1 Apakah cinta itu bisa saling memahami?

Kesibukan bukanlah halangan untuk tidak saling mencintai, tapi kesibukan tanpa komunikasi lah yang harus di pahami. Begitu pun dengan Zeira Zakeisha dan Fazam Al-Akhtar, mereka adalah sepasang kekasih yang masih muda mereka berpacaran semasa awal Sekolah Menengah Pertama dulu, dan sampai Sekolah Menengah Atas pun mereka masih bersama.

Apakah mereka pernah mengalami adanya orang ketiga dalam hubungan mereka? Tentu saja iya, setiap orang yang menjalani hubungan pernikahan maupun pacaran, pasti mereka akan mengalami adanya orang ketiga atau jika tidak mereka pasti mengalami rasa bosan dalam hubungan.

Jika sudah memiliki pasangan, tidak ada alasan untuk tidak mencintai pasangan nya. Hanya saja diri mereka yang masih malu untuk mengakui kalau mereka bisa mencintai nya, sampai-sampai takut kehilangan seseorang yang mereka cintai itu. semua itu tergantung pada keteguhan hati pasangan nya masing-masing, jika bisa sabar dan ikhlas semua pun berjalan dengan jalannya sendiri.

*****

Pagi ini seperti pagi biasanya, zeira di jemput dengan fazam sebelum pergi ke sekolahan walaupun mereka berbeda sekolah, fazam tidak lupa dengan tanggung jawab nya menjaga zeira seperti yang di inginkan almarhumah ibu zeira.

Zeira sudah menunggu fazam di depan gerbang rumah nya, sekitar 3 menit kemudian fazam pun datang sembari memberi bekal makan siang yang di buat oleh mamahnya untuk zeira.

"Pagi Jeje, ini aku bawain bekel buat kamu dari mamah seperti biasa." ucap fazam memanggil zeira dengan sebutan Jeje nya dan memberi bekal yang di buat ibunya untuk zeira.

"Pagi zam, makasih banget setiap sekolah selalu di bawain bekel buat aku, oh ya salam buat mamah kamu, dan bilang ke mamah kamu kalau aku kangen banget dia." balas zeira sembari menaruh bekal ke dalam tasnya.

"Iya sama-sama, oh iya aku lupa mamah juga katanya kangen sama kamu je, udah satu bulan kan kamu gak main ke rumah aku lagi." ucap fazam memberitahu kalau ibunya merindukan zeira.

"Iya, udah lama banget ya, oh ya bilang ke mamah kamu kalau lusa sekarang aku ada waktu senggang buat mamah." jawab zeira, yang akan menyempatkan waktunya untuk ibu fazam.

"Kayaknya kalau lusa mamah gak bisa deh, soalnya mamah kan ikut ayah ke Batam urus bisnis di sana." ucap fazam, menjelaskan kalau ibunya tidak akan ada di rumah untuk lusa nanti.

"Yah, padahal jadwal libur aku bisanya lusa doang." kecewa zeira, yang sudah sangat rindu dan ingin bertemu dengan ibu fazam.

"Kamu sih, terlalu sibuk banget sama les privat kamu itu? sekarang juga kamu kurang banyak luangin waktu kamu buat ketemuan sama aku kecuali pagi berangkat sekolah doang, dan setiap udah pulang sekolah kamu selalu gak mau di jemput dengan alasan mau langsung pergi ke tempat les." kesal fazam, sampai menyindir kesibukan zeira yang tidak ada waktu untuknya.

"Ya kamu kan tau sendiri aku sesibuk apa? aku gak mungkin nungguin ayah pulang pelayaran, ayah juga sekarang susah di hubungi, kalau aku gak ngajar les, aku mau makan apa dan bayar sekolah uangnya dari mana? Mungkin sekarang ayah udah ada orang lain makanya dia lupa biayain kehidupan aku." kesal zeira.

