1 PINDAH TUGAS KE DESA KUNJANG

"Apa Dek Fazrani sudah siap aku pindah tugaskan ke desa Kunjang?" tanya Hafiz ketua Yayasan dimana Fazrani bekerja.

Dua tahun sudah Fazrani bekerja di Yayasan Kasih Mulia yang di kelola Hafiz Malik di mana Yayasan ini mendirikan sekolah luar biasa di mana sekolah itu siswanya anak-anak yang mempunyai keterbelakangan mental.

"Aku siap Mas Hafiz." jawab Fazra dengan hati ikhlas walaupun di pindahkan ke manapun juga, karena bagi Fazra menjadi seorang guru bagi murid-murid yang mempunyai keterbelakangan mental sudah menjadi tujuan hidupnya dan ikhlas dengan apa yang telah di lakukannya.

"Alhamdulillah, syukurlah kalau kalau Dek Fazrani bersedia, kalau begitu sekarang bisa di persiapkan segala sesuatunya karena besok pagi aku yang akan mengantar Dek Fazrani ke desa Kunjang." ucap Hafiz Malik dengan tersenyum lega karena apa yang di lihat pada diri Fazrani ternyata benar-benar telah meruntuhkan hatinya. Hati Fazrani benar-benar sangat berhati lembut dan mulia.

"Terimakasih Mas Hafiz, segera aku siapkan segala sesuatunya, Insyaallah besok pagi aku sudah siap untuk berangkat." ucap Fazrani dengan hati yang sedikit berdebar-debar jika berdekatan dengan Hafiz Malik yang terkenal dengan kebaikan dan kewibawaannya.

"Ya sudah sampai di sini dulu, besok pagi akan aku kabari sebelum aku jemput, silahkan Dek Fazrani kembali mengajar." ucap Hafiz dengan sangat lega, karena Fazrani bersedia mengajar di desa dia di lahirkan, sekaligus Hafiz ingin memberitahukan pada orangtuanya Gadis yang telah di pilihnya bersedia tinggal di Desa Kunjang yang masih sebuah pedesaan yang asri.

***

Di kamar Fazrani berbaring diam menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan matanya yang teduh.

Masih teringat jelas ucapan sahabatnya Nur yang mengatakan jika Hafiz mempunyai perasaan padanya untuk itu dia di pindahkan ke Desa Kunjang desa kampung halaman Hafiz Malik agar keluarga Hafiz bisa melihat sosok Fazrani.

"Apa benar yang di katakan Nur, kalau Mas Hafiz menyukaiku? tapi sikap Mas Hafiz padaku dan pada siapapun tidak ada perbedaan tetap baik dan selalu ramah dan berwibawa. Mungkin Nur salah menyimpulkan hal itu." gumam Fazrani berusaha memejamkan matanya setelah berdoa agar hatinya tenang.

***

"Sudah siap semuanya yang di bawa Dek Fazra?" tanya Hafiz yang pagi-pagi sudah menjemputnya.

"Sudah Mas Hafiz." jawab Fazrani yang tidak terlalu banyak membawa barang selain hal-hal yang penting.

"Kita berangkat sekarang ya?" ucap Hafiz setelah membantu masukkan barang-barang penting milik Fazrani.

Fazrani tersenyum dan mengangguk kecil mengiyakan ucapan Hafiz Malik.

Tanpa banyak percakapan Hafiz dan Fazrani melalui perjalanannya dengan lebih banyak diam sambil mendengarkan lagu-lagu Islami.

"Di desa Kunjang nanti Dek Fazrani akan tinggal di lingkungan Mes Yayasan, tepatnya ada rumah-rumah sepetak di samping kantor yayasan, Insyaallah keamanan Dek Fazrani akan terjamin." ucap Hafiz setelah terdiam cukup lama.

"Syukurlah Mas, kalau memang ada rumah sepetak di sana, itu akan membuatku merasa lebih nyaman." sahut Fazrani merasa lega.

"Semoga betah tinggal di sana ya Dek Fazra, aku usahakan tiap seminggu sekali aku ke Desa Kunjang, karena sudah rutin aku melakukannya." jelas Hafiz yang kadang sering bolak-balik jika ada masalah.

"Em, Mas...apa tempatnya masih jauh?" tanya Fazrani yang sudah lumayan capek duduk selama dua jam.

"Tinggal sebentar lagi Dek, kenapa? apa perlu kita beristirahat sambil makan siang sekalian?" tanya Hafiz dengan tersenyum kalem.

