1 LOSER-1

Happy reading...

________________

Pagi ini sebuah rumah sakit di gegerkan dengan seorang ibu yang akan melahirkan. Pasalnya ibu itu telah mengalami pendarahan karena sempat terjatuh di toilet.

Namun Tuhan seperti nya masih menyayanginya hingga proses persalinannya berjalan dengan lancar. Walau tak ada suami yang menyemangati nya. Wanita itu tetap kuat melahirkan anaknya dengan bantuan para bidan rumah sakit.

Ngeaak

Ngeakk

Seorang bayi mungil telah terlahir, dengan wajah sedikit lonjong dan hidung mancungnya ia menangis di dekapan seorang bidan yang sedang menggendongnya.

"Tampaknya jika besar nanti ia akan menjadi gadis yang cantik" fikir bidan yang menggendongnya.

lalu sang bidan memberikan bayi itu kepada ibunya. dan dengan sedikit senyuman sendu ia menyebut sebuah nama "Giselle".

begitulah akhirnya bayi itu di panggil dengan sebutan Giselle hingga ia dewasa.

____________

Bertahun-tahun telah terlewati, seorang anak kecil yang dahulu sempat membuat geger rumah sakit itu, kini telah tumbuh besar menjadi wanita yang berparas cantik, sesuai dengan yang di ekspektasikan sewaktu ia masih bayi. Namun kehidupannya sangat jauh dari kata mewah dan baik-baik saja.

Ia sering kali di pukuli oleh ibunya. Ia di suruh bekerja siang malam untuk memenuhi kehidupan sehari-hari mereka. Hutangnya pun sudah di mana-mana, bahkan ibunya berhutang kepada rentenir yang terkenal akan kebengisan dan kekejamannya. Namun Giselle tak mengetahui hal itu karena ibunya berhutang tanpa sepengetahuan nya.

Karina bekerja part time di sebuah kedai minuman pinggir jalan. Gajinya tak seberapa namun cukup jika hanya untuk membeli beras dan lauk pauk seadanya. Ia juga kerja sampingan sebagai pengantar koran yang ia lakukan di pagi hari sebelum ia berangkat ke kedai.

Capek? Tentu saja. Namun apa yang bisa ia lakukan dengan kondisi ekonomi yang bisa mencekik nya kapan saja.

Seorang datang dengan mobil mewah menghampiri kedai tempatnya bekerja. Orang itu tidak keluar dari mobilnya, ia hanya menurunkan kaca mobilnya lalu tersenyum miring.

"Kamu yang bernama Giselle?"

"I_ iya". Giselle terbata. Ia mengetahui lelaki dalam mobil itu. Dialah rentenir yang terkenal akan kekejamannya, Seo Johnny.

"Beritahu ibumu, jika dia tidak membayar hutangnya Minggu ini, maka aku akan_"

Lelaki itu tak melanjutkan perkataannya, ia malah memperhatikan Giselle dari atas sampai ke perutnya. Karena Gisekle tidak keluar dari kedai itu dan hanya menampakkan badannya dari perut ke atas.

"M_maka akan a_pa tuan?".

"Aah tidak, beritahu saja ibumu untuk membayarnya Minggu ini. Aku akan datang pada hari Minggu". Kemudian lelaki itu menutup pintu mobilnya dan berlalu meninggalkan Giselle yang masih menegang.

"Ibu kenapa harus berhutang kepadanya sih? Tidak tahukah dia jika lelaki itu merupakan lelaki kejam?" Ujarnya dengan raut wajah yang begitu murung.

"Sekarang di mana aku akan mendapatkan uang untuk membayar hutang-hutang itu? Ibu pasti akan melimpahkan semuanya kepadaku" matanya sudah berkaca-kaca, sekarang ia sangat pusing dan juga takut. Apa yang akan terjadi Minggu depan sudah membuatnya overthinking.

