1 Bab 1 dia menyelamatkan ku

Ada apa ini, kenapa banyak asap. Ak..aku tidak bisa.. bernafas.

Haahh...haahhh..haahhh....

Dadaku terasa sesak menghirup banyak asap. Sesekali aku terbatuk. Aku berjalan tertatih tatih mencari pintu sambil berpegangan pada tembok.

Asap semakin banyak membuatku semakin sesak. Di tengah asap yang tebal, muncul api membakar semua yang ada di sekitarnya. Aku panik tak tahu harus berbuat apa.

Aku lalu teringat pada seseorang yang bersamaku tadi. Di mana dia, aku harus mencarinya, dia harus selamat, aku tak mau kehilangan dia.

"Dianaaa...kamu dimana..uhuk.uhukk..Dianaaa..." aku berteriak memanggil namanya, berharap dia mendengar teriakkan ku di tengah asap yang semakin tebal dan kobaran api yang semakin membesar. Mataku mulai terasa pedih, refleks aku mengucek mata ku.

Aku terus memanggil namanya, mencari di setiap ruangan sambil menahan nafas.

Aku mulai lelah, terasa sudah tak punya tenaga lagi. Tapi aku terus mencari dan memanggil namanya.

Samar-samar aku mendengar suaranya, terlihat sesosok gadis kecil muncul dari asap tebal. Dia membawa handuk basah di tangannya dan se-gayung air. Memberikannya kepadaku, aku menolaknya.

"Tidak, kamu saja yang pakai"

"Maaf,tapi ini untukmu"

"Aku tak mau,kau saja yang pakai"

"Tidak,kau harus memakai ini, dan lihatlah tubuh ku sudah basah,aku akan baik-baik saja. Pakailah" dia terus menyodorkan handuk basah itu kepada ku. Entah darimana dia mendapatkannya.

Aku masih terdiam tak menerima handuknya, dia tak sabar melihat ku yang masih terdiam. Ia dengan telaten memakai kan handuk itu padaku, menutup kepala sampai ke lutut ku tak lupa pula ia menyiram air di kepala ku.

Dia menarik tanganku keluar menerobos kobaran api yang membesar.

"Diana" aku menghentikan langkahku sebelum masuk ke kobaran api.

"Apa" dia menjawab dengan wajah datar.

"Sebaiknya kita cari pintu lain saja. Jangan lewat sini, aku takut"

"Bey,kalau kita lewat pintu lain kita pasti akan terjebak di dalam sini selamanya. Pintu belakang terkunci begitu juga pintu yang lainnya. Tak ada pilihan lain, kita harus menerobos api ini." Dia memegang erat tangan ku dan menatap ku dengan lembut.

"Tapi" aku masih ragu-ragu walaupun dia telah menenangkan ku dengan kata-katanya.

"Sudah lah jangan takut,ada aku disini,kita akan selamat, percayalah. "

Dia terus menerus meyakinkan diriku dengan kata-kata dan juga senyuman manisnya.

Dan hari itu aku berhasil selamat dari kebakaran berkat Diana yang terus meyakinkan diriku dan juga, hari itu adalah hari dimana untuk terakhir kalinya, aku melihat wajah manisnya tersenyum padaku.

avataravatar
Next chapter