8 Hampir Bisa Melupakan?

Drag... Dragg... Dragg...

"Open the door!!!" lirih seseorang dari depan pintu rumah zeira.

"Eugh.. siapa sih yang pagi-pagi buta udah bertamu? Iya tunggu sebentar!!" jawab zeira terbangun karena suara ketukan yang sangat keras.

Zeira langsung membukakan pintu itu tanpa mengecek terlebih dahulu di jendela, seketika dia pun terkejut dengan kedatangan fazam di pagi buta dengan tubuh yang sangat basah kuyup karena kehujanan.

"I was waiting for you, why don't

you open the door?" ucap fazam dengan bahasa inggrisnya setelah mulai mabuk kembali.

"Fazam?! kamu mabok lagi, astaga kelakuan kamu masih belum berubah juga ya." kaget zeira ternyata orang itu adalah fazam yang sedang mabuk di depan rumahnya.

"Please, I'm so cold." lirih fazam sembari memegang badannya yang sedang kedinginan.

"Tunggu dulu, rumah kamu bukan di sini zam, ini rumah aku, lebih baik kamu pulang ke rumah kamu, ya?" jawab zeira menahan fazam yang ingin masuk ke dalam rumahnya.

"Actually I really miss you zeira, I'm sorry for my mistakes that made you hurt, please give me one more chance to mend our relationship again, I was wrong about you, and what azka said was right, I should have supported you not hurt your feelings, I was completely blinded again by infidelity, and Honestly I still love you zeira, please don't leave me and forgive me, please come back to me, please!!!" ucap fazam tiba-tiba mulai mengoceh.

"Eughh!! Sadar fazam, kamu bicara apa sih? aku gak paham zam!" jawab azka memegang kedua bahu fazam untuk menyadarkannya.

"I'm sorry, please forgive me! I want to repair our relationship again, I always still love you, I don't deserve to be loved by anyone, I really have no self-respect when in front of you, because I still lie to myself, I hide the fact that I still love you, Laura is a very good girl, but I can't bear to hurt her, every time i walk with laura, i'm still shadowed by your face, and at that moment I felt a pain in my chest, like losing the love that I once had." lagi-lagi fazam mengoceh tidak jelas.

"All this has happened, I have also been able to rise from the sadness that you gave me, please don't come into my life again!!! and I am strong without you, now you better get out of here, Right now!!" jawab zeira yang sudah bosan melihat kelakuan fazam.

"Not!! I don't want to leave here before our relationship improves like it used to be." ucap fazam tetap memaksa tidak mau pergi.

"Please, you get out of here right now!! don't give me any more trouble, please go away!!" teriak zeira mulai mengusir fazam.

Bukannya pergi dari rumah zeira, fazam meminta maaf pada zeira karena dia telah menghancurkan kehidupan zeira dan mulai menjatuhkan dirinya ke pelukan zeira.

"I'm sorry for hurting you again." ucap fazam lalu terjatuh di pelukan zeira.

"Zam, fazam!!! aduh tau gini aku gak bukain kamu pintu, kenapa sih harus kembali ke hidup aku, di saat aku udah mulai lupa sama kamu?" kesal zeira tiba-tiba di jatuhi tubuh fazam.

Zeira pun membopong tubuh fazam untuk masuk ke dalam rumahnya, zeira membukakan baju fazam dan menggantikannya dengan baju ayahnya, setelah itu zeira langsung menidurkannya di sofa ruang tamu itu.

Zeira menunggu fazam sampai pagi, dia tidak sengaja tertidur di samping wajah fazam saat fazam mulai tersadar dari minuman alkohol itu, dan terkejut karena melihat wajah zeira yang ada di sampingnya, fazam pun tersenyum kecil lalu mulai mencium kening zeira tanpa takut walau sebenarnya mereka benar-benar sudah putus.

"Zei, aku pengen balikan sama kamu kasih aku kesempatan satu kali lagi, aku benar-benar cinta banget sama kamu, aku cuma mau perhatian dan kasih sayang dari kamu, dan aku juga cuma mau kamu gak ada yang lain, mereka cuma aku jadikan pelampiasan di saat aku sakit hati sama kamu, ini kesalahan terbesarku seharusnya aku berpikir kalau dalam hubungan ini yang paling menderita itu kamu bukan aku, maafin aku yang terlalu egois, terlalu pengen ini itu dari kamu tanpa mau tau masalah hidup apa yang sedang kamu hadapi, dan aku juga gak mensupport kamu seperti azka mensupport kamu, aku takut kamu di miliki azka, aku tau dia anak yang paling baik tapi aku gak sanggup lihat kamu bersama dia, apalagi kalian berdua satu sekolahan, aku sangat cemburu di saat aku tau kalau azka menyukaimu, aku marah, aku emosi, alasan itu lah kenapa aku pengen putus dari kamu." bisik fazam sembari mengeluarkan air matanya dengan memandang wajah zeira yang masih tertidur di sampingnya.

