1 Pura-pura Tenggelam

Sore itu, seperti biasa, kegiatan ekstrakurikuler berenang SMA CB berlangsung di area kolam renang sekolah yang lumayan luas. Para murid yang mengikuti bidang itu sedang melatih kelincahan mereka dalam hal berenang. Ada yang sedang serius berlatih, ada yang hanya asik berendam saja kecipak kecipuk bermain air sambil bercanda dengan temannya, ada juga yang berdiri bergerombol di samping kolam renang melihat teman mereka yang sedang beradu kepiawaian berenang sesama teman.

Seorang guru olahraga sibuk memberikan arahan kepada murid muridnya yang mau berlatih.

Frans, guru ganteng dengan usianya yang menginjak tiga puluh sembilan tahun itu memang bisa di bilang akrab seperti teman terhadap siswa siswinya, meskipun tidak jarang dia di haruskan untuk bertindak tegas jika ada murid yang bandel, karena statusnya sebagai guru olahraga sekaligus guru bagian kesiswaan.

Clara yang sejak tadi lebih banyak berdiri sendirian agak jauh dari tepi kolam renang, matanya tidak pernah lepas memperhatikan guru ganteng berkulit putih dengan tubuh atletis itu.

Dia tiba tiba berjalan menuju ke arah papan lompat kolam renang.

Gadis cantik mungil itu menapakkan kakinya yang indah satu persatu ke tangga naik papan lompat, setelah sampai di atas papan, dia mengambil ancang ancang untuk terjun ke dalam kolam.

Dan byuuuuurrr....

Suara keras tubuhnya yang menghantam permukaan air terdengar mengalahkan suara suara yang ada di situ saat itu, karena dia dengan sengaja menceburkan tubuhnya dengan keras.

Hampir semua mata orang-orang yang ada di situ mengalihkan pandangan ke arah di mana tubuh Clara menghilang masuk ke dalam air.

Tik...Tok... Tik...Tok.. Hitungan beberapa menit berlalu, ekpresi khawatir dan heran mulai kelihatan di wajah para murid, dan tentu saja juga wajah Frans, karena Clara belum menampakkan kepalanya kembali dari dalam air.

Bahkan riak permukaan airpun makin tenang seperti tidak ada pergerakan dari dalam air.

Setelah beberapa menit berlalu, tanpa pikir panjang Frans menenggelamkan tubuhnya ke dalam air,dia menyelam ke bawah di kedalaman tiga meter.

Dia mencari di mana sosok Clara berada, karena agak sulit melihat di bawah air.

Di lihatnya gadis itu sedang dalam posisi agak berjongkok mengambang dalam air dengan mata tertutup.

Cepat cepat Frans mendekatinya dan meraih tubuh Clara untuk di bawanya ke permukaan air. Namun baru saja diraihnya pinggang ramping gadis itu, tiba tiba mata Clara terbuka dengan bibir tersenyum tipis dan tangannya meraih leher Frans bergelanyut di tubuh kekar Frans.

Agak kaget dan sedikit kesusahan Frans membawa gadis itu kembali ke permukaan.

Dua kepala menyembul bersamaan dengan cepat dari dalam air.

Mereka berdua meraih tepi kolam, mulut mereka terengah rengah berlomba memasukkan oksigen ke paru parunya masing masing setelah tadi cukup lama di dalam air.

Macam macam komentar bermunculan dari siswa siswi yang ada di situ, tapi setelah melihat Clara dan guru mereka baik baik saja, merekapun rata rata tidak mau peduli dan melanjutkan kegiatan mereka masing masing.

Frans yang sudah bisa menguasai pernafasannya, bertanya pada Clara,

" Kamu tidak apa apa? Apa kamu baik baik saja? "

" Saya tidak apa apa Pak..." jawab Clara dengan nafas yang masih belum normal.

" Kamu kenapa ceroboh sekali,melakukan loncatan itu tanpa memberitahu saya atau salah satu temanmu lebih dulu. "

Frans berucap dengan nada agak keras.

Clara hanya menanggapi kata kata gurunya itu dengan tertawa kecil sambil mengusap wajahnya yang basah kuyub.

Frans berkata lagi,

" Naiklah dulu untuk beristirahat sebentar"

" Kaki saya terkilir Pak, saya tidak dapat bergerak" jawab Clara mengernyitkan dahinya.

Frans memandang Clara sebentar, menggelengkan kepalanya, lalu meloncat naik ke tepi kolam dengan gerakan ringan dan meraih tangan Clara membantunya naik.

" Beristirahatlah di UKS " kata Frans lagi setelah Clara sudah duduk di lantai tepi kolam renang.

" Saya tidak dapat berjalan, kaki saya sakit sekali " suara Clara agak merengek manja, " Tidak ada teman sekelas yang ada di sini. Lagian UKS pasti sudah tidak ada orang yang berjaga di sana jam segini"

Frans menoleh lagi ke arah Clara, berfikir sejejak,

" Baiklah, ayo saya antar kamu, kakimu mungkin perlu di berikan obat gosok agar tidak membengkak" Frans menyahut.

Frans memapah Clara berjalan menuju ke ruang UKS yang berada di lorong sebelah area kolam renang.

Clara sebentar sebentar melirik ke arah Frans, dadanya berdebar bahagia. Dia sudah sejak lama menyukai gurunya itu tapi tidak pernah mengungkapnya, karena dia takut dengan reaksi Frans nantinya. Dia juga tidak tahu sejak kapan menyukai pria yang usianya jauh lebih tua darinya itu.

