3 3. Tunangan ?

Ayla seperti baru saja menelan duri dalam kerongkongannya, dia meneguk segelas air untuk menurunkan makanan yang tersangkut di tenggorokannya dan menatap kakeknya, berharap kakeknya hanya bercanda, lalu beralih menatap Victor yang tersenyum jahat melihat ekspresi terkejut Ayla, Victor mengangkat bahu acuh tak acuh.

Melihat sikap Victor, Ayla jadi ingin meninju Iblis satu ini, lalu Ayla beralih menatap orang tuanya meminta penjelasan.

"Tunangan ?" ulang Ayla, orang tuanya mengangguk sambil tersenyum bahagia, sekarang ganti Ayla menatap kedua orang tua Victor dan ekspresi mereka sama seperti kedua orang tuanya. Ayla merasa sekujur tubuhnya merinding dia menatap satu persatu sambil mencubit pahanya berharap ini hanya mimpi dan dia segera bangun dari mimpi buruk ini.

"Ayla sayang kami tau ini adalah kejutan untukmu, itulah sebabnya kami memberi waktu dua minggu untukmu berpikir dan menjawab iya" jelas ayahnya seperti suara geledek di siang bolong

"dua minggu ? iya ?" sekali lagi ayla membeo seperti orang linglung, apa sebenarnya yang terjadi selama 5 tahun dia menghilang ?. sekali lagi Ayla menatap Victor berharap mendapatkan penjelasan lebih darinya.

Namun yang dia dengar dari mulutnya adalah

"sejak kejadian 5 tahun lalu aku tidak bisa melupakanmu"

"...." ayla menatap Victor tak berdaya, kepalanya berdenyut, kenapa iblis ini selalu menyingung kejadian 5 tahun lalu. "bolehkah saya bicara secara pribadi dulu dengan Victor ?" kata ayla akhirnya setelah menemukan akal sehatnya.

Semua mengangguk setuju, Ayla menggeser tempat duduknya "ayo Victor sayang kita ke kamarku" Ayla memberikan tatapan setajam silet pada Victor.

"ah...anak muda tidak perlu buru-buru, kalian bahkan belum resmi menjadi tunangan, tidakkah kalian bisa menahan diri kalian ?" kakek menyeringai penuh arti.

Ayla mengabaikannya, dia melangkah meninggalkan gazebo menuju ke kamarnya di ikuti oleh Victor di belakangnya.

Setelah mereka di kamar Victor menutup pintu di belakangnya, Ayla tiba-tiba berbalik dan meninju hidung mancung victor dengan sekuat tenaganya, tentu saja victor yang tidak mengira Ayla akan langsung menyerangnya tidak bisa menghindar, darah mengalir dari hidungnya. Seakan belum puas Ayla menendang tulang keringnya, Victor mengaduh kesakitan dia membungkuk memegang kaki kirinya yang sakit, Ayla melayangkan kembali tendangan ke kaki kanan Victor, namun dengan cepat, Victor mendorong Ayla dan mereka jatuh di atas tempat tidur.

Ayla berontak dengan sekuat tenaga untuk melepaskan diri, Victor menindihnya, meski mengerahkan seluruh tenaganya untuk melawan Victor tidak bergeser sedikit pun dari posisinya, sekuat apa pun Ayla melawan dia tetap perempuan dan berat badannya tidak sebanding dengan badan berotot Victor. Setelah Ayla sedikit tenang Victor mengangkat badannya, dan berbaring di sebelah Ayla.

"aku senang kamu tidak berubah, aku merindukanmu Ayla" ucap Victor pelan sambil menatap langit-langit kamar dengan mata lembut.

Namun Ayla tiba-tiba langsung melompat dan duduk diatas perut Victor dan mencengkeram kerah bajunya, siap melayangkan tinju ke arah muka Victor, namun tangannya terhenti ketika dia melihat tatapan Victor yang dalam dan sulit diartikan, Ayla merasa ada yang salah, ini tidak seperti Victor yang selama ini dia kenal, ini bukan Victor yang tadi membangunkannya.

Menyadari sikap Ayla yang terdiam tiba-tiba Victor memutar tubuh Ayla dan posisi kembali berubah, dan sebelum Ayla sempat merespon Victor menurunkan bibirnya, mencium bibir Ayla dengan lembut. Badan Ayla bergetar, dia merasakan sensasi aneh ketika bibir Victor menyentuh bibirnya, kepalanya terasa kosong, pipinya merona. Ayla hampir percaya bahwa Victor punya perasaan terhadapnya ketika matanya di silaukan oleh nyala blitzs dan suara "klik", Victor menatap dengan senyum jahil

" ekspresimu sangat mengesankan"

Ayla langsung menyadari dia masuk dalam perangkap Victor lagi.