"Eugh, kamu udah bangun zam?" ucap zeira sembari membangkitkan tubuhnya dari sofa itu.

"Iya aku udah bangun, oh iya kok aku bisa di sini ya?" jawab fazam membangkitkan tubuhnya juga.

"Kamu gak ingat semalam kamu datang sendiri ke sini?" tanya zeira.

"Aku inget cuma sebagian aja, sebelum itu aku mabuk dan setelah mabuk aku gak tau kalau aku jalan ke rumah kamu lalu aku melihat wajah kamu, setelah itu aku berbicara dengan memakai bahasa inggris ke kamu, tapi aku lupa apa yang aku bicarakan semalam?" jelas fazam pura-pura tidak mengingat perbincangannya.

"Udah, gak perlu di bahas lagi, lebih baik kamu pulang, dan aku mau siap-siap ke sekolah." ucap zeira yang tidak mau di perpanjang.

"Aku izin mandi di sini ya, kalau aku pulang dulu pasti akan terlambat ke sekolahan." jawab fazam.

"Hm... yaudah deh, kamu pakai kamar mandi ayah aja di sebelah sana." ucap zeira menghela nafasnya.

"Maaf aku bikin kamu susah, aku boleh pinjam handuk gak?" tanya fazam dan meminta maaf.

"Kamu mandi aja dulu, aku mau cari dulu handuknya, nanti aku taruh handuknya di gagang pintu kamar mandi." jawab zeira.

"Oh begitu, yaudah aku mandi dulu." ucap fazam.

"Hm, cepetan jangan lama-lama!!" sinis zeira.

"Oke," jawab fazam langsung pergi ke kamar mandi ayah zeira.

Fazam langsung masuk kedalam kamar mandi, sedangkan zeira sudah menemukan handuk dan langsung pergi ke kamar ayahnya lalu memberikannya pada fazam.

"Handuknya udah aku taro di gagang pintu ya zam." teriak zeira sembari menaruh handuk di gagang pintu kamar mandi.

"Iya sayang- eh maksudnya zeira, maaf salah manggil nama." jawab fazam yang lupa kalau dia dengan zeira sudah tidak memiliki hubungan spesial.

"Cih!! pasti dia masih ngiranya gue ini laura." gumam zeira yang salah paham.

Setelah menyiapkan handuk dan baju baru untuk fazam di kasur ayahnya, saatnya zeira bergegas untuk mandi supaya tidak terlambat ke sekolah. Setelah zeira selesai mandi, dan memakai seragam sekolah, saatnya zeira keluar kamar menuju dapur membuat sarapan untuk dirinya dan fazam.

Tetapi zeira merasa aneh karena selama memasak dia tidak melihat fazam ada diruang tamu maka dari itu zeira mengecek kamar mandi ayahnya, setelah melihat kamar mandi kosong dan pakaian yang ada di kasur telah di pakai zeira langsung mencari pakaian kotor fazam tetapi dia tetap tidak menemukannya, dia sempat berpikir apakah fazam kabur begitu saja tanpa mengucapkan terima kasih setelah apa yang zeira lakukan padanya? zeira benar-benar semakin marah pada fazam, sifat fazam masih seperti anak kecil yang tidak tahu terima kasih sangat menyebalkan.

***

Zeira tidak peduli dengan kepergiannya fazam dari rumahnya tanpa pamit itu, dia melanjutkan memasaknya dan membuat bekal untuk dirinya sendiri. Setelah selesai sarapan zeira pun langsung bersiap-siap mengambil tasnya yang ada di kamarnya dan berangkat ke sekolah.

Tetapi saat keluar dari rumahnya dan membuka pintu gerbangnya, tiba-tiba sudah ada yang menunggunya di depan gerbang rumahnya, yaitu Fazam Al-Akhtar, tenyata fazam pulang kerumahnya untuk bergegas berangkat bersama dengan zeira hal ini lah yang membuat zeira yang tadinya berpikir salah paham ternyata ada alasan mengapa fazam pergi tiba-tiba tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Ayo aku anter kamu ke sekolah, kamu pasti kangen aku nganterin kamu ke sekolah kan?" ucap fazam ingin mengantar zeira sembari tersenyum manis.

"Enggak usah makasih, aku bisa jalan sendiri lagian aku juga udah terbiasa berangkat sendiri, jangan manjain aku lagi, karena aku bukan siapa-siapa kamu!" jawab sinis zeira.

