9 Lepas

Setelah lihat sendiri aku lega.Aku sudah bisa melangkahkan kaki kemana aku suka,kayak lepas semua beban walau sebenarnya sakit sekali.

Aku coba mengiklasknlan bukan karena tidak sayang dan lemah tapi aku ingin buktikan kalau aku bisa tanpa dia.Aku bisa berdiri sendiri tanpa pegangan, aku masih ada teman dan sahabat yang selalu ada buat aku.

1 tahun kemudian entah dari mana dia tahu nomorku dia coba telpon.

"Halo, selamat malam".

"Ia selamat malam Non". Panggilan akrabnya aku

"Siapa? ". Sebenarnya aku tahu itu dia tapi pura-pura tanya.

"Ini saya".

"Oh, ada perlu apa? "

"Cuma ingin tahu kabar"

"Aku baik,sudah dulu ya mau kerja". Aku matikan telpon.

Sakit ia memang sakit, aku tidak ingin lagi dengar suaranya, tidak ingin lagi tahu kabarnya, aku hanya ingin sendiri tanpa dia.Karena sakit yang dia timbulkan belum sembuh sepenuhnya.

Berharap namanya jangan lagi disebutkan oleh siapapun juga karena aku benci dia.

Sejak awal sebenarnya aku sudah harus tahu, kalau bukan aku yang dia prioritaskan dan sudah menjaga jarak dengan pergi ke tempat tugasku itu. Tapi dia yang selalu mendekat seolah-olah tidak mau jauh.

avataravatar
Next chapter