"Kamu sih tadinya kan udah mau di tanggung kehidupan kamu sama ayah aku, tapi kamu nya gak mau. Dan padahal kan ayah aku udah seneng banget, kalau aku punya pacar yang mandiri kayak kamu, dia mau ngasih hadiah itu semua buat kamu." ucap fazam mengingatkan zeira pada kejadian yang sudah berbulan-bulan yang lalu.

"Ih… bukannya gitu. Aku kan masih punya orang tua, walaupun ayah aku jarang biayain kehidupan aku. Nanti apa kata ayah aku, kalau dia pulang dan tau hidup aku terjamin sama orang tua pacar aku, pasti dia akan marah besar. Aku gak mau hubungan ayah aku sama kamu jadi jauh, hanya karena ayah kamu menjamin kehidupan aku." jelas zia yang tidak enak dengan tawaran ayah fazam.

"Iya udah deh, kalau itu keputusan kamu. lebih baik sekarang kita ke sekolah yuk, udah mau telat ini." ucap fazam sembari memperlihatkan jam tangan nya yang sudah hampir telat ke sekolah.

"Eh iya, ayo deh." jawab zeira, langsung naik ke motor fazam.

Mereka berdua langsung berangkat ke sekolah, fazam tidak bersekolah di sekolahan yang sama dengan zeira, dia lebih memilih SMK sedangkan zeira lebih memilih SMA. Tetapi mereka masih bisa berangkat sekolah bersama, karena sekolah fazam yang berada tepat di belakang sekolah zeira.

Di sekolahnya fazam terkenal dengan sifatnya yang dingin, itu mungkin karena dia sudah memiliki kekasih yaitu zeira. dan zeira pun terkenal di sekolah nya sebagai wanita tercuek yang tidak ada sedikitpun senyum yang keluar dari wajah gadis itu.

Sesampainya di sekolah masing-masing, waktu jam belajar sudah di mulai tetapi guru matematika zeira di kabarkan sedang sakit, zeira berantusias untuk belajar sendirian di perpustakaan. Saat zeira sedang fokus belajar, Azka Bilal Abqori atau yang di panggil dengan sebutan Azka menghampiri zeira yang sedang fokus belajar dan menawarinya untuk mengikuti ekstrakurikuler basket.

"Misi Zei, mau gabung di klub basket ngk?" tanya azka pelan.

"Enggak, aku gak bisa. Karena aku sibuk sekolah dan pekerjaan aku, makasih." singkat zeira dengan wajah yang datar dan masih fokus pada buku-buku nya tanpa menatap wajah azka.

"Huh kamu kerja? sejak kapan? kok kamu bisa kerja padahal kita masih sekolah?" kaget azka, yang baru tahu kalau zeira sekolah sambil mengambil pekerjaan sampingan.

"Kalau punya kepintaran itu di asah, jangan di biarin ke buang sia-sia alias di lupain. Gunain kemampuan diri, seperti kamu main basket aja gitu. Kalau kamu gak mengasah kemampuan kamu terus-menerus, ya kamu gak akan bisa pakai teknik yang biasa kamu pakai saat bertanding. Dan kamu juga gak bisa meningkatkan kekuranganmu dalam bidang bermain basket, nah soal bagaimana aku bisa kerja padahal kita masih sekolah itu, karena aku pekerja paruh waktu. Setiap pulang sekolah aku langsung mengajar les dan syukur aku bisa memiliki pekerjaan saat masih sekolah jadi aku gak terlalu membebani uang sekolah ke orang tua ku." Jelas zeira memberitahu pekerjaannya pada azka.

"Hm oke-oke aku ngerti, jadi kamu gak mau ikut ekstrakurikuler basket?" mempersingkat azka.

"Hm… sebenarnya aku mau, tapi aku yakin banget kalau nanti aku ikut ekstrakurikuler itu pasti nantinya gak akan ada waktu buat ikut latihan, karena setiap pulang sekolah dan hari libur harus tetap mengajar les." bimbang zeira.