"Tapi aku kan cuma mau balas kebaikan kamu yang semalam, makanya aku pulang ke rumah cepet-cepet karena mau anter kamu ke sekolah, aku juga sebenarnya kangen banget kita berangkat sekolah bareng kayak dulu." jelas fazam masih memaksa mau mengantar zeira.

"Apa sih udah deh gak usah balas budi, lagian aku lakuin itu karena aku kasihan sama kamu bukan aku peduli atau sayang lagi sama kamu!!!" sindir zeira.

"Zei, sumpah kamu bicara kayak gitu bikin aku sakit hati tau! aku pergi diam-diam dan balik lagi ke sini cuma mau anter kamu doang kok, kamu mau sayang atau gak sayang lagi sama aku juga aku ikhlas gak apa-apa, aku cuma mau balas budi udah itu aja kok, kenapa kamu jadi kasar kayak gini sih?" bentak fazam yang tidak paham dengan sifat zeira yang baru ia temui ini.

"Suka-suka aku, kamu mikir juga gak, kalau omongan kamu waktu itu juga bikin aku sakit hati malah bikin aku hampir hancur berkeping-keping, aku belum jawab sepatah kata pun kamu langsung matiin ponselnya, wow gak paham lagi aku sama kamu, udah deh aku udah gak ada waktu lagi, bye!" jawab zeira langsung pergi meninggalkan fazam.

"Maafin aku zei, aku benar-benar minta maaf, aku masih belum bisa meminta maaf secara langsung, aku benar-benar takut kehilangan kamu selamanya." gumam fazam setelah perginya zeira.

Fazam melihat kepergian zeira dari jauh, dan saat zeira ingin menyebrang jalan dia tidak melihat ke arah kirinya yang ada truk melaju dengan kecepatan penuh itu membuat fazam yang mengetahui hal itu membuatnya berlarian menuju zeira dan menolongnya, bahkan saat zeira tertolong dari kecelakaan maut itu penggantinya adalah fazam sendiri, dia tertabrak oleh truk itu tubuhnya terpental sangat jauh, zeira yang sangat kaget melihat fazam terpental dengan darah yang terus bercucuran dari kepalanya pun teriak sekencang-kencangnya dan menghampiri dengan keadaan kaki yang pincang.

Semua orang pun panik dan langsung memanggil ambulans, sedangkan zeira pingsan di sebelah fazam yang sudah hampir sekarat.

Untunglah rumah sakit dari rumah zeira sangat dekat bahkan tidak ada lima menit pun ambulans datang di tempat kejadian perkara, mengangkat fazam yang terluka sedangkan zeira di bawa oleh bapak-bapak dengan menggunakan mobil pribadinya.

***

Saat di rumah sakit, zeira terbangun dengan meneriaki nama fazam, pasien yang di rawat satu ruangan dengan zeira pun terkejut mendengar teriakan zeira yang sangat tiba-tiba, dan pasien tersebut meneriaki suster untuk menenangkan zeira.

"Dik, adik tenang dulu ya," ucap suster.

"Teman saya sus... Dimana teman saya!!!" teriak zeira sembari menangis yang masih dalam ketakutan.

"Teman kamu ada di ruang operasi, kamu yang tenang dulu, dokter pasti akan menyelamatkan

teman kamu ya." ucap suster itu masih mencoba menenangkan zeira.

"Saya mau lihat fazam, saya mau ketemu sama dia, saya gak mau kehilangan dia, saya mohon saya mohon bawa saya ke ruang operasinya. Saya mohon sus, izinkan saya menemuinya sebentar saja, saya mohon... hiks... hiks... hiks..." ucap zeira memohon kepada suster sembari menangis tersedu-sedu.

"Tapi kondisi kamu juga masih belum stabil dik, lebih baik kamu istirahat saja, dan doakan saja teman mu itu supaya selamat dalam menjalani operasinya." ucap suster itu tiba-tiba memberitahu kalau fazam akan menjalani operasi.

"Sus, saya mohon saya mau melihat dia dari luar ruangan saja juga tidak apa-apa sus, saya mohon." paksa zeira sembari memegang tangan suster itu.

"Hm, ya sudah saya izinkan tetapi kamu harus di temani ya?" pasrah suster itu.

"Iya suster tidak apa-apa, terima kasih suster." jawab zeira sangat senang hingga menghapuskan air matanya.

"Biar saya saja yang menemani teman saya untuk melihat teman nya!" ucap azka yang tiba-tiba masuk ke ruang rawat zeira.

"Baiklah kalau sudah ada yang menemani, saya pergi mengambil kursi rodanya dulu." ucap suster itu pergi mengambil kursi roda.

"Baik suster, kami tunggu." jawab azka.