Spontan dia mendorong victor, dengan sigap Victor melompat dan dengan senyum kemenangan dia menatap Ayla. Ayla sudah meraih bantal di sebelahnya dan melemparnya ke wajah Victor, dan melompat menendang perutnya, Victor terhuyung mundur. Ayla sudah bersiap menendang namun kali ini Victor menghindar dengan mudah dan menangkap kaki Ayla.

" kalo kamu menolak pertunangan aku akan mengirim foto ini pada kakek" ancam Victor.

"apa yang sebenarnya kau rencakan?" geram Ayla

"tunangan denganmu tentu saja, dan menikah sesegera mungkin"

"kenapa?"

"karna aku mencintaimu"

"mengingat bagaimana sikapmu padaku sejak kecil rasanya sulit buatku mempercayai kata-kata itu keluar dari mulutmu" Ayla menatap victor dengan mata mengejek.

"tidak perlu buru-buru mempercayaiku, kamu hanya perlu menyetujui pertunangan ini, dan biarkan waktu yang mengubah pendapatmu tentang aku"

"...." Ayla menurunkan kakinya, mendekati Victor dan dengan berjinjit dia memegang dahi Victor, mengeryitkan dahinya

"percayalah kamu akan menyukai rencana ini dan menyadari bahwa aku satu-satunya pria yang tepat untukmu" Victor menepuk kepala Ayla dengan geli "mungkin di depanmu aku selalu menjadi orang brengsek tapi aku selalu menepati janji" lalu berjalan kearah pintu.

Saat pintu terbuka victor terkejut melihat ibu mereka berdiri canggung di depan pintu. Kepergok sedang menguping mereka langsung meninggalkan kamar Ayla dengan cepat. Victor mengikuti mereka dari belakang dengan senyum.

Mereka berkumpul kembali di gazebo, Ayla membasuh mukanya, merapikan rambutnya dan bergabung di gazebo. Melihat Ayla datang kedua ibu mereka menatapnya dan tersenyum penuh arti sambil sesekali melirik victor.

"bagaimana obrolan kalian?" tanya kakek sambil menyuruh Ayla duduk di sebelahnya.

"maaf aku harus menolak..."

"ada hal yang kami tidak pernah ungkapkan" Victor memotong kata-kata Ayla "aku tau alasan Ayla kabur pergi dari rumah, itu karena lima tahun yang lalu kami...."

Sebelum Victor menyelesaikan kata-katanya Ayla sudah melompat dan menutup mulut Victor dengan tangannya "aku setuju !!" kata Ayla sambil mengedarkan pandangan pada para tetua tanpa melepaskan tangannya.

Semua tercengang melihat tindakan Ayla dan perubahan jawabannya dalam waktu singkat. Mereka memandang interaksi kedua orang muda ini dengan mata terpana.

"eehhmmm....." kakek pura-pura batuk untuk meredakan suasana "jadi kamu setuju atau tidak ?"

"Setuju !!!" jawab Ayla lantang.

Ada senyum di mata Victor ketika mendengar jawaban tegas gadis di depannya, yah...meski dengan sedikit paksaan Victor senang karna Ayla akhirnya menjadi calon istrinya, dan sebentar lagi akan menjadi istrinya yang sah, dia bisa menjahilinya seumur hidupnya.

Victor menyapukan lidahnya pada telapak tangan lembut yang masih menutupi mulutnya, dan dia bisa merasakan tangan itu sedikit bergetar.

Ayla reflek menarik tangannya saat ujung lidah hangat menyapu telapak tangannya membuat perutnya kesemutan, hatinya bergetar dan kakinya goyah.

Tiba-tiba Victor meraih pinggang Ayla dan mendudukannya di pangkuannya.

Saat Ayla menabrak dada bidang Victor, wajah Ayla langsung memerah.

Sikap malu-malu Ayla ini membuat para orang tua tersenyum

"Sepertinya kalian lebih cocok kalau langsung menikah" kata Kakek dengan senyum menghias wajaah keriputnya

"Tidak"

"Setuju"

Jawab kedua orang muda ini bersamaan. Siapa yang setuju dan siapa yang menolak tentu saja bisa di tebak dengan jelas.

"jangan berlebihan, aku sudah setuju untuk tunangan" geram Ayla pada Victor.

"oke, dua minggu lagi kami akan tunangan" Victor menjawab dengan cengiran lebar.

"jangan konyol, dua bulan lagi, masih banyak yang harus aku bereskan" sergah Ayla.

"satu bulan" tawar Victor

"satu setengah bulan" Ayla mencoba menawar balik

Victor menggeleng "kamu pilih satu bulan atau langsung meni...."

"deal satu bulan" tanpa menunggu Ayla langsung setuju, sambil memelototi pria tampan yang tengah tersenyum seperti orang bodoh di depannya.

Melihat pasangan muda itu saling tawar menawar waktu untuk melangsungkan ikatan pertunangan entah kenapa para sesepuh merasa seperti mereka tengah ada di pasar mendengarkan tawar menawar antara penjual tomat.

avataravatar