"Ya udah gak usah, jangan di bikin jadi beban pikiran kamu, lagian aku juga gak maksa buat kamu ikut. Aku cuma sekedar menawarkan saja, dan aku ngerti kok kalau kamu sibuk banget, semangat ya." ucap azka sembari tersenyum dan menyemangati zeira.

"Hm, kalau gitu aku ke kelas dulu, makasih dan maaf atas tawarannya." jawab zeira langsung meninggalkan azka di perpustakaan.

Zeira langsung pergi begitu saja ke kelasnya, setelah di tawari untuk mengikuti ekstrakurikuler basket oleh azka. Azka terlihat sangat kecewa sekali, karena dia baru tahu kalau zeira bekerja setelah pulang sekolah, dan dia juga berpikir tidak akan ada kesempatan lagi untuk mendekati zeira dengan susunan rencana awal yang azka buat untuk menginginkan zeira mengikuti ekstrakulikuler basket bersamanya.

Bara pun menghampiri azka yang sudah dengan wajah kecewanya, dan bertanya tentang tawaran azka yang mengajak zeira mengikuti ekstrakulikuler basket.

"Gimana bro, dia nerima ajakan lo gak?" tanya bara sembari memegang bahu azka.

"Boro-boro mau nerima, dia aja pulang sekolah langsung kerja." kesal azka sembari membanting kertas yang ada di tangannya ke meja.

"Huh, kerja?! Bukannya dia itu anak orang kaya ya, kok kerja sih?" kaget bara mendengar penjelasan dari azka.

"Itu dia gue juga gak paham sama keluarga mereka, setau gue ayahnya dia berlayar sampai-sampai jarang pulang ke rumah, berartikan uang ayahnya tuh pasti banyak banget, lo tau sendiri kan orang pelayaran gajinya seberapa banyak?" jelas azka yang masih kebingungan dengan keluarga zeira.

"Iya, bro. Setau gue juga, kalau orang pelayaran tuh gajinya itu, BUSET GEDE BANGET!! Apa lagi kalau yang jarang pulang." ucap bara mengetahui gaji seorang ABK pelayaran.

"Itu dia, kok dia kerja? atau ayahnya lupa ngasih dia uang selama pelayaran dan setelah ibunya zeira meninggal?" bingung azka.

"Bisa jadi tuh, biasanya kalau cowok duda nih, udah lupa sama anaknya dan jarang banget pulang selama berbulan-bulan juga, bisa jadi pasti dia itu ada cewek lain tuh di luar sana." ucap bara menduga-duga.

"Eh, kenapa kita jadi ngomongin keluarganya zeira sih, itu kan bukan urusan kita." ucap azka yang baru tersadar membicarakan keluarga zeira.

"Tapi kan katanya lo suka sama zeira? jadi lu harus tau kehidupan tentang zeira termasuk tentang ayah nya sekarang." bisik bara menghasut azka agar lebih dalam mengetahui seluruh kehidupan zeira.

"Lo nih ya, kompor banget sih?!! gue udah selalu nyari cara buat ngedeketin zeira, tapi apa? Dia gak ada tertariknya sama gue sama sekali, serasa gue ini jelek banget di mata dia." kesal azka meratapi nasibnya yang selalu gagal untuk mendekati zeira selama bertahun-tahun.

"Sabar ka, lo ganteng kok, lo juga pinter main basket, lo juga kapten basket yang paling terkenal di sekolah ini, mungkin saat ini zeira masih belum sadar lagi kalau di belakangnya ada orang yang mencintai nya lebih dari tiga tahun." ucap bara menenangkan dan membuat azka percaya diri kembali.

"Eh tapi gue denger-denger dari anak basket sebelah, si zeira itu pacaran sama si fazam." ucap azka memberitahu kabar miring tentang zeira dari tim basket sekolah belakang.

