5 Kenapa Bukan Aku

Seorang gadis cantik mengenakan celana jeans biru dan blouse merah berenda ala ABG, membalut indah membuat putih kulitnya nampak segar bersinar. Dia yang duduk bersama semeja dengan dua gadis sebayanya, tak bergeming memperhatikan sepasang suami istri yang baru saja memasuki pintu mini market.

" Hai. Ra kau melihat apa, ada setan lewat ya..?"

Tanya salah seorang gadis yang lain dengan nada bercanda karena menyadari temannya yang tiba tiba terdiam selama beberapa menit memandang pada satu arah, sementara ekpresi wajahnya kaku dengan bibir terkatup rapat.

Yang di tanya tidak menanggapi, seakan nyawanya baru saja ikut berjalan masuk ke mini market bersama pasangan yang dilihatnya tadi.

Membuat gadis yang tadi bertanya harus mengulangi pertanyaannya.

" Raaa. Oii.. Kamu sedang melihat apa? Ada setan lewat kah di sana ?"

Clara tersentak mendengar teriakan temannya. Ia langsung menolehkan wajahnya yang cantik dan berusaha mengubah ekspresi.

" Ah eng.. Enggak , tidak ada apa apa Beth, tadi aku seperti melihat seseorang yang aku kenal, tapi ternyata bukan kok."

" Aku kira kamu tadi melihat setan Ra, ekspresi kamu itu loh.."

Tiga gadis remaja yang sedang duduk semeja itu tertawa bersama sambil menghabiskan jajanan yang mereka beli.

Mereka bertiga dulu adalah teman waktu di SMP, dan mereka masih saling menghubungi hingga sekarang meskipun SMA mereka berbeda beda.

Dan kebetulan malam ini mereka sama sama tidak ada kesibukan, jadi ketiga gadis itu membuat janji ketemu dan nongkrong bersama sambil menikmati jajanan kaki lima yang semarak di saat malam hari.

Karena hari semakin malam, merekapun saling berpamitan untuk pulang ke rumah mereka masing masing. Sebelum berpisah mereka terlihat saling berpelukan satu sama lain setelah itu diakhiri dengan saling melambaikan tangan.

Kedua teman Clara pulang dengan mengendari motor mereka masing-masing, sedangkan gadis berbaju merah itu pulang dengan berjalan kaki karena dia tinggal di salah satu gedung apartment yang tidak jauh dari situ.

Dia berjalan perlahan menyusuri trotoar dengan kepala menunduk. Di tengah kebisingan lalu lintas malam itu, kepalanya tetap tidak bisa berhenti memikirkan bermacam hal. Perasaannya berkecamuk seolah ikut terbawa arus kegelapan. Wajah cantiknya terlihat suram dibawah sorotan lampu jalanan.

Sampai ketika dia sudah memasuki pintu apartmentnya, matanya menyapu habis seluruh ruangan yang begitu sepi dan hampa. Keheningan dengan nuansa dingin tak berujung membuat pikiran kusutnya tidak kunjung pergi. Perasaannya justru semakin kacau tidak tertolong lagi.

Sejak perceraian orang tuanya delapan tahun lalu, dia pindah ke apartment itu dan hanya tinggal bersama mamanya saja, sementara mamanya sering tidak pulang ke rumah karena urusan kerjanya yang mengharuskan dia keluar kota. Sedangkan kabar terakhir yang dia ketahui tentang papanya enam tahun lalu sudah menikah lagi dan pindah ke luar negri bersama keluarga barunya.

Setelah mengganti pakaiannya dengan baju tidur, tanpa pikir panjang Clara langsung melempar tubuhnya ke atas ranjang.

Mata indahnya berkedip kedip seraya ingatannya terputar seperti vidio rusak. Pasangan kekasih yang pergi bersama, begitu mesra, dipenuhi senyuman hangat.

" Kenapa dadaku terasa sesak sekali melihat dia bergandengan dengan wanita lain...

Kenapa bukan aku yang berjalan di sampingnya..

Kenapa dia tidak pernah membiarkanku bergelanyut di lengannya seperti yang di lakukan oleh wanita hamil tadi...

Kenapa dia tadi tidak memandangku sama sekali, dia sengaja atau memang tidak melihatku...

Kenapa seakan akan tidak pernah mengenalku dalam hidupnya..."

Tubuh mungil itu akhirnya terlelap bersama berjuta pertanyaan di dalam benaknya. Kegelisahan dan rasa kesepian menggiring gadis itu menuju mimpi yang panjang.

avataravatar
Next chapter