1 001 - Pertemuan Kedua Keluarga

"Ah, sepertinya kita tidak perlu menentukan siapa yang akan dijodohkan dengan siapa, mas Kaindra" suara Pak Kenzo membuat semua orang memandang pria yang baru saja menginjak umur kepala 5 itu.

"Maksud papa?" tanya Bu Kelya, istri Pak Kenzo, tidak mengerti.

"Apa mama sedari tadi tidak memperhatikan gelagat mereka?" ujar Pak Kenzo bertanya kepada istrinya itu. Bu Kelya mengerutkan keningnya, memandang kedua pasangan kembar yang duduk saling berhadapan itu.

"Ohh..." suara Bu Kavita berseru. "Kinara? Dan... Kenan? Apa itu yang mas Kenzo maksud?" ujar Bu Kavita bertanya pada calon besannya itu.

"Yupp! Tepat sekali mbak Kavita."

"Hayoo... Kenapa kalian sedari tadi curi-curi pandang gitu? Apa ada yang kalian sembunyikan dari kami?" tanya Bu Kavita penuh selidik pada dua pasang kembar yang bernama Kinara dan juga Kenan.

Keduanya hanya tampak malu-malu kucing. Lalu terlihat cengengesan saat kedua orang tua mereka memandang keduanya penuh selidik.

"Em, sebenarnya..aku..dan Nara sudah saling kenal, pa, ma, om, tante.." ujar Kenan tampak malu-malu. Bahkan pipinya begitu merona saat mengakui hal itu pada kedua orang tuanya.

"Benarkah?" seru Bu Kelya senang.

"Iy-iya tante. Malah sebenarnya kita sudah pacaran kok." ujar Kinara yang juga tampak malu-malu itu.

"Astaga.. Kenapa kalian tidak mengatakan itu dari awal? Kenan, ternyata gadis yang kamu maksud itu adalah dia?!" ujar Bu Kelya antusias dan bertanya pada Kenan.

"Iya ma." sahut Kenan.

Kedua orang tua dari kedua pasangan kembar itu pun terlihat bernafas lega. Untung saja tak perlu banyak untuk mengenalkan kedua anak kembar mereka ke satu sama lainnya. Yang ternyata Kinara dan Kenan sudah saling mengenal, bahkan keduanya sudah memiliki hubungan khusus yang ternyata sudah berjalan 2 tahun ini.

Sedangkan Kirana dan Kevin tampak terdiam sedari tadi. Keduanya hanya mengikuti dan menyetujui apa yang dikatakan oleh kedua orang tua mereka. Yang mana keduanya akan dijodohkan pula.

*****

Hahahaha...

Suara tawa itu begitu menggelegar saat kedua sejoli itu diberikan waktu khusus untuk bisa berbincang dan mengobrol pada pasangannya masing-masing.

"Ihh. Jahat banget ya kamu." gerutu Kinara mencubit kencang pinggang Kenan. Yang dicubitnya pun langsung bereaksi kesakitan. Tapi tetap terkekeh melihat tingkah gadisnya itu. Terlebih ekspresi wajahnya yang sangat lucu dan menggemaskan bagi Kenan.

Siapa yang menyangka ternyata keduanya memang dijodohkan. Kenan sebenarnya sudah mengetahui jika akan ada perjodohan antara dia dan Kevin dengan kedua anak kembar dari kawan karib lama papanya. Tapi dia tidak tau jika kedua anak kembar yang di maksud orang tuanya adalah salah satunya itu Kinara, gadis yang memang sudah dipacarinya selama 2 tahun ini.

Kenan baru mengetahui itu saat tak sengaja melihat selembar foto di ruang kerja papanya. Di tambah pula dengan curhatan dari Kinara yang awalnya jelas-jelas menolak tentang perjodohan ini.

"Kenan.. Hikkss..." suara Kinara yang menangis begitu memilukan bagi Kenan.

"Sudah sayang. Please! Kamu jangan menangis seperti ini!?" pinta Kenan. Disapukannya air mata Kinara yang sudah membasahi pipinya.

"Aku nggak mau Kenan! Aku nggak mau dijodohkan! Aku mau sama kamu baby. Aku cuma mau sama kamu. Tolong bawa aku lari bersama kamu, Ken!" ujar Kinara memohon.

"Sssttt... Kamu nggak boleh seperti itu sayang. Lebih baik kamu turuti aja apa permintaan dari orang tuamu."

"Apa?? Jadi kamu meminta aku untuk menerima perjodohan itu? Kenan, please!! Aku tidak tau siapa yang dijodohkan padaku. Aku nggak kenal mereka itu siapa." ujar Kinara yang terdengar mulai emosi. Dia sudah tampak kesal dengan sikap santai dari Kenan.