"Bohong kali tuh, si fazam kan terkenal dengan dingin sama cewek, mana mungkin dia punya pacar. udah gitu si zeira juga cuek parah sama cowok, mana mungkin mereka bisa pacaran." jawab bara tidak terlalu menanggapi berita miring tersebut.

"Tapi ada yang bilang gitu bar, gara-gara ngeliat si fazam selalu nganter zeira ke sekolahan. Dan gue rasa iya deh, makanya si zeira juga cuek sama cowok, dan fazam juga dingin banget sama cewek." ucap azka meyakinkan dirinya.

"Lah kalau kabar itu bener, lo gimana azka? lo yakin banget bakal ngerelain cinta tiga tahun lu itu?" jawab bara menyindir azka yang percaya pada berita miring.

"Ya gak bakal lah, kalau pun mereka bener pacaran paling masih beberapa bulan belum sampai bertahun-tahun, jadinya gue masih ada kesempatan buat dapetin si zeira." ucap azka sangat meyakinkan dirinya.

"Iya deh, tapi kalau putus cinta jangan nangis ya bro!" pasrah bara, mengikuti alur kebenarannya saja.

"Emangnya gue cowok apaan di putusin cinta nangis, Cih!! gue gak kayak gitu ya." ucap azka percaya diri sambil memainkan alis sebelah kanan.

"Iya deh iya, eh udah bel ayo masuk kelas." jawab bara mengiyakan apa yang di katakan azka, lalu pergi ke kelas karena bel sudah berbunyi.

"Ayo..." ucap azka, mereka berdua langsung keluar dari perpustakaan menuju ke kelas masing-masing.

*****

Setelah selesai sekolah, saatnya zeira untuk mengajar les di rumah azka untuk mengajari adiknya perempuan azka yaitu Azkia. Azka tidak tahu kalau zeira adalah guru les adiknya, karena jadwal latihan basket yang padat membuat azka selalu pulang tengah malam.

"Mah aku pulang, zeira?" ucap azka langsung terkejut melihat zeira yang ingin keluar dari kamar kia adiknya.

"Azka, ini rumah kamu?" kaget zeira

"Iya, ini rumah aku. Kamu ngapain di sini?" tanya azka.

"Aku guru lesnya kia," jawab zeira

"Tapi kan, kalau gak salah kia itu ikut les melukis. Eh, jangan bilang kalau kamu itu guru les lukisnya kia?" ucap azka langsung tersadar dengan les kia.

"Iya bener, aku guru les lukisnya kia." jawab zeira membenarkan ucapan azka.

"Sejak kapan kamu bisa melukis?" tanya bingung azka.

"Sejak kelas lima SD," singkat zeira.

Pembicaraan pun terpotong karena ibu kia yang tiba-tiba muncul dari atas tangga.

"Eh, abang udah pulang. tumben bang, kamu gak latihan basket?" tanya ibu kia yang kaget karena anak laki-laki nya pulang cepat tidak seperti biasanya.

"Em, gak mah abang lagi pengen libur." singkat azka langsung pergi ke kamarnya

"Yaudah kalau gitu, kamu mandi gih, nanti mamah siapin makan malam." ucap ibu kia memerintahkan azka untuk membereskan tubuhnya.

"Iya mah, abang mandi dulu." jawab azka langsung menutup pintu kamarnya.

Azka pun masuk ke dalam kamarnya untuk membersihkan tubuhnya yang sehabis dari sekolah, sedangkan zeira ingin cepat-cepat pulang karena keberadaannya azka dan zeira yang baru mengetahui kalau azka adalah saudara dari azkia yang ia ajarkan melukis.

"Maaf bu, ini kan sudah waktunya saya pulang. saya pamit dulu ya bu." Selak zeira yang ingin cepat pulang, karena tidak tenang dengan keberadaan azka.

