawab zeira yang tidak ingin mengganggu orang yang sudah duduk lebih dulu di ayunan itu dan mencari tempat lain.

Masih pada jam istirahat sekolah, Azka menyarankan untuk bercerita sembari memakan mie ayam di kantin dan zeira pun setuju dengan saran azka, tetapi saat dalam perjalanan ke kantin...

"Yaudah kalau kamu maunya gitu, mumpung ini masih istirahat mending kita ke kantin makan mi ayam terus cerita di sana, gimana?" ucap azka menyarankan di kantin sembari memakan semangkuk mie ayam.

"Ayo deh, aku juga laper nih." jawab zeira sembari memperlihatkan senyumannya sedikit.

"Asik, zeira udah senyum lagi." teriak azka yang kaget melihat senyuman zeira yang jarang terlihat.

"Kayaknya yang paling seneng liat aku senyum cuma kamu deh, fazam malah gak suka aku senyum, dia lebih suka kalau wajah aku datar." ucap zeira masih mengingat masa lalunya dengan fazam.

"Wah, fazam jahat banget. Masa orang secantik kamu di suruh wajah datar, oh ini alasannya kamu dari dulu pasang wajah datar terus ternyata nurut sama fazam." jawab azka terheran-heran.

"Iya mau gimana lagi, dia maksa aku gak senyum makanya setelah kematian ibuku, aku bisa wajah datar sesuai kemauan pacarku. Tapi saat ini pacar yang aku turuti malah pergi ninggalin aku, dan pengen putus dari aku." jelas zeira yang tiba-tiba keceplosan tentang hubungan cintanya yang kandas dengan fazam pada azka.

"APA?! Fazam minta putus? Sialan!!" kaget azka yang sudah kesal sampai-sampai tangan kirinya yang patah bisa memukul tembok yang ada di sebelahnya.

"Azka!! Tangan kamu itu kan masih patah, apa gak sakit kamu mukulin tembok?" kaget zeira melihat azka memukul tembok dengan tangan yang patah.

"Enggak, lebih sakitan dengar kamu putus sama fazam!! Coba kamu cerita detailnya gimana." teriak azka masih menahan emosinya kembali.

"Iya, jadi gini waktu dia minta putus semalam setelah aku bertemu dengan laura dan pulang setelah bertemu kamu, aku menerima chat singkat dari fazam dia bilang mau putus dari aku dan lebih memilih laura." jelas zeira menceritakan kejadian yang semalam.

"Jadi ini alasan kamu pergi ke toilet gak mau ketemu sama aku dan telat datang ke sekolah, kamu kepikiran kata-kata dia?" teriak azka mulai kesal dengan fazam.

"Aku udah telpon dia pas di toilet, tapi dia tetap jawab seperti yang dia chat semalam ke aku, dia pengen putus sama aku, dan lebih memilih laura ketimbang aku, dia juga bilang jangan membenci dia sama laura, tapi gimana perasaan aku yang tiba-tiba di putusin gitu aja lewat chat!" jelas zeira langsung mengeluarkan air matanya.

Azka yang sudah melihat zeira yang mulai menangis pun langsung kembali ke taman penenang hati, agar zeira bisa melepaskan segala kesakitan dalam dadanya.

"Udah-udah zei jangan nangis di sini, malu di liatin orang-orang tuh, kita balik lagi ke taman aja." ucap azka langsung menutupi wajah zeira yang sudah mulai menangis karena fazam.

Sesampainya mereka berdua di taman pun akhirnya zeira meluapkan air matanya, karena keadaan taman yang sangat sepi.

"Sakit banget hati aku, selama ini aku sabar banget sama dia tapi balasannya tetap sama, aku yang di selingkuhi dan di sakiti terus menerus dan sekarang dia minta putus dari aku sebelum aku jawab." ucap zeira sembari memegang dadanya yang sesak karena berlebih-lebihan menangis.

"Udah lah zeira, perlahan kamu pasti bisa lupain fazam kok, aku juga tau hubungan kalian yang udah lama banget dari SD sampai SMA ini bukan waktu yang sebentar, tapi kalau udah jalannya tuhan seperti itu ya kamu harus terima dengan lapang dada. Aku bukan pengen kalian pisah ya tapi, seharusnya juga kamu udah lama pisah sama dia karena kamu udah sering di selingkuhin sama dia, saat itu juga kamu harus tinggalin dia bukannya nahan dia, maaf kalau aku kelewat batas tapi kalau kamu gak mau sakit lebih mendalam sebaiknya lupain dia perlahan aja gak harus cepet-cepet. Kalau kamu gak bisa, kamu boleh lampiaskan ke aku pacarin aku biar kamu bisa lupain fazam, sebenarnya aku juga udah lama banget suka sama kamu, aku bakal buktiin ke kamu kalau aku gak akan nyakitin kamu seperti kamu di sakitin fazam aku bakal buktikan itu." jelas azka menasihatinya sembari memeluk zeira yang terus terusan menangis.

"Enggak azka, aku gak mau mainin hati kamu, biar aku sendiri yang sembuh dari luka lama ini." ucap zeira tidak ingin memanfaatkan perasaan azka.

"Aku ikhlas zeira, kalau cuma itu satu-satunya cara biar kamu lupa sama fazam dan ikhlasin fazam." jawab azka berusaha keras agar zeira menerimanya.

"Aku mohon azka, untuk kali ini aku gak mau kamu terlibat lagi dalam permasalahan aku sama fazam. Biar aku yang selesain, aku bisa sendiri, aku udah biasa begini, aku cuma kaget aja, maaf ya azka, aku gak bisa nerima permintaan kamu." ucap zeira langsung pergi meninggalkan azka.

Cinta memang bukan segalanya, tetapi bagi zeira fazam adalah segalanya. Tanpa adanya fazam, hidup zeira yang sudah sendiri semakin hampa.

Azka pun merasakan sakit di dadanya, karena penolakan zeira yang tidak mau membawa azka dalam permasalahan cintanya lagi, apalagi memacarinya hanya untuk melupakan fazam.

avataravatar
Next chapter