28 WANITA MAKHLUK ANEH

Wika sedang bersiap untuk pulang,merapikan semua buku-bukunya dan meletakakan di rak buku didalam kamar Zacky.Pinkan pasti sangat khawatir,dia sudah pergi meninggalkan rumah lama sekali tanpa berpamitan padanya.Mbok Asni datang dan mengetuk pintu kamar untuk memberitahukan pada Wika bahwa taxi yang di pesannya sudah datang dan sekarang menunggu diluar.

Wika keluar dari kamar dan segera turun kebawah,kakinya enggan meninggalkan rumah persembunyian,namun dia harus pulang dan menemui Pinkan.

Sampai di gerbang pak Usman sudah berdiri disana.Wika berpamitan pada pak Usman dan mbok Asni,kemudian masuk ke dalam mobil taxi.Sepanjang perjalanan Wika mencoba untuk memelopon Zacky kembali,siapa tahu ponselnya sudah aktif.Namun lagi-lagi Wika harus mendengar suara operator memberitahukan bahwa ponsel Zacky masih belum aktif.Wika menarik nafasnya panjang,masih mencoba untuk berfikir positif.

Sampai didepan rumah wika membayar tarif sesuai argo,dan keluar dari taxi.Wika masih bingung apa yang akan dikatakannya pada Wika,sebenarnya dia tidak ingin bergemu Pinkan dulu karena kejadian tadi malam,itu membuatnya kesal dan malu untuk bertemu dengannya.Wika masuk melewati gerbang besi ketika pak Kirman membukakannya.Mawar-mawar itu masih disana,Wika tersenyum melihat mawar yang bermekaran dan berwarna warni itu,seketika dia lupa akan berbagai masalah yang hinggap difikirannya,Wika melangkahkan kakinya mendekati mawar-mawar tersebut,namun ketika Wika melihat Pinkan keluar dari rumah dan berdiri disana,Wika mengurungkan niatnya,dia memilih masuk ke dalam rumah walaupun langkah kakinya harus melewati tempat dimana Pinkan berdiri dan memandangnya.Ketika Wika makin dekat dengan tempat Pinkan berdiri,Pinkan segera mendekati Wika dan bertanya padanya.

"Kamu dari mana?aku mencoba menghubungimu tapi gak kamu angkat,aku sangat khawatir padamu?"Dengan wajah cemas Pinkan menghampiri Wima.

"Aku gak apa pa dan sekarang sudah kembali."Wika berkata tanpa menghentikan langkah kakinya dan tak sedikitpun menoleh ke arah Pinkan.

Pinkan memgikutinya dari belakang,"Tapi paling gak kamu bisa memberitahukanmu tentang keberadaanmu sepanjang hari dimana?"Suara Pinkan agak berteriak pada Wika.

Mendengar hal itu Wika menghentikan langkah kakinya dan mbalikan badannya kemudian menatap Pinkan beberapa detik tanpa mengucapkan sepatah katapun.ini membuat Pinkan menjadi salah tingkah,apa lagi melihat tatapan mata Wika yang tajam,tanpa mengeluarkan kata-kata saja sudah nampak kemarahannya.

"Apakah kamu memberitahukanku dan meminta izin padaku saat memasukan laki-laki ke dalam rumah,bahkan kedalam kamarmu?Wika kemudian mebalikkan tubuhnya dan melanjutkan langkah kakinya untuk naik ke atas masuk segera ke dalam kamarnya.Pinkan tidak berani meneruskan aksinya untuk mengikuti Wika dan menanyakan sesuatu apa pun itu padanya.Wika nampak benar-benar marah setelah kejadian malam itu,rupanya dia masih terjaga dan mengetahui semua termasuk kejadian didalam kamarnya juga.Seketika kaki Pinkan lemas,dia tak bisa lagi berfikir dan tak tau harus berbuat apa.Saat ini Wika benar-benar menunjukan kemarahan padanya.

Pinkan memutuskan untuk menepon Aldi dan menyuruhnya agar segera datang menemuinya.Pinkan duduk di kursi teras depan menunggu kedatangan Aldi.Mereka memutuskan untuk segera menemui Wika dan meminta maaf padanya atas kejadian tadi malam.

Aldi sudah sampai dan langsung menemui Pinkan."Apakah Wika memgatakan sesuatu?"

Pinkan menggelengkan kepalanya dengan wajah suntuk.

"Ayo keatas,kita harus bicara dengannya!"Aldi mengajak Pinkan untuk naik ke atas dan menemui Wika.

Sampai didepan pintu kamar wika Aldi mengetuk dan memanggil nama Wika.

"Wika ....ini Aku Aldi,aku ingin berbicara sebentar."Aldi tidak mendapatkan jawaban apapun dari Wika.Dia mencoba untuk mengetuk lagi,kali ini lebih keras.Siapapun bisa mendengar ketukan yang begiti keras itu.

"Ayolah Wika...aku tau kau didalam!"Suara Aldi juga terdengar keras.

Mendengar kata-kata Aldi dengan nada seperti itu Wika membuka pintu dan keluar darikamarnya."Apa yang ingin kalian bicarakan?"Kali ini Wika berbicara dengan nada datar namun tatapan matanya pada Aldi begitu dingin,dia nampak benar-benar marah sekali namun tak mau melampiaskannya.