"Eh, zeira. kamu lupa ya, kalau setiap kamu mengajar kia sampai hampir malam begini kamu harus apa?" ucap ibu kia mengingatkan zeira untuk ikut makan malam bersama keluarganya.

"Saya gak lupa bu, seperti yang ibu bilang kalau saya harus wajib ikut makan malam bersama dengan keluarga ibu, tapi untuk kali ini saya tidak bisa bu, karena saya juga masih harus mengajar di tempat lain, maaf ya bu." jawab zeira menjawab pertanyaan ibu kia, dengan beralasan dia ada les di tempat lain lagi.

"No! kamu harus ikut makan malam bersama keluarga saya, kamu jangan bohongin saya ya? kan kamu gak pernah ada jadwal lagi setelah ngajarin kia melukis." ucap ibu kia.

"Hm, tapi bu saya gak enak sama anak ibu yang besar." jawab zeira baru mengaku karena tidak nyaman ada azka.

"Azka? memangnya kalian satu sekolah, ada apa sama azka, atau jangan bilang kalau azka usil sama kamu? bilang aja sama ibu, nanti ibu yang marahin dia." ucap ibu kia menduga-duga.

"Iya bu saya satu sekolah sama azka, tapi azka gak pernah usil sama saya kok bu, cuma saya lagi gak enak aja pertama kali makan malam bareng azka, soalnya tadi saya juga nolak ajakan dia buat ikut ekstrakulikuler basket, karena saya lebih memilih pekerjaan saya untuk mengajar les melukis." jawab zeira menjelaskan kejadian istirahat di sekolah.

"Oh begitu, ah kamu ini, azka juga paham betul dengan kamu, gak mungkin dia marah sama kamu. Azka anaknya itu gak gampang marah, adeknya yang usil sama dia, aja dia gak pernah marah atau balas kasar. Sudah tenang aja, pasti azka senang kalau temen sekolahnya makan bareng dia." ucap ibu kia menenangkan zeira.

"Iya, gak apa-apa kak. Kakak makan bareng di sini oke, gak ada alasan buat kakak gak makan bareng!!" paksa kia, sangat menginginkan zeira untuk makan malam bersama.

"Hm, kalau ini kemauan kia, kakak bakal ikut makan malam bareng." jawab zeira dengan senyuman tipis.

Setelah itu, zeira membantu menyiapkan makan malam bersama ibu azka dan kia, sedangkan azka keluar dari kamarnya dan langsung duduk di meja makan mengambil satu tempe yang sudah tersedia di meja makan. Kia pun memukul tangan azka, karena azka bersikap tidak sopan ketika ada tamu yang ikut makan malam bersamanya.

"Aww, Sakit tau dek!!" lirih kesakitan azka.

"Ya habisnya, mata abang di mana sih? ada kak zeira yang ikut makan malam bareng kita, sopan dikit kalau ada tamu itu." ucap sinis kia.

"Ya maaf dek, abang kan gak liat kalau ada kak zeira di sana." jawab azka meminta maaf pada kia

"Makanya kalau keluar dari kamar itu liat kanan kiri, masih ada tamu atau udah gak ada, jangan asal nyelonong aja!!" kesal kia sembari memukul kepala abangnya yang ceroboh.

"Kok kamu jadi marahin abang sih, abang nangis nih kia galak banget. hiks... hikss..." ucap azka sembari berpura-pura menangis karena di marahi kia.

"Dasar cengeng!!" sindir kia tidak memperdulikan abangnya yang sedang berpura-pura menangis.

"Apa kamu bilang?!! kamu ngatain abang cengeng?? Kamu tuh yang cengeng!! rasakan ini Hahaha…" ucap azka yang tidak terima perkataan kia kalau dia cengeng dan langsung menggelitiki kedua leher azkia.

"Aaaaaa… ABANG!!! GELIII IH!!" teriak kia kegelian lalu pergi dari ruang makan ke ruang tamu karena yang tiba-tiba di gelitiki oleh azka.