Apa Kenan tidak pernah cinta padanya ??

Kenapa sikapnya sangat santai saat tau kekasihnya akan dijodohkan dengan orang lain ??

Kenan menghela nafasnya berat. Digenggamnya kedua tangan Kinara. Meminta dia untuk menatap kedua matanya.

"Kinara, sayang. Maaf!! Aku nggak bisa berbuat apa-apa dengan apa yang terjadi padamu."

Kinara langsung menghempaskan tangan Kenan. Namun dengan cepat Kenan meraih kedua tangan Kinara. Digenggamnya semakin erat tangan kekasihnya itu.

"Apa?? Apa kamu nggak cinta sama aku, Ken?? Apa kamu nggak sayang sama aku? Kamu nggak mau perjuangin aku yang sedang dijodohkan oleh orang tuaku?" ujar Kinara dengan pandangannya yang berubah sinis sesaat setelah Kenan berujar seperti itu. Sebegitu menyerahnya pemuda itu. Lalu untuk apa selama 2 tahun kebersamaan mereka dalam menjalin hubungan?? Bahkan hubungan yang sudah sangat intim.

"Nggak, Nara! Kamu salah. Aku justru sangat sayang sama kamu. Aku juga cinta sama kamu." ujar Kenan. Dia menjeda ucapannya untuk menghela nafasnya yang begitu sesak. "Maafkan aku, Kinara! Sejujurnya..aku.. juga dijodohkan dengan kedua orang tuaku." ujar Kenan dengan berat hati.

"Hah?? Dijodohkan? Kamu juga dijodohkan??" ujar Kinara terlihat kaget. Kenan mengangguk berat.

"Lalu?? Kamu menerima perjodohan itu??" tanya Kinara. Dia hempaskan lagi tangan Kenan yang menggenggam erat tangannya itu. Jadi karena itu?? Jadi karena itu Kenan tidak mau memperjuangkan cintanya?

"Iya. Dan aku minta, kamu juga terima perjodohan yang orang tuamu lakukan."

"Menerima?? Untuk apa menerima kalau calon suamiku bukanlah orang yang aku cintai, Kenan." ujar Kinara ketus.

"Percayalah sayang!! Jika kita memang berjodoh, Tuhan pasti tetap mempertemukan kita. Entah seperti apa caranya."

Kinara mendengus mendengarnya. Dia memutar bola matanya malas. Berjodoh?? Berjodoh apanya kalau dia harus berjodoh dengan orang lain?

"Please!!" ujar Kenan dengan memohon. Kedua tangannya kini menangkup pipi Kinara. Diusapnya sisa air mata yang masih membasahi pipinya itu.

Kenan mulai mendekatkan wajahnya pada wajah Kenan. Dekat. Sangat begitu dekat hingga deru nafas keduanya sangat terasa. Dengan perasaan yang masih kesal, Kinara terpaksa menerima bibir Kenan yang menempel pada bibirnya. Kenan mencium bibir Kinara. Sedikit tersentak dengan apa yang Kenan lakukan, namun Kinara tetap diam. Tak membalas ciuman itu, tak pula melepaskan ciumannya. Hanya bulir air mata yang kembali turun membasahi pipinya.

Kenan melepas ciumannya itu. Menatap kedua bola mata Kinara yang lagi tergenang oleh air matanya.

"Apa bisa kita lakukan itu sebagai tanda perpisahan kita, sayang??" ujar Kenan menatap lekat mata Kinara. Dia menggeleng setelah mendengar ucapan dari Kenan. Sungguh dia tidak ingin menerima perjodohan itu. Dia tidak ingin berpisah dengan Kenan, kekasihnya yang teramat sangat dicintainya itu.

Kenan menempelkan lagi bibirnya pada bibir Kinara. Dilumatnya lembut bibir ranum milik kekasihnya itu. Dengan perasaannya yang masih sangat kesal, lagi-lagi Kinara harus menerima ciuman bibir dari Kenan. Ciuman yang tak hanya menempelkan bibir saja. Tapi kekasihnya itu melumat lembut bibirnya.

"Apa kamu bahagia?" suara Kenan membuyarkan lamunan Kinara. Gadis yang menyandarkan kepalanya pada dada bidang Kenan hanya tersenyum lebar.

"Tentu aja sayang." sahut Kinara dengan manjanya. Tangannya saling bertautan dengan tangan kekasihnya itu.

"Jadi sebenarnya kamu sudah tau kalau yang ingin dijodohkan oleh orang tuamu adalah aku dan kembaranku?"

"Tentu. Makanya waktu perpisahan kita itu aku berkata seperti itu padamu, sayang. Karena Tuhan memang menjodohkan kita. Menginginkan kita untuk bersama. Selamanya, sayang." ujar Kenan.

