13 Dia seperti adikku

Karena tak juga sadar andi memboyong sang adik kerumah sakit untuk mendapatkan pertolongan,semua temannya mengekor dari belakang.

"suster tolong adik saya.." pekik andi begitu tiba didepan UGD,ia membaringkan eza diatas brankar.Setelah diperiksa dan hanya mengalami syok ringan akhirnya eza dipindahkan keruuang rawat inap.Badannya masih lemah jika langsung dibawa pulang,ia harus dipasang infus dan menjalani perawatan untuk memulihkan kondisinya.

"apa kondisinya baik baik saja kak..?" rendi menghampiri andi yang tengah menunggu sang adik,mereka berdua duduk berdua dikursi yang ada dalam ruang rawat eza.

"dia sudah lebih baik,hanya syok saja..untungnya tidak ada yang serius.." ucap andi seraya menatap intens kearah rendi yang tengah memperhatikan adiknya.

"apa ada sesuatu kak,..?"

Andi menghela nafas berat,entah apa yang membuatnya merasa sesak melihat adiknya berbaring seperti sekarang.

"dia adalah adik yang paling aku sayangi,dia pernah sekarat ren...aku bersyukur dia masih bisa bertahan sampai sekarang,menjadi wanita cantik yang banyak diidolakan kaum pria..Dia hidupku,aku tidak terima jika ada yang menyakiti entah itu fisik atau hatinya...meski kelihatannya dia wanita yang kuat..." andi menjeda kalimatnya,ia diam menatap dalam adiknya....rendi juga ikut memandang arah mata andi.

"'dia benci bau rumah sakit,dia marah besar saat berada dirumah sakit.."

"kenapa begitu kak..?"

"eza ku pernah sakit keras..paru parunya penuh cairan hingga jantungnya tidak berfungsi normal..jantungnya tidak dapat memompa darah dengan baik karena cairan pada paru parunya melimpah,Ia begitu kurus dan lemah kala itu,rambutnya berguguran nyaris botak.Aku begitu patah hati melihatnya,....." andi nampak mengusap kasar bulir hangat yang mengalir dari ekor matanya,mengingat betapa menderita adik kesayangannya dulu.

"kakak mana yang tak pilu melihat sang adik disayat bdisana sini,ditusuk disana sini,aku tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya...ia bahkan sempat koma seminggu pasca operasi,dokter sudah pasrah karena kondisinya drop...duniaku runtuh saat itu.Dia adikku yang terkuat..kesayanganku,cinta pertamaku..dia bosan menjalani hidup dengan bau rumah sakit..."

"apakah penyakit itu sudah hilang kak,,?"

"hmm...sudah sepenuhnya hilang.hanya dia tidak bisa terguncang atau mengalami syok,berbahaya untuknya,jantungnya bekerja begitu keras dulu untuk bertahan hidup..dokter mawanti wanti agar menjaga kestabilan emosinya agar jantungnya tidak berhenti mendadak.."

Rendi terdiam mendengarkan cerita andi,bagaimana mungkin wanita seenergik dan seceria eza pernah melalui hal berat itu sebelumnya.ia malah jadi teringat adik perempuannya dikampung,hatinya langsung merindu sang adik dan ingin memeluknya.

Andi manatap lekat lekat kearah rendy,ia ingin menanyakan hal serius pada lelaki itu

"rendi...kamu teman satu divisi eza bukan..?"

"iya kak.." jawab rendi sembari mengangguk pelan.

"kamu menyukai adikku.? Kamu punya suatu hubungan dengan adikku..?"

BINGGO...!!!!

Rendi tergagap mendengar pertanyaan intimidasi dari andi,ia masih bingung dengan perasaannya,tapi jujur ia menyayangi wanita yang tengah berbaring itu,wanita yang tengah ia dekati saat ini.

"entahlah kak...hanya saja perasaaanku pada eza,aku...aku menyayanginya,seperti adikku.aku nyaman bersaa dia,mungkin sekarang aku menganggapnya seperti adikku...tapi tidak tau nantinya...."

Andi menatap rendi lamat lamat,ia tersenyum lalu menepuk pundak rendi.

"aku tau,kamu bukan lelaki biasa,kamu jago berkelahi juga ternyata...itu bukan suatu kebetulankan,hmmm...aku tidak melarang adikku berhubungan dengan orang sepertimu asal adikku nyaman...Tapi bersikap sebagai kakak adik itu jauh lebih baik....kuyakin dimasa lalu kau pernah disakiti wanita bukan.."

Rendikontan menoleh kearah andi,kakak eza ini sungguh pandai membaca pikiran orang,ia seperti kuyang yang bisa membaca pikiran padahal rendi tidak pernah menceritakannnya pada siapapun.

"kakak tau dari siapa..?"

"ayolah rendi.....wajahmu saat mengatakan eza seperti adikmu menggambarkan kalau hatimu masih mengharap seseorang,...aku melihat itu dimatamu.."

Rendi termangu,sementara andi kembali menepuk pundak rendi dan bangkit dari duduknya berjalan mendekati brankar eza yang terlihat sudah siuman.

Eza mengerjabkan mata berulang kali menyesuaikan penglihatannya,yang pertama ia tangkap adalah langit langit bewarna putih disambut bau obat obatan yang menyengat.Ya bau yang sangat ia benci,ini pasti rumah sakit pikirnya hendak bangkit dari tidurnya namun belum sempat ia sudah dihalau oleh kakaknya.

"eza mau pulang kak,aku tidak suka disini,aku mau pulang.." tampak airmata sudah mulai mengalir dari dua mata teduhnya,andi mendekap hangat adiknya,mengusap puncak kepalanya....

"kita akan pulang saat kondisi kamu benar benar sudah baik...."

"eza maunya sekarang kak.."

Rendi berdiri menghampiri keduanya,ia juga ikut membantu menenangkan eza agar mau beristirahat sampai pulih betul.

"eza..setelah istirahat cukup,kamu diizinkan pulang besok.Biar lekas pulih...kamu bisa pulang dan beraktivitas lagi seperti biasa..." bujuk rendi yang tak yakin perkataannya akan didengar eza,karena ucapan kakaknya sendiri saja tidak didengar.

"baiklah...tapi jangan tinggalin eza kak.." cicitnya pelan kearah andi,andi langsung melongo cengo karena adiknya mau mendengar ucapan rendi...padahal nyatanya eza hanya tidak ingin lama berdebat,ia ingin lekas pulang mengingat project yang sedang ia garap bersama pak krish.

avataravatar
Next chapter