***

"Bang-bang udah ih, gak liat ini ada tamu, yang normal dulu kelakuannya. Hm, maaf ya zeira. Beginilah kalau azka sudah di rumah jadi rame rumah kita karena keusilan azka sama kia." ucap ibu kia untuk memberhentikan keusilan azka pada kia, serta langsung meminta maaf pada zeira karena kelakuan anaknya yang tidak sopan di hadapan tamu.

"Iya gak apa-apa bu, saya malah seneng kalau rumah ibu jadi rame kayak gini." jawab zeira sembari memberi senyuman manisnya yang jarang terlihat oleh azka di sekolahan.

***

"Apa gue gak salah liat? dia senyum?" ucap azka dalam batinnya, terkaget-kaget melihat senyuman yang keluar dari wajah zeira.

"Bang! Abang liatin siapa sih?" tanya kia yang tiba-tiba abangnya sedang memandangi zeira.

"Dek! Abang gak salah liat kan?" bisik azka.

"Liat apaan sih?" tanya kia semakin bingung dengan kelakuan abangnya.

"Itu si zeira, dia senyum liat kita lagi bercanda." jelas azka langsung memberitahu detail apa yang ia lihat pada kia.

"Ya ampun bang, udah biasa aku liat kak zeira senyum." jawab kia yang sudah tidak heran lagi melihat senyuman zeira.

"Apa? kamu tau gak dek, dia itu terkenal di sekolah dengan wajah cueknya, gak ada yang pernah liat dia senyum sama orang, muka dia tuh datar banget dek." jelas azka dan terkaget mendengar jawaban dari kia yang sudah terbiasa melihat zeira tersenyum.

"Tapi kalau mau liat senyum dia biasanya kalau lagi ada perkumpulan di tempat les, dan dia ngajar anak-anak yang lain itu selalu senyum kok bang, dia juga kalau sama aku ketawa terus. Aku malah gak yakin dia cuek yang seperti abang bilang barusan." ucap kia yang tidak percaya dengan perkataan abangnya tadi.

"Ih, kamu malah gak percaya sama abang. Kamu coba tanya aja sama bang bara, dia kan satu kelas sama si zeira." jawab azka menyuruh kia untuk menanyakan langsung pada temannya bara.

"Enggak mau! aku kalau ketemu bang bara pasti di usilin terus sama dia." tolak kia karena takut di usilkan oleh bara.

***

"Kalian kenapa masih di situ, ayo makan. Ini makanannya udah siap." ucap ibu kia memanggil kia dan azka untuk ke meja makan.

"Iya mah, ayo bang makan." jawab kia sembari mengajak abang nya.

"Ayo," jawab azka menerima ajakan kia.

Mereka pun mulai makan malam dengan gembira, ketika makan zeira merasa nyaman saat berada dalam keluarga azka. Ibunya yang baik dan selalu memaksa zeira untuk makan malam bersama setiap mengajar kia melukis, membuat zeira menangis kecil merindukan kehadiran ibunya yang sudah lama meninggalkan zeira.

"Lho, zeira kamu kok nangis? ada apa zei?" Kaget ibu kia melihat zeira yang tiba-tiba menangis.

"Enggak apa-apa bu, saya cuma lagi kangen sama ibu saya aja." jawab zeira tersenyum sembari mengusap air matanya.

"Sabar ya zei, kamu anak yang kuat kok. ibu kamu juga pasti seneng liat kamu mandiri seperti ini." ucap ibu kia menenangkan zeira sembari mengusap rambut zeira.

"Iya, semoga aja ya bu. zei juga masih belum bisa hubungin ayah bu, zei juga bingung banget sama ayah zei. Zei pengen banget ke kuburan ibu zei, tapi zei lupa makam ibu zei di sebelah mana karena itu udah hampir dua tahun zei gak pulang ke Kalimantan." jelas zeira ingin pergi ke makam ibunya.