"Tidak usah Mas, nanti merepotkan Mas Hafiz, biar nanti aku istirahat di rumah Mes saja." ucap Fazrani dengan wajah sedikit memerah.

"Sama sekali tidak merepotkan Dek Fazra, di depan gapura itu kita sudah memasuki desa Kunjang, kita akan mencari warung untuk makan siang, lagian perutku sudah lapar." ucap Hafiz kembali tersenyum yang sanggup meruntuhkan hati Fazrani.

Tiba di sebuah warung yang cukup besar dan bersih, Hafiz menghentikan mobilnya bersamaan dengan tiga motor yang juga berhenti dengan suara motornya yang memekakkan telinga.

Fazrani yang berniat keluar dari mobil mengurungkan niatnya, tampak lima laki-laki yang terlihat tidak baik turun dari motornya.

Salah satu dari mereka sedang menatap ke arah mobilnya wajahnya cukup tampan dan bersih tetapi penampilan tidak jauh berbeda dengan yang lainnya, berpakaian asal dan sangat urakan.

"Mas Hafiz, sebaiknya kita meneruskan perjalanan saja..aku tidak ingin melihat laki-laki yang tidak baik di mataku, aku takut mereka akan membawa masalah pada kita." ucap Fazrani dengan tangannya yang sudah berkeringat.

"Tenanglah Dek Fazrani, aku mengenal salah satu dari mereka namanya Allam Afraz putra Pak Affandi sahabatnya Abah, mereka tidak akan mengganggumu selagi ada aku." ucap Hafiz dengan tenang.

"Syukurlah Mas Hafiz kalau mereka tidak akan mengganggu kita." ucap Fazrani mulai merasa lega.

"Ayo kita keluar." ajak Hafiz membuka pintu terlebih dahulu kemudian membukakan pintu buat Fazrani.

Di gazebo paling pojok sepasang mata Allam Afraz menatap tak berkedip pada Fazrani yang berjalan beriringan dengan Hafiz Malik.

"Eh..Allam kamu minat dengan wanita itu ya?" tanya si hitam yang sudah mengamati Allam sejak Fazrani keluar dari dalam mobil mata Allam yang menatap terus ke arah Fazrani tanpa berkedip.

"Apa kita perlu mengganggunya?" tanya Si Bopeng bersiap-siap bangun dari duduknya untuk mengganggu Fazrani.

"Jangan pernah lakukan itu!! tidak ada yang boleh mengganggunya, aku rasa wanita itu punya kedekatan dengan Hafiz anak Abah Husnan, kalian berempat jangan sekali-kali mengganggunya, terutama kamu Ndut!" ucap Allam pada Si gendut yang lebih doyan pada wanita.

"Tapi dia bercadar Lam, bagaimana kamu bisa menyukainya, siapa tahu wajahnya bopeng seperti Si Bopeng." ucap Si kurus yang paling alergi dengan wanita jelek.

"Aku yakin dia sangat cantik, dan aku minta pada kalian untuk yang terakhir kalinya jangan pernah berpikir untuk menggodanya." ucap Allam dengan suara berat.

"Oke.. oke..kita stop di sini, tidak lagi bahas wanita itu, sekarang mari kita bersulang untuk kemenangan Si Ndut yang lebih dulu menggaet si Mirah." ucap Si hitam dengan giginya yang ompong.

"Minuman apa yang kamu pesan Lam?" tanya Si bopeng yang sedang mengaduk kopinya yang dicampur dengan minuman bir.

"Lanjutkan saja kalian pesan apa saja, nanti aku yang bayar." ucap Allam dengan tatapan tak lepas dari Fazrani yang sedang menatap Hafiz bicara.

"Benarkan Dek Fazrani? mereka tidak akan menganggu kita?" ucap Hafiz Malik setelah menghabiskan satu mangkok soto ayam.

Sedangkan Fazrani sudah menghabiskan Juice apokat kesukaannya.

"Ya Mas, semoga saat aku tinggal di Desa ini aku tidak akan pernah bertemu mereka lagi." ucap Fazrani yang merasa takut dengan tatapan mereka yang penuh gairah.

"Kita pergi sekarang ya, sebentar lagi kita akan sampai di rumahku setelah itu aku akan mengantar kamu ke rumah Mes." ucap Hafiz seraya bangun dari tempatnya dan menunggu Fazrani yang masih memakai sepatunya.

"Webnovel kontrak"

avataravatar
Next chapter