12 Penculikan eza

Setelah selesai berbincang diruangan loker menghabiskan waktu yang tersisa akhirnya tiba juga jam pulang kerja.Tepat pukul tiga sore mereka semua beranjak meninggalkan gedung lab sambil masih sesekali bersenda gurau menuju parkiran motor.

"Eza kamu enggak bawa motor,,?" rendi bertanya kearah eza karena wanita itu terus melenggang berjalan keluar gerbang tanpa membawa motor.

"enggak kak,aku mau kongkow sama lina ditempat biasa...entar kakak aku jemput disana.Kalian kalo mau ikut juga boleh,biar rame..' eza menawarkan kearah teman temannya yang lain,tanpa menunggu lama mereka semua mengangguk setuju untuk ikut.

Eza berjalan keluar gerbang lebih dulu untuk menunggu lina mengambil motornya,awalnya ia tidak memiliki firasat buruk apapun,hingga sebuah mobil mendekatinya dan menyambarnya seketika menariknya secara paksa agar ia masuk kedalam mobil.Ia berteriak,bertepatan rendi tengah melihat kearahnya.

"Eza..eza..." rendi berteriak seketika dengan histeris melihat eza dibawa paksa,Bagas dan yang lainnya pun tak kalah terkejut,apalagi lina yang kebingungan harus berbuat apa.

Tanpa menunggu lama rendi memacu motornya mengejar kemana mobil itu pergi,disusul bagas dan yang lainnya.Wajahnya tampak menegang dan rahangnya mengeras menahan emosinya..siapa yang berani menculik sikecil eza.Gadis polos,keras kepala...rasanya tidak mungkin memiliki musuh mengingat betapa lembut wanita itu bicara pada orang lain,.

Mereka tiba disuatu tempat cukup jauh dari lokasi kerja mereka tadi,sebuah rumah kosong tapi cukup bersih seperti terawat.rendi mematikan motornya,menshare lokasi pada lina agar mencari bantuan.Rendi berjalan mendekati rumah itu ia melihat gadis itu diikat dan dibungkam,seseorang mendekatinya sementara eza sendiri sudah menangis ketakutan,,wajahnya pucat dn nafasnya seperti tercekat.

Lina yang sudah menapatkan lokasi dari rendi langsung menghubungi kakak eza,berulang kali ia mendial nomor kakak dari rekan kerjanya itu.."please angkat kak.." gumamnya seraya menggigiti kukunya karena gugup dan takut.

Kakak eza : hallo lina...temannya eza kan..?

Lina : ka..kak..eza,eza kak

Lina tampak terbata bata,ia gemetaran menyampaikan berita buruk itu pada kakaknya eza,diseberang telepon sang kakak merasa ada yang tidak beres tengah terjadi pada adik kesayangannya itu.

Kakak eza : eza kenapa lin..?cepat katakan..

Lina : eza diculik kak...

Lina akhirnya mengatakannya dengan suara bergetar dan airmata yang mulai menetes,dari seberang panggilan diputus sepihak dan dengan langkah kacau kakak eza langsung keluar dari kantor tempatnya bekerja menuju lokasi yang sudah dishare oleh lina.siapa yang berani menyakiti adik kesayanganku...batin kakak eza.

BRENGSEK !!!

Umpatnya seraya terus memacu motornya dengan kencang.

Rendi terus berjalan mendekati rumah kosong itu disusul dengan bagas dan juga dodi,mereka menguping dibalik tembok tempat eza disekap.Terdengar suara langkah kaki mendekati eza sembari tertawa ...

"Wanita ku...kau wanita yang terus menghantuiku,aku sudah memintamu secara baik oleh keluargamu,tetapi mereka tak menggubris,untuk itu aku menculikmu...eza menikahlah denganku...jangan keras kepala sayangku,jangan menyakiti dirimu atau membiarkan aku menyakitimu..."