"Kami ingin minta maaf padamu atas kejadian tadi malam."Aldi berkata pada Wika namun suaranya tidak menunjukkan ketulusan.

Wika tidak memjawab namun matanya melirik pada Pinkan yang menundukkan kepalanya.

"Ayolah Wika,kita sudah sama-sama dewas,Aku dan Pinkan sudah bertunangan,dan sebentar lagi kami akan menikah!"Aldi mulai hilang kesabaran.

Mata Wika memerah mendengar ucapan Aldi,Wika berusaha memendam emosinya,dia tidak rela saudarinya diperlakukan seperti itu.

"Apa kamu suka melakukan itu dengannya?"Wika bertanya pada Pinkan dengan suara tertahan,berusaha tidak terbawa emosi.

Pinkan masih memundukan kepalanya dan diam,dia tidak tau harus berkata apa pada Wika.

"Sedikitpun tidak ada rasa menyesal dihatimu?"Suara Wika mulai bergetar.

"Sudahlah Wika jangan membuat drama seperti ini,kenyataanya aku dan Pinkan akan segera menikah".Aldi sudah tidak sabar menghadapi Wika.

"Bagaimana jika Pinkan hamil,dan bagaimana jika kamu,tiba-tiba memghilang atau meninggal,tidakkah kamu pernah berfikir nasip Pinkan setelah itu?"Wika mulai menangis,tiba-tiba saja kata-kata itu terucap dari mulutnya.Itu dari hatinya,sebenarnya dia sedang khawatir pada Zacky,sedang khawatir pada dirinya,dia takut kalau Zacky tiba-tiba meninggal.Tiba-tiba saja....ya...tiba-tiba saja rasa itu datang pada Wika.

"Jangan perdulikan aku,kalian lakukanlah sesuka apa yang ingin kalian lakukan,benar katamu Aldi,kita sudah dewasa jadi kita harus bisa membedakan yang baik dan yang buruk.Aku tidak akan mempersoalkannya lagi,karena aku gak punya hak sama sekali untuk itu."Setelah mengatakan itu semua Wika masuk dan menutup pintu kamarnya lalu menguncinya.

Wika menangis kali ini entah untuk alasan apa hatinya merasa sedih,fikirannya berkecamuk,rasa takutnya mulai datang.

"Wika ....plis dengarkan aku,aku minta maaf,aku menyesal,aku gak akan mengulanginya lagi"Pinkan sesenggukan didepan pintu kamar Wika,entah mengapa kali ini dia merasakan saudarinya sangat menyayanginya,dan ada raut kesedihan di wajahnya.Dia telah mengalami hal yang berat hari ini,tapi apa itu Pinkan tak tau.

Aldi mulai bingung melihat Pinkan dan Wika. Apakah saudara kembar memang seperti ini?

"Wika plis....jangan menghukumku seperti ini,aku mohon buka pintunya"Pinkan mulai duduk bersandar didepan pintu lamar Wika.

"Sayang....jangan seperti ini,aku pusing melihat kalian berdua."Aldi mulai panik melihat keadaan Pinkan.

Wika membuka pintu kamarnya ketika memdengar ucapan Aldi pada Pinkan,rupanya Wika juga menghawatirkan keadaan Pinkan.Wika menarik lengan Pinkan menyuruhnya berdiri,Pinkan berdiri lalu memeluk Wika menangis histeris.

Aldi melihat adegan ini hanya bisa menarik nafas keheranan.Wanita adalah makhluk yang paling aneh,sebentar mereka marah,dan sebentar menangis.

"Ayo kita bicara,masuklah kedalam!"Wika mengajak Pinkan masuk kekamarnya.Pinkan menurut ajakan Wika,Aldi juga ingin masuk bersama merwka,namun langkahnya terhenti saat Wika melotot padanya.

"Mau apa?"Wajah Wika kelihatan menyeramkan.

"Baiklah....aku tunggu diluar tapi pintu jangan ditutup,karena aku terlibat didalam pembicaraan kalian!"Aldi terpaksa berdiri di liar kamar,Wika adalah tipekal gadis dengan komitmen jaman doeloe.

"Kita keruangan TV,"Wika berubah fikiran,dia mengajak Pinkan dan Aldi untuk pindah ke ruangan TV.

Ketiganya segera berpindah dari kamar Wika ke ruangan TV.Itu disebelah kamr Wika,jadi mereka tidak perlu turun kebawah.

"Sudah berapa kali kalian melakukannya?"Wika bertanya saat sudah berada disana dan duduk diatas sofa yang menghadap tb,jadi ketiganya duduk bersama di satu sofa.

"Apakah kami harus menjawabnya?"Aldi memberi pertanyaan pada Wika,itu alasan agar Wika tidak lagi membahas masalah itu.

"Apakah kalian akan melakukannya lagi?"Mata Wika menatap Aldi dengan tatapan yang sangat tajam,seolah-olah berkata jika Aldi memjawab ya maka Wika akan segera membunuhnya.

"gak Wika,aku gak akan melakukannya lagi."Pinkan memeluk tubuh Wika.

Aldi nampaknya keberatan dengan jawaban Pinkan,dia merasa Wika terlalu mencampuri urusan pribadinya dengan Pinkan.Bukankah dirinya sudah bertunangan dengan Pinkan dan akan segera menikah,jadi tak ada salahnya jika mereka melakukannya,itupun tidak setiap hari.

avataravatar
Next chapter