2 ADA CINTA

Hulf, Sial ... Jam istirahat yang kuharap bisa bebas dari perundungan dari para Senior  berubah menjadi hal yang lebih parah daripada yang aku alami di depan kelas.

Bagaimana tidak? Mau tidak mau, suka tidak suka, aku harus mengikuti kemanapaun Rizky pergi.

"Ruby, aku mau ke kantin aku laper. Kamu pasti juga laperkan? makan baso yuk!" ajaknya yang membuatku lega.

Karna aku juga laper dan haus akibat banyak mengeluarkan energi saat di depan kelas tadi, mana badan terasa demam dan gemeteran lagi sedari tadi, pasti aku lapar.

"Iya kak, mari!" kataku pelan dan malu-malu.

Di kantin semua masih normal dan baik-baik saja, namun lama kelamaan setelah mereka melihat kami bersama kemanapun kami pergi, munculah berbagai pertanyaan dari mereka.

O iya, kak Rizky adalah kakak kelasku tepat, dia kelas 2B. Artinya kami cuma selisih 1 angkatan.

"Riz, dia siapamu sih, kok kaya prangko saja," kata salah satu kakak kelas wanita pada kak Rizky.

"Dia? Cewekku lah. Selama ini aku sebenernya tidak jomblo, tapi nunggu do'i masuk SMA, iyakan, sayang?" kataknya, yang makin membuat copot jantungku terlebih ketika lengannya di lingkarkan pada pundaku.

"Ya Tuhan. Kenapa badanku malah bergetar semakin kuat saja? Getaran apa ini? Jika ini di sebabkan karna lapar, seharusnya sudah hilang sejak tadi. Aku kan uda makan," kataku dalam hati.

Tapi memang benar-benar badan ini rasanya begitu lemas.

"Ya sudah kita cabut dulu Yul, " kata kak Rizky dan mengajakku pergi.

"Eh Rub, Rasanya aku mau ke toilet deh. Kamu harus ikut, ingat hukuman ini sampai masa Ospek  berakhir ya" ucapnya yang membuatku kaget.

"Hah! Apa?" dan mungkin ekpresiku yang sedari tadi nampak lemas kini sudah berubah.

"Tenang, kamu di luar saja ga ikut masuk kok," katanya sambil terkekeh.

Mau ga mau, aku ikuti dia dan menunggunya di luar toilet pria.

Begitu dia sudah kelar dari toilet dua anak gadis nyamperin kami, dan sepertinya rumor gosip kalau aku pacarnya Rizky sudah tersebar.

"Duh Riz, cewenya di ajakin kemana-mana. Takut di gebet yang lain, ya?" ledek salah satu dari mereka.

"Habis cewenya manis pake banget sih," sahut yang satunya

"Iya ya, Mana cantik lagi.Hati-hati aja ya!" kata mereka berdua lalu berlalu, aku hanya tersipu malu dan tertunduk.

Tapi aku surpriese juga dengan kata teman cowoknya di perpus tadi, selama ini dia ga punya pacar, dan ga pernah dekat dengan wanita manapun. Cowok seganteng ini, bisanya? Entahlah.

"kok bengong eh, ayok! Masuk kelas, bell uda bunyi itu," katanya yang langsung membuyarkan lamunanku.

"Eh... i... Iya... Ayo..." kataku melangkah di belakangnya.

Dia mengajaku menuju kelas gugusku melewati sebuah lorong yang lumayan panjang, katanya sambil memperkenalkanku dengak lokasi-lokasi sekolahan ini.

Aku merasa ada yang aneh dengan lorong ini, tapi apa aku juga belum tau.

Aku baru kali ini masuk kedalam sekolahan ini, termasuk lorong ini, tapi kenapa lorong ini rasanya tidak asing ya?

Tiba-tiba badanku terasa panas dan kaku, terlebih bagian tengkuk dan pundak rasanya berat banget.

Kepalaku juga tiba-tiba terasa pusing, pandanganku mulai kabur, badanku terasa semakin lemah.

"Aaaaaaaa..." teriaku kaget tiba-tiba sebuah kepala berambut panjang yang menjuntai dalam posisi kepala di bawah dari atas tepat bergelantung di depanku.

Seketika itu juga badanku roboh, kak Rizky yang mendengar teriakanku langsung menoleh dan berlari mendekatiku.

"Rubby kamu kenapa? Kamu sakit ya Rub? Badanmu panas sekali!" katanya panik.

Walaupun aku tidak sepenuhnya sadar, tapi aku masih ingat apa yang terjadi di lorong tadi.

Dia mengangkat tubuhku yang lemas dan mataku yang hampir terpejam sepenuhnya dan membawaku ke UKS dekat dengan kantor guru BK.

Sesaat kemudian badanku sudah mulai enakan dan aku lihat dia duduk di kursi BK bersama seorang guru, yang kuduga belaiu guru BK kami.

Aku berusaha duduk dan turun dari tempat tidur. Dan perlahan melangkah keluar ruangan UKS.

"Rubby, Kamu sudah sadar?" tanyanya panik.

"Ak  gapapa, kak, selamat siang bu," sapaku pada seorang guru yang duduk di kursi kerjanya.

"Kak, kita kembali ke kelas saja," pintaku pada Rizky.

"Yakin, kamu gapapa? Emang kenapa sih kamu tadi tiba-tiba pingsan?" tanyanya penasaran.

Pertenyaan yang membuatku bingung, aku harus jawab apa? Masa aku bilang ada setan di hadapanku, malah di ketawain nanti.

"Aku gapapa, memang selama liburam kurang istirahat, mungkin capeknya masih berdampak sampai sekarang," elaku padanya.

Ketika kami masuk kedalam kelas teman-teman pada bersorak kecil di tujukan pada kami berdua.

"Hey Ruby, Kenalin aku Zizie. Wah, enak deket sama Senior ganteng, ya?" sapa teman sebangkuku.

"Apaan sih. Ini hukuman tau!" kataku malu-malu.

"By the way dia tu cowok paling kece lo di sini Rub. Aku tau dari kakaku, dia juga sekolah disini, sekarang kls 3.

Aku hanya diam, tak mau memperpanjang masalah ini.

Tapi memang semacam ada rasa bangga saja sih aku bisa dekat dengan dia, hukuman yang dia beri juga peluang untuk kami dekatan terus.

Aku menyukai hukuman ini, aku ingin selamanya begini, biarlah mereka mengira aku pacarnya, aku suka di katakan begitu.

Dan berharap kedepannya begitu.

avataravatar
Next chapter