"Lalu." ujar Kinara menjauhkan kepalanya dari dada bidang Kenan. Menghadapkan tubuhnya padanya. Menatap lekat kedua mata Kenan. Kedua tangannya dia kalungkan pada leher Kenan.

Kenan hanya tersenyum. Dia tau apa maksud dari Kinara. Dengan segera pula dia menarik lebih dekat tubuh kekasihnya itu. Mendekatkan wajahnya pada wajah Kinara. Melumat lembut bibir kekasihnya. Yang tentu saja langsung di balas oleh Kinara. Keduanya larut dalam cumbuan penuh kerinduan.

Ya tentu saja penuh kerinduan. Sejak 2 minggu setelah Kinara dan Kenan memutuskan untuk menerima perjodohan yang orang tuanya lakukan untuk mereka, tak pernah ada lagi komunikasi di antara keduanya setelah itu. Mereka berdua langsung mengakhiri hubungannya saat itu juga. Dan saat inilah keduanya baru bisa melepaskan kerinduan itu.

*****

Kirana dan Kevin hanya duduk dalam diam seraya memandangi kolam renang yang berhiaskan lilin-lilin putih pada pinggiran kolamnya. Keduanya hanya berpusat pada pikiran masing-masing. Tak ada percakapan atau sapaan dari keduanya. Hanya kebisuan yang menemani keduanya.

"Apa kamu bahagia menerima perjodohan ini?" suara Kevin terdengar dan memulai percakapan mereka dalam kebisuan itu.

"Hah?" sahut Kirana menanggapi pertanyaan dari Kevin.

"Aku tanya padamu. Apa kamu bahagia menerima perjodohan ini?" ujar Kevin mengulang lagi pertanyaan yang dia tanyakan tadi.

Kirana menanggapinya dengan gelengan kepala.

"Apa kamu menyukai Kenan? Sauadara kembarku itu??" tanya Kevin membuahkan reaksi Kirana yang langsung menatap pemuda dingin itu.

"Kenapa kamu bertanya seperti itu?" tanya Kirana balik.

"Berarti benar donk apa yang aku pikirkan tentangmu?" ujar Kevin.

Kirana mengerutkan keningnya. Bingung. Apa maksud ucapan dari Kevin itu?

"Sebenarnya aku juga lebih suka pada Kinara daripada denganmu." ujar Kevin. Kirana memicingkan kedua matanya. "Tapi sial! Justru Kenan yang beruntung dijodohkan dengan Kinara." lanjut Kevin dengan kesalnya.

"Kamu... menyukai Kinara?" tanya Kirana.

"Tentu saja lah. Siapa yang tidak menyukai gadis seperti dia. Dia cantik, ceria, modis, dan juga lebih sexy. Pantas aja Kenan sering menjadikan Kinara sebagai objek fotonya."

"Lalu kenapa kamu justru menyetujui untuk dijodohkan denganku? Kalau nyatanya kamu lebih menyukai Kinara dari pada aku?" tanya Kirana kesal mendengar cerita pemuda itu.

Ada senyum culas terukir di bibir Kevin. Dia melirik pada Kirana yang tampaknya sangat penasaran.

"Apa kita mau kerja sama??" tanya Kevin pada Kirana.

"Kerja sama? Kerja sama apa??"

Belum sempat Kevin menjawab pertanyaan Kirana, suara dari orang yang memanggilnya keduanya memaksa mereka untuk tidak saling bercakap lagi. Kedua wanita dewasa itu berjalan menghampiri mereka.

"Sudah selesai pendekatannya?" tanya Bu Kelya pada Kirana dan juga Kevin, putranya.

"Sebenarnya masih kurang, ma. Tapi sepertinya memang harus berakhir sampai di sini dulu." sahut Kevin melirik sekilas Kirana yang hanya terdiam.

"Oke. Tapi kan masih bisa di lanjut lain hari, sayang. Masih ada banyak waktu untuk kalian bisa saling mengenal lebih dekat lagi." ujar Bu Kelya menepuk-nepuk pelan lengan Kevin.

"Tentu, ma."

"Ah iya. Ngomong-ngomong, di mana Kinara dan Kenan?" tanya Bu Kavita kini. Matanya pun mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru. Mencari keberadaan pasangan kembar satunya lagi.

"Er. Sepertinya tadi mereka pergi ke arah taman belakang, ma." ujar Kirana setelah berfikir sesaat.

"Oh. Oke. Sekarang kita susul mereka aja ya. Setelah itu kita pulang." ujar Bu Kavita lalu berjalan lebih dahulu bersama dengan Bu Kelya untuk menyusul kedua sejoli yang di carinya itu.

avataravatar