***

"Azka?" tanya zeira.

"Hm," singkat azka sembari menatap zeira yang kebingungan.

"Kamu kok tau aku ada di rumah sakit ini?" tanya zeira mulai menanyakan sesuatu lagi pada azka yang terlihat agak kesal.

"Aku lihat kalian kecelakaan pagi tadi, aku bersyukur kalau kamu selamat walaupun fazam yang harus menjalani operasi di kepalanya itu." jawab azka tersenyum sedikit.

"Hm, kamu gak mau nanya sesuatu yang lain gitu?" ucap zeira masih meragukan jawaban dari azka tadi.

"Seperti apa contohnya?" jawab azka membuat zeira langsung to the point dengan kedatangan fazam ke rumahnya saat pagi-pagi buta.

"Fazam, mendatangiku saat pagi-pagi buta." jelas zeira to the point.

"Huh, untuk apa dia datang ke rumah mu pada saat itu?" kaget azka.

"Dia mau hubungan kami kembali seperti semula, dia ingin aku dengannya saling mencintai seperti dulu lagi, dia juga sudah mengaku kalau dia tidak bisa jauh dariku dan hanya memanfaatkan laura pada saat itu, karena hanya laura lah yang bisa membuatnya kekurangan perhatian dari aku dan dia bisa mendapatkan dari laura." jelas zeira menjelaskan percakapannya yang semalam dengan to the point.

"Lalu bagaimana jawabanmu setelah mendengar penjelasan darinya?" tanya azka penasaran.

"Aku jawab *please don't come into my life again!!!*" jawab zeira sembari memperagakan mengusir fazam dengan cara meneriaki azka.

"Wow, kamu yakin gak mau nerima dia lagi?" tanya azka meragukan tanggapan zeira.

"Hm walaupun aku masih belum yakin juga, tapi aku masih dengan pendirian ku, dia memang gak pantas untuk di cintai oleh aku lagi. Aku juga lelah di permainkan terus-menerus sama dia, walaupun dia meminta maaf aku masih harus mempertimbangkan kesalahannya yang selalu dia lakukan padaku." jawab zeira meruntuhkan keraguan pada azka.

"Hm, bagus deh yaudah lebih baik sekarang kita berdoa supaya fazam selamat dalam operasi nya dan kamu juga mau jenguk dia kan." ucap fazam yang memahami isi hati zeira saat ini.

"Iya semoga aja dia tertolong, aku takut kalau dia gak selamat, dia korbankan nyawa nya hanya demi aku yang ceroboh, sekarang aku juga takut bertemu dengan kedua orangtuanya, aku mau ke sana mau lihat kondisi fazam." jawab zeira benar-benar sangat ketakutan.

Suster pun datang membawa kursi roda untuk zeira, saat zeira ingin turun dari kasurnya tetapi azka mengangkat zeira, dan mendudukkannya di kursi roda, hal itu membuat zeira semakin yakin dengan dirinya apapun yang di lakukan azka padanya itu benar-benar sangat tulus.

"Aku bisa sendiri azka, kenapa harus di gendong sih?"

"Suster bilang kalau kamu itu masih sakit kakinya, mana bisa aku percaya kata-kata kamu itu?"

"Tapi ini cuma keseleo doang azka, gak patah tulang jadi aku masih bisa jalan."

"Terserah kamu mau mengoceh sesukamu, intinya sekarang kita pergi ke ruang operasi fazam dan menunggunya di sana."

Mereka berdua keluar dari kamar rawat zeira menuju ruang operasi fazam, Azka mendorong kursi rodanya zeira tetapi dalam perjalanan ke sana zeira sangat khawatir dengan kondisi fazam yang kritis.

"Apa fazam bisa selamat? Tuhan aku mohon berikan fazam satu kesempatan untuk hidup kembali, ini kesalahan ku seharusnya aku tidak ceroboh seperti ini yang membuat fazam terluka parah, aku harus bagaimana tuhan? aku benar-benar masih sangat mencintainya, tetapi perlakuannya terhadap ku selalu membuat hatiku merasakan sakit lebih dalam lagi, aku tidak mau membohongi diriku sendiri, aku benar-benar masih mencintainya, jadi aku mohon kau beri kesempatan fazam bangun kembali." ucap zeira berdoa dalam hatinya.

*****

Bagaimana zeira bisa melupakan seseorang yang ia cintai tetapi seseorang itu telah menyakitinya terus-menerus? Haruskah dia memaafkan fazam atau tidak? Sangat menyulitkan berada di posisi zeira pada saat ini, dia ingin melupakan fazam tetapi fazam mempertaruhkan nyawanya untuk zeira.

avataravatar
Next chapter