"Kamu masih ingat wilayah pekuburannya di daerah mana?" tanya ibu kia.

"Masih bu, zei cuma gak ingat kuburan ibu zei di sebelah mana." jawab zei yang mengingat daerah tetapi tidak dengan letak persis makam ibunya.

"Kamu mau ke Kalimantan?" tanya ibu kia dengan seriusnya.

"Mau banget bu, tapi zei masih harus ngumpulin uang buat ke sana." jawab zeira semangat lalu berubah ekspresi saat ingin mengumpulkan uang untuk pergi ke Kalimantan.

"Ibu yang tanggung, ibu yang bayarin tapi kamu beneran mau ke sana? dan nanti di temenin sama azka, kamu mau?" ucap ibu kia menanggung seluruh biaya yang di butuhkan kia tetapi harus di temani azka.

"Saya bisa aja meminjam uang ibu, tapi saya gak mau merepotkan ibu dan saya juga gak mau pergi sama azka." jawab zeira.

Azka yang namanya di bawa-bawa oleh ibunya pun langsung membuka suara, saat mendengar jawaban zeira yang tidak ingin di temani olehnya.

"Kenapa kamu gak mau pergi sama aku? kamu mau pergi sama pacar kamu si fazam anak SMK belakang itu kan?" sindir azka yang tiba-tiba membahas fazam pacar zeira.

"Bukan gitu azka, lagian kamu tau dari mana kalau aku pacaran sama fazam?" kaget zeira, tiba-tiba ada yang mengetahui hubungan nya dengan fazam.

Kia dan ibunya diam hanya memperhatikan azka dan zeira berbicara, dan tidak ingin ikut campur.

"Wah, berarti yang di bilang orang-orang tentang kamu pacaran sama fazam itu bener dong, kamu udah punya pacar." kaget azka yang tidak percaya kabar miring itu benar adanya.

"Gosip di sekolah itu? Gosip itu memang benar, kalau aku sama fazam pacaran." ucap zeira mengakui hubungan nya di depan azka.

"Kita bicara di luar aja yuk," ucap azka langsung menarik tangan zeira untuk pergi menjauh dari meja makan.

"Eh, mamah kan belum selesai ngobrol sama zeira bang." teriak mamah kia yang kesal pembicaraan nya di potong oleh azka.

"Bentar mah, abang pinjem zeira lima belas menit aja." jawab azka dengan berteriak meminjam zeira untuk membicarakan tentang hubungan zeira dengan fazam di balkon atas.

"Udah mah, biarin aja. Bang azka kayak begitu tuh, karena dia suka sama kak zeira udah hampir tiga tahunan mah." ucap kia memberhentikan ibunya untuk tidak ikut campur urusan azka.

"Kamu serius dek, kok mamah gak tau?" tanya ibu kia terkejut penjelasan kia.

"Iya serius mah, dan kia juga baru tau ini. dari bang bara di chat." jawab kia sembari memperlihatkan chat-an nya dengan bara.

"Oh, kamu lagi chat-chatan sama bara?." ucap ibu kia yang baru mengetahui kia sedang mendapat chat dari bara.

"Hehe... iya mah, tapi mamah jangan kasih tau bang azka ya," jawab kia memohon ibunya agar tidak memberitahu kalau azka menyukai zeira selama hampir tiga tahun.

"Iya, mamah akan jaga rahasia kamu sama bara." ucap ibu kia memperagakan isyarat mengunci mulutnya.

Azka mengajak zeira ke balkon agar tidak ada yang mendengar pembicaraan mereka berdua, zeira yang kaget dengan tingkah azka yang seperti fazam ketika marah, fazam selalu menarik tangan zeira dengan kencang dan membawanya ke atap agar tidak ada yang tahu kalau mereka bertengkar hebat.

"Zei, kamu serius sama omongan kamu tadi?" tanya pelan azka tapi membuat tangan zeira gemetar hebat.

