webnovel

Qin Muchen, Tolong Aku!

Editor: Wave Literature

"Bukankah kau berusaha menjilat Tuan Mu? Mengapa kau masih bekerja sebagai pemeran pengganti?"

"Wange, apakah dia pemeran penggantimu?"

"Wange, jangan sekalipun gunakan dia. Wanita itu sungguh tak tahu malu."

Beberapa orang sedang mencerca Gu Shinian, dan semakin lama, kata-kata mereka semakin menyakitkan. Gu Shinian pun mulai marah. Perlahan dia melihat ke arah orang-orang itu. Di hadapan semua orang, Gu Shinian meremas pergelangan tangan salah seorang aktris.

Aktris itu segera melepaskannya, "Apa yang kau lakukan!"

Gu Shinian segera melepaskannya. Dia pun tersenyum, dan berbicara dengan nada yang menyenangkan.

"Lemah ginjal, menstruasi tidak teratur ... Aku sarankan, kau jangan terlalu banyak menemani pria-pria hidung belang. Kebahagiaan itu hanya sementara, dan hidupmu adalah milikmu sendiri."

Kata-kata ini sudah tidak asing bagi orang-orang dikalangan industri hiburan. Namun, melontarkan kalimat itu pada orang lain tetap saja bukanlah hal yang biasa. Wajah wanita itu membeku, matanya tak berhenti berkedip, dan dia melakukan perlawanan.

"Apa yang kau bicarakan!"

Gu Shinian mengetahui semua hal, termasuk rahasia aktris itu yang menemani seorang pria untuk tidur bersama. Dia tahu semua hal yang tersembunyi! Gu Shinian tersenyum manis, lalu mengedipkan mata dengan polosnya.

"Aku adalah seorang dokter. Walaupun masih amatir, tapi aku tetap bisa mengetahuinya."

"Aku tidak berbicara omong kosong, apa yang aku katakan itu benar adanya."

"Jika tidak percaya, aku bisa memeriksa denyut nadimu, bagaimana?"

"Aku dapat membedakan denyut nadi orang hamil atau semacamnya ..."

Gu Shinian berbicara dengan nada yang sedikit mengancam. Ancaman itu, membuat aktris-aktris menyerah. Gu Shinian, kau begitu menyebalkan. Di industri hiburan, skandal merupakan suatu hal yang sangat menakutkan!

Bagus, sangat bagus.

Gu Shinian perlahan pergi tanpa menarik perhatian. Lin Wange dan aktris-aktris itu menggerutu, "Wange, bagaimana ini? Dia sangat menyebalkan!"

"Aku tak percaya kalau aku tidak bisa melenyapkannya!".

Tatapan ganas muncul dari sudut mata Lin Wange

...

Setelah menandatangani kontrak, Gu Shinian pergi ke toilet. Ketika akan keluar, dia baru menyadari bahwa pintu toilet itu dikunci dari luar. Tak lama kemudian, didahului dengan suara klik, lampu toilet itu mendadak padam.

 "Aaaaaaaaa!"

Gu Shinian berteriak ketakutan di tengah kegelapan. Di dalam ruang tertutup yang gelap ini, semua pikiran buruk terus menghantuinya. Gu Shinian menggedor-gedor pintu dengan tergesa-gesa.

"Tolong!? Apakah ada orang di luar? Siapa pun, tolong bukakan pintunya!"

Tak peduli sekencang apa pun teriakannya, tak juga ada jawaban. Gu Shinian bercucuran keringat. Dia merenung dan teringat kalau di dalam tasnya ada ponsel, Dia segera mengeluarkan ponsel dari tasnya. Tangannya begitu gemetar selama beberapa waktu sebelum akhirnya dia bisa membuka layar kunci ponselnya, Dia membuka daftar kontaknya dan menelepon satu-satunya nomor yang tersimpan di sana. 

Telepon itu berdering sepuluh kali sebelum akhirnya seseorang menjawabnya.

"Tolong! Qin Muchen, tolong datang dan selamatkan aku!" 

...

Malam semakin larut, dan kantor SEC masih terang-benderang. Ada lima orang yang duduk di ruang rapat di lantai atas. Mereka membolak-balikkan dokumen dan mematangkan proposal mereka. 

Jing Yu meregangkan badannya dan mengangkat alisnya, menatap orang yang duduk di seberangnya. Dengan nada bercanda, dia bertanya,

"Tuan ketiga, apakah kau akan bermalam di sini malam ini?"

"Aku bertaruh tiga juta yuan, malam ini dia akan kembali."

Lu Niange menarik napas dalam-dalam, "Untuk apa?"

"Omong kosong, setelah tiga tahun menjadi seorang biksu, ia belum pernah memakan daging sama sekali. Kalau kau berada di posisinya, apakah kau bisa menahannya?" Tang Yan tidak mengangkat kepalanya. Ia membetulkan letak kacamatanya dan membeberkan alasannya. 

"Cerdas"

"Baiklah ..."

Semua orang tertawa lepas. Namun Qin Muchen, orang yang sedang menjadi bahan gosip saat ini, sama sekali tidak bereaksi. Ia bahkan tidak mengangkat alisnya sedikit pun.

Tang Yan meletakkan penanya, menatapnya dengan serius, mengamatinya selama beberapa menit, dan bertanya, "Atau mungkin saja kau sudah memakannya?"