"si...siapa,siapa kamu.." jawab eza dengan suara terbata karena menahan rasa takut,sungguh..demi apapun dia tidak mengenal lelaki dighadapannya,lalu mengapa ia meminta dirinya agar mau menikah dengannya...eza sungguh takut hingga tak ayal tubuhnya bergetar hebat.

"aku ..kau tak mengenalku sayang,aku calon suamimu...pemujamu yang tak kau ketahui bahkan tak mau kau cari tau..orang tuamu bahkan menolak saat aku hendak melamarmu,..aku tidak bisa membiarkanmu jatuh ketangan orang lain...kau milikku,apalagi yang harus aku lakukan selain menyekapmu dan menjadikanmu milikku.."

Suaranya terdengar aneh ditelinga eza,pemuja apanya...ini seperti memaksakan kehendak..bukan cinta tapi obsesi ingin memiliki,lagian baik mama atau kakaknya tidak pernah mengatakan bahwa ada orang yang ingin melamarnya,.

Dari balik tembok rendi mendengarkan dengan rahang mengeras menahan emosi,cukup sudah batas kesabarannya,Ia keluar dari persembunyiannya menerjang pria itu dari belakang dengan sekali hentakan..

"brengsek !!! bajingan,lepaskan dia atau aku akan menghancurkan wajahmu yang sok tampan itu.."

"sialan..!!! bagaimana kalian bisa disini..huh,besar juga nyali kalian mengusik dan menghancurkan rencanaku.."

Tanpa ingin membuang waktu rendi menyerang dengan berang lelaki itu,amarahnya sudah memuncak...seolah ia macan yang dibangunkan dari tidur panjangnya.Kebetulan sudah lama ia tidak menghabisi orang,cukup tau saja jika rendi dulunya mantan preman,dan ia orang menyeramkan sebelum bekerja ditempat yang sekarang.

Bagas menatap dengan heran saat melihat rendi berkelahi...ia tidak pernah tau jika rendi jago berkelahi,pasalnya selama ini teman satu kamarnya itu terlihat lemek seperti tak bertenaga.lalu siapa sangka rendi yang dikenal kalem itu mempunyai kemampuan berkelahi karena ia mantan preman,lebih tepatnya preman jalanan,kehidupannya keras,ia sering mabuk mabukan tetapi saat dirinya dikhianati wanita yang begitu dicintai nya ia ingin berubah.Hingga ia memutuskan untuk merantau mencari pekerjaan yang baik dikota S jauh dari kota kelahirannya.

Saat rendi tengah sibuk melakukan penyerangan bagas mencoba membantu melepaskan ikatan eza dan menenangkan wanita yang tengah ketakutan itu bertepatan dengan kedatangan kakak eza bersama lina.

"dasar cecunguk kurang ajar..berani sekali memperlakukan adikku seperti ini..." umpat kakak eza tak kalah berang melihat kondisi adiknya.Ia bergantian menyerang sementara rendi mendekati eza yang masih ketakutan.

"eza..kamu..."belum sempat rendi menyelesaikan ucapannya eza berhambur kepelukannya,ia menangis,badannya bergetar hebat saking takutnya.

"tidak apa apa...kamu aman sekarang.." rendi mencoba menenangkan sembari menepuk nepuk bahu eza.

Tak lama berselang polisi datang mengamankan pria itu yang tak lain masih satu komplek dengan eza.Pria itu menyukai eza,tetapi mama dan kakaknya menolak karena ia pria sudah beristri.

"kak Andi..." andi menarik adik kesayangannya dari pelukan rendi,mendekap sayang sang adik yang masih ketakutan.

"tidak apa apa,kakak disini.."serunya,karena terlalu syok dan ketakutan eza ambruk seketika dalam pelukan kakaknya dan membuat semua orang panik.

"eza..eza..." andi menepuk nepuk pipi sang adik tapi tak ada respon,ia menjadi panik dengan kondisi adiknya.

avataravatar
Next chapter