4 Mengantar Monic

Monic dan Sheyla sudah berdandan rapi menunggu kepulangan Frans dari sekolah. Selama seharian ini mereka telah sibuk mempersiapkan semua barang-barang yang akan di bawa ke rumah orang tua Sheyla, dan juga menyelesaikan pekerjaan rumah lainnya. Mereka telah berencana untuk mengantar Monic kerumah Omanya sore ini, sekalian makan malam bersama keluarga besar Sheyla disana.

Karena sudah tidak sabar untuk segera berangkat ke rumah Omanya tersayang, Monic dengan cepat melesat keluar dari rumah saat mendengar suara mobil memasuki halaman. Gadis cilik itu diam berdiri dibalkon sambil menatap ayahnya yang sedang memarkirkan mobil di halaman parkir.

Tak lama kemudian Frans keluar dari mobil, menutup pintunya dan berjalan menuju balkon sambil menenteng tas kerjanya ditangan kiri. Matanya terjatuh pada sosok putri kecilnya.

" Papa, kok lama sih baru datang. Monic sama Mama sudah menunggu dari tadi."

Monic menyambut papanya sambil mengambil tas yang ada di tangan Frans.

" Kan tugas Papa di sekolah baru saja selesai Mon. Apa kamu sudah siap berangkat sekarang ?" tanya Frans sambil tertawa kecil.

" Sudah Pa, Mama juga sudah siap."

Mereka memasuki ruang tengah. Sheyla terlihat sedang menyatukan koper-koper yang mau mereka bawa.

" Kamu mau mau mandi dulu Fa ?" tanya Sheyla sambil menengokkan wajahnya ke arah Frans.

" Aku rasa kita langsung saja pergi sekarang jika kalian memang sudah siap, biar nanti kita tidak kemalaman sampai sana, takut macet juga kan." jawab Frans. 

Setelah Frans meminum segelas air untuk menghilangkan dahaga selama perjalanan pulang tadi, dia membantu istri dan putrinya memasukkan koper kedalam bagasi mobil. Lalu mereka semua berangkat menuju rumah keluarga Sheyla.

Sekitar satu jam berlalu, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan. Sesosok wanita tua dengan baju sederhana berdiri didepan rumahnya dengan wajah sumringah. Cucu yang sudah ditunggunya sekian lama untuk menemaninya tinggal di rumah besar itu, telah sampai.

Melepas kangen sambil berbincang bebas, malam pun tiba dan mereka makan malam bersama dengan kedua orang adik perempuan Sheyla beserta suami mereka masing masing. Sheyla tiga bersaudara, ketiganya perempuan semua.

Mereka ramai sekali berbincang sambil menikmati hidangan makan malam. Seperti biasa, mereka saling pamer cara hidup glamour mereka, namun Sheyla dan Frans yang tidak terlalu banyak bicara, hanya sekali sekali mereka berdua menanggapi perbincangan itu.

Memang kedua orang adik Sheyla memilih pasangan yang sama sama dari keluarga kaya, sehingga kebiasaan hidup kelas atas dari kedua orang adik Sheyla makin menjadi setelah mereka menikah.

Waktu berjalan hingga jam menunjukkan pukul setengah sembilan malam. Mereka sudah selesai makan malam dan berbincang bincang sebentar sampai akhirnya Frans dan Sheyla berpamitan untuk pulang ke rumah mereka dengan alasan Sheyla mau segera beristirahat malam ini, mengingat perutnya yang sudah sangat besar dan karena tadi capek sejak pagi mempersiapkan kebutuhan Monic.

Saat di tengah perjalanan pulang Sheyla meminta Frans untuk mampir ke mini market yang biasa mereka kunjungi. Kini mereka hanya berdua di dalam mobil, karena mulai malam ini Monic sudah tinggal di rumah orang tua Sheyla.

" Memangnya kamu butuh beli apa Sa malam malam begini ?" tanya Frans.

" Telor di rumah habis Fa, sekalian saja beli sekarang, mumpung lagi di luar. Sambil beli beberapa kebutuhan untuk kamar mandi."

" Baiklah..." jawab Frans singkat sambil memperhatikan lalu lintas jalan raya malam itu.

Tidak lama mereka sudah sampai di mini market yang Sheyla maksudkan. Setelah memarkirkan mobil, mereka berjalan memasuki mini market.

Tangan Sheyla bergelanyut di lengan Frans, sementara sikap Frans terlihat sangat menjaga langkah mereka karena dia tau tidak bebas buat Sheyla untuk bergerak cepat dengan perut besarnya.

Beberapa meter dari pintu masuk mini market, di barisan meja kursi yang di sediakan di teras mini market itu, sepasang mata indah tanpa berkedip memperhatikan setiap gerak gerik Frans dan Sheyla.

avataravatar
Next chapter