"I-iya, memangnya kenapa kalau aku pacaran sama fazam?" jawab zeira sedikit takut pada azka dan langsung bertanya apa masalahnya dengan azka.

"Kamu gak tau fazam itu kayak apa di luar sana?" ucap azka ingin memberitahu kebenaran tentang fazam.

"Aku tau persis sifat fazam seperti apa, jangan pernah sesekali seolah-olah kamu tau sifat fazam seperti apa. Karena aku yang lebih kenal fazam lebih dari tujuh tahun, dan kami juga sudah tujuh tahun berpacaran. aku yang lebih tau tentang dia." Bentak zeira pada azka yang seolah-olah tau segalanya tentang fazam.

"Kalau kamu tau sifat dia, kenapa kamu masih mau sama dia, emangnya kamu gak di sakitin sama dia? kamu tau gak, kalau dia lagi deket sama laura teman yang selalu datang saat fazam tanding basket?" tanya azka yang sudah mulai kesal dengan zeira yang terus-terusan membela fazam.

"Dia seperti biasanya, gak ada hal yang aneh, dan dia juga gak pernah macam-macam sama aku." jelas zeira semakin membela fazam di depan azka.

"Kamu salah, kamu gak tau kalau dia lagi bertanding seperti apa! Aku kasih tau ke kamu, kalau dia itu selalu di semangati oleh

temannya laura. Kamu kenal laura kan?" jelas azka sembari menanyakan apakah zeira mengenali laura.

"Laura? aku pernah dengar nama itu, kalau gak salah dia itu yang di rumorkan pacaran dengan fazam, karena dia selalu mendukung fazam ketika tanding basket. Tapi nyatanya fazam gak seperti yang kamu bayangkan kok, dan dia menjelaskan semuanya sama aku, kalau dia itu berteman baik dengan laura seperti seorang sahabat." jelas zeira yang tidak menaruh curiga pada fazam.

"Jadi fazam berbohong ya sama kamu?" ucap azka tiba-tiba berbicara kebohongan tentang fazam.

"Maksud kamu, bohong bagaimana?" tanya zeira yang tidak mengerti apa maksud dari kebohongan yang di bicarakan azka.

"Dia itu memang sudah pacaran sama laura, setelah pulang dari pertandingan juga mereka selalu tinggal bersama di kosan laura." jelas azka yang memberitahu kebenarannya pada zeira.

"Kamu yang berbohong, kamu jangan asal bicara!! Fazam gak seperti itu!!" tegas zeira.

"Terserah kamu mau menganggap aku bohong atau tidak, nyatanya aku selalu melihat fazam dan laura tinggal bersama. karena kosan Laura tidak jauh dari sini, karena kosan laura dan bara saling berhadapan maka dari itu aku tahu kebenarannya dan tidak asal bicara." jelas azka sudah mulai emosi karena zeira tidak percaya dengan perkataannya.

"Aku tidak peduli dengan omong kosong dari kamu, aku pamit pulang, dan terima kasih atas makan malam nya." ucap zeira yang tidak peduli perkataan azka lalu berpamitan untuk pulang.

Zeira langsung turun ke bawah untuk mengambil tasnya di ruang tamu, lalu ia hanya berpamitan pada kia karena ibu kia sedang menyiapkan baju bersih untuk ayah azka di kamar yang baru tiba di rumah. Kia yang kaget melihat zeira pergi sambil mengeluarkan air mata, ia pun langsung memanggil azka untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

Tetapi azka tidak menjawab pertanyaan kia, dan dia pun langsung pergi ke kamar nya dan mengunci pintu kamarnya. Azka benar-benar patah hati karena wanita yang ia sukai selama tiga tahun telah memiliki kekasih, dan dia juga semakin kecewa karena zeira sangat mencintai fazam ketika fazam membohongi zeira.

avataravatar
Next chapter