Tidak ada tempatnya mengadu. karena tidak ada lagi keluarganya selain ibunya. Ayahnya meninggalkannya sejak ia masih dalam kandungan. Ia seorang peminum dan juga penjudi serta pemain wanita. Sungguh tak ada satupun sifat yang bagus yang bisa Giselle kenang dalam diri ayahnya.

"Ibu, tadi aku bertemu dengan pak Johnny. Ia menyuruh ibu untuk menyiapkan uang Minggu depan".

Krystal, ibu Giselle nampak kaget, namun ia langsung melihat ke arah anak semata wayangnya itu.

"Kamu harus mencari uang itu Giselle!"

"Aku bisa dapat uang itu dari mana Bu? Aku hanya bekerja di kedai yang gajinya tak seberapa".

"Ibu tidak perduli, pokoknya Minggu depan uang 100 juta itu sudah ada di hadapan ibu!".

Bagai di sambar petir, tubuh Giselle seakan melemas, ia sudah tidak bisa berdiri dengan tegaknya mendengar jumlah uang yang ibunya pinjam. Sedangkan Krystal pergi begitu saja dari hadapan Giselle. Ia benar-benar menyiksa anaknya.

"Dari mana aku bisa mendapatkan uang sebanyak itu" lirihnya dengan air bening yang telah terbendung di pelupuk matanya.

ia menangis dalam diam, mencoba menahan segala rasa sakit yang ia rasakan. bahkan ketika air matanya telah terjatuh, ia tak menyekanya membiarkannya mengalir bersama rasa pedih di hatinya.

Dengan menekuk lututnya di atas kursi. ia menangis sambil merenungi nasib nya yang entah sampai kapan akan seperti ini.

___________

"Minggu depan kau harus datang ke rumah Krystal untuk menagih hutangnya". Johnny memberi perintah kepada anak semata wayangnya yang tengah menutup matanya beristirahat dengan kakinya ia julurkan ke atas meja.

"Kenapa bukan papah saja". Ia berucap masih dengan mata yang tertutup. Sungguh tidak punya sopan santun.

"Haechan__ papah sudah sangat malas menagih perempuan itu. Sudah berulang kali papah kesana namun jawabannya selalu 'aku tidak punya uang atau aku janji Minggu depan akan melunasinya". ucap Johnny dengan nada mengejek.

"Mengapa papah tidak membunuhnya saja seperti orang-orang sebelumnya?"

"Papah lagi tidak mood membunuh Chan. Sekali-kali kamu saja yang kesana, ada seorang gadis cantik juga di sana, dan itu anak nya". Perkataan Johnny tadi mampu membuat mata Haechan terbuka.

"Iyakah? Lebih cantik mana dia dengan Vina?"

"Lebih cantik dia, papah yakin jika kau membawanya ke salon dia akan terlihat jauh lebih cantik".

Johnny memperhatikan anaknya itu dengan sedikit seringaian. Ia mengetahui tabiat anaknya, ia sering kali membawa gadis-gadis cantik ke apartemen nya. Setelah itu mencampakkan mereka begitu saja.

Tabiat ayahnya yang juga menurun kepadanya. Suka gonta-ganti wanita. Bahkan di saat ia telah menikah dan memiliki anak, Johnny masih saja menyelingkuhi istrinya. Hingga istrinya tak tahan dan bunuh diri.

Haechan sangat terpukul kala itu, ia benar-benar membenci ayahnya, ia bahkan tak Sudi hanya untuk sekedar menemuinya. Namun pada akhirnya ia memaafkan lelaki itu dengan syarat satu perusahaan nya ia yang pegang. Ia masih membenci Johnny namun ketika ia melihat dirinya yang sering gonta-ganti wanita, ia jadi sedikit memaafkan ayahnya karena mempunyai tabiat yang sama.

"Baiklah, aku yang akan kesana Minggu depan". Ia menjawab dengan seringaian di bibirnya yang membuat Johnny tersenyum puas.

Memang mudah sekali memancing anaknya dengan embel-embel perempuan cantik. Cih dasar maniak.

TBC

hope you enjoyed this story🤗

avataravatar
Next chapter