Kesempatan untuk bisa berdua saja seperti ini sudah sejak lama di nantinya. Clara mengikuti ekstrakulikuliler bidang ini juga karena agar dia bisa mendapatkan waktu ekstra untuk bertemu dengan Frans.

Mereka memasuki ruang UKS yang terlihat tak berpenghuni di jam sore seperti itu.

Frans membantu Clara duduk di salah satu kursi di dekat lemari obat obatan.

Frans duduk berjongkok tegak di depan Clara sambil bertanya.

" Kaki sebelah mana yang sakit"

" Pergelangan kaki kanan Pak" jawab Clara. Matanya terus memandangi Frans yang berjongkok didepannya.

Sedangkan Frans sibuk mengoleskan obat gosok pada kaki Clara sambil memijatnya pelan beberapa saat.

" Sakit?" dia bertanya singkat.

Lengang, tidak ada jawaban dari mulut Clara. Frans menengok ke atas, dia heran dan agak canggung mendapati wajah Clara yang sedang tersenyum memandanginya, wajah imut dengan senyuman yang susah di tebak tanpa ada tanda tanda mau mengucapkan sebuah jawaban.

" Hai , sakit tidak? " Frans bertanya lagi sambil sedikit menggerakkan kaki kanan Clara yang di pegaginya.

" Awh.. Eng.. Sudah tidak terlalu sakit Pak."

Clara gelagapan seperti baru tersadar dari lamunan indahnya.

" Coba kau pakai untuk berjalan, terasa sakit sekali atau tidak" ujar Frans seraya bangun dari posisi jongkoknya.

" Iya Pak."

Clara menjawab dan berusaha berdiri dari tempat duduknya.

Dia terhuyung mengimbangi berat badannya dengan rasa nyeri di pergelangan kakinya.

Sreeett... Bruukkk.. Clara oleng dan terjatuh di dada bidang Frans yang terbuka,masih sedikit basah oleh air kolam renang.

Srrrr... Darah mengalir cepat memompa detak jantungnya,berdegup kencang seakan mau meloncat keluar dari tubuhnya, wajahnya spontan mendongak menengok ke atas, menatap wajah Frans yang kini hanya berjarak dua jengkal di atas wajahnya. Dia bahkan bisa merasakan hembusan nafas tertahan dari pria yang di kaguminya itu. Lamunan indah kembali menghampirinya.

Clara tersenyum penuh arti, arti yang bisa dipahami oleh mereka berdua.

Frans terjengah oleh senyuman gadis cantik imut yang berbalut baju renang warna biru yang masih bersandar di dadanya itu.

Tik... Tik... Tik.. Hanya suara jarum jam yang terdengar. Dua kepala sibuk dalam fikiran mereka masing masing, dengan tubuh kaku yang masih saling melekat tanpa pergerakan apapun, kecuali detak jantung mereka.

Hening...

Tangan Frans yang tadi secara otomatis memegangi pinggang Clara agar tidak terjatuh, pelan beralih ke pundak Clara dan mendorong pelan tubuh Clara agar bisa berdiri tegak dan menjauh dari tubuhnya.

Dia batuk lirih yang kedengaran sengaja dibuat buat untuk memecah keheningan.

" Cobalah berjalan, gerakkan kakimu" katanya pada Clara dengan suara kaku sambil memalingkan wajahnya dan menunjuk ke suatu arah seakan memerintah Clara untuk berjalan ke sana.

Clara dengan terpaksa menuruti kata kata Frans, karena hatinya yang masih ingin berdekatan dengan sosok Frans.

" Lain kali jangan lakukan hal berbahaya seperti tadi tanpa proteksi dari siapapun. Kamu masih dalam tahap berlatih, bukan atlit " kata Frans berusaha mencairkan suasana dan memang yang dilakukan Clara tadi berbahaya.

Clara sedikit terpincang berjalan memutari ruangan kecil itu, tapi dia berjalan lancar, karena tadi hanya alasannya saja mengatakan tidak bisa berjalan untuk mendapatkan perhatian lebih dari guru gantengnya itu. Siapa sangka malah lebih dari yang di harapakannya, yang membuatnya berakhir di ruangan itu hanya berdua dengan Frans.

" Baik Pak... " suaranya mendesah pelan.

" Kamu bisa pulang sendiri kan? Sebaiknya kamu pulang saja sekarang, istirahatkan kakimu supaya besok kamu bisa aktifitas normal kembali." sambung Frans.

" Bisa Pak, tapi kalau pak Frans mau mengantar saya pulang, kaki saya akan lebih cepat sembuh pastinya" bibir mungil Clara berkata dengan cepat bagai peluru yang di tembakkan mendadak.

Dia masih tersenyum seperti tadi, sambil menatap mata Frans.

Kembali Frans terjengah di buat oleh murid cantiknya itu.

Dia kembali batuk yang dibuat buat dan menjawab kata kata Clara agak sedikit bercanda.

" Kalau saya mengantarkanmu pulang, sepertinya mereka yang sedang berada di kolam renang butuh guru pembimbing yang baru. Dan saya akan beralih profesi menjadi driver ojek online."

Tawa ringan terdengar dari mereka berdua, dengan arti yang hanya mereka masing masing yang tahu.

avataravatar
Next chapter