37 TAKDIR PENOLAKAN

Wika mengetuk pintu kamar Pinkan dan kemudian masuk kedalam.Wika menanyakan perihal kehamilannya,saat ini kondisi Pinkan berbeda dengan apa yang dilihatnya seperti pagi tadi.Suasana hatinya terlihat sangat riang.

"Apa kalian sudah memberitahu Mama dan Papa?"Wika mencoba menyelidiki.

Pinkan menggelengkan kepalanya.Jadi apa yang membuatnya seriang ini.

"Terus?"Mata Wika mencoba memberi isyarat pada Pinkan.

"Kami akan segera menikah dalam waktu dekat ini."Pinkan sebenarnya ingin memberitahukan alasan lain mengapa dia begitu bahagia saat ini.Tapi Zacky sudah mengingatkan sebelumnya.

Wika merasakan aneh pada sikap Pinkan.Tapi dia tidak ingin membahasnya lagi,melihat Pinkan yang bahagia Wika pun turut bahagia.

Tiba-tiba saja Wika dan Pinkan dikejutkan dengan suara ribut-ribut,suara itu terdengar dari bawah,tepatnya diruang tamu.Wika dan Pinkan keluar dari kamar dan melihat ada keributan apa di sana.

Andre sudah membuat berantakan ruang tamu,beberapa perabot nampak berserakan dan pecah,guci antik kesayangan mama oun jadi korban.

Mama sudah ada disana saat Ande mengamuk melampiaskan amarahnya.Mama terlihat sangat syok,sampai tak bisa mengeluarkan suaranya lagi.Tubuhnya gemetaran melihat pemandangan itu,Wika dan Pinkan segera menghampiri mama yangbsedang ketakutan.Wika menyuruh Pinkan untuk membawa mama pergi dari ruang tamu.

"Aku akan memgatasinya,bawa mama pergi dari sini."

"Berhati-hatilah."Pinkan menuntun tubuh mama yang masih gemetaran karena syok.

Setelah Pinkan dan Mama pergi,Wika mencoba mendekati Andre yang belum berhenti untuk membanting dan memecahkan barang-barangbyang ada diruangan itu.Saat itu Andre sedang membelakangi Wika,jadi dia tidak tau kalau Wika sudah ada dibelakangnya.

Dengan melawan rasa takutnya Wika mencoba untuk berkomunikasi dengan Andre,tangannya memegang bahu Andre.Seketika Andre menolehkan wajahnya dan memutar tubuhnya ke arah Wika.Wajah Andre nampak seperti monster,sangat mengerikan menatap matanya yang penuh dengan amarah dan kebencian.

"Apa yang kamu lakukan?"Suara Wika sedikit bergetar namun dia masih mencoba untuk terlihat tenang.

Andre masih diam dengan matanya yang menatap Wika dengan penuh amarah,tangannya terlihat sedang mengepal dan siap melayangkan tinjunya pada sasarannya.

"Kenapa harus seperti ini?"Suara Wika terdengar sangat lembut berusaha melunkkan hati Andre.

Andre masih menatapnya dengan nafas yang memburu,masih diam dan terus menatap Wika.

Disaat itu Wika melihat tetesan darah dari tangan Andrs,sedikit deras dan membuat warna yang berbeda di lantai.

Wika meraih tangan Andre,dan segera menarik tubuhnya untuk duduk di sofa.Andre menurut arahan Wika dan duduk di sofa.

"Tunggu sebentar,aku akan mengambil kotak P3K!"Wika berlari untuk mengambil kotak P3K,beberapa detik dia keluar dan membawanya ditangan.

Wika membersihkan luka sayatan pada tangan Andre.Andre masih terus menatap Wika dengan tatapan anehnya,antara marah,benci dan cinta.

Setelah membersihkan luka,Wika memberikan obat luka kemudian membungkus tangan Andre yang terluka dengan kain kassa dan memplasternya.

"Mengapa bisa semarah ini?"Wika menatap Andre tanpa ekspresi.

Andre menundukan pandangannya tak berani membalas tatapan Wika.Mata Wika membuatnya lemah.

"Ada hal-hal yang harus kamu ketahui,Tidak semua yang kita inginkan bisa kita miliki."Wika mencoba memberi pengertian pada Andre.

Mendengar ucapan Wika Andre berdiri dan dan pergi keluar rumah,kemudian memerintahkan orang-orangnya untuk melepaskan petugas keamanan yang bekerja menjaga dan memberi keamanan pada keluarga Wika.Wika tak menyangka Andre membawa begitu banyak orangya dan meringkus penjaga keamanan dan seluruh asisten rumah tangganya.Mereka diikat seperti sandra.Wika melihat Andre dengan tatapan kasihan.Andre meninggalkan rumah Wika bersama orang-orangnya setelah selesai melepas para pekerja keluarga Wika.

Ketika Andre sampai didepan mobilnya dia membalikan tubuhnya dan menagap Wika dari kejauhan.Sorot matanya mengisyaratkan bahwa dia tidak akan berhenti sampai disini.

Papa pulang ketika Wika dan asisten rumah tangga membersihkan ruang tamu.

"Ada apa ini?"Wajah Papa terlihat sangat stres.

Wika bingung ketika ingin menjelaskan.

"Andre..."Wika tidak melanjutkan kata-katanya.

"Kemarilah papa ingin bicara."papa mengajak Wika ke ruang keluarga yang berada disebelah ruang tamu.

Setelah keduanya sampai disana merekapun duduk disofa yang menghadap ke TV.

"Apapun yang terjadi nanti,jangan pernah menerimah lamaran Andre."papa memulai obrolannya dengan suara parau dan lesu.

"Apakah Andre membuat ulah untuk bisnis papa?"Wika sudah menebak yang sedang terjadi.

Sebelum Andre datang kerumah dan menghancurkan isi ruang tamu,Andre datang menemui papa dan mengancamnya.Saat itu papa menjawab ancaman Andre dengan sedikit emosi."Lebih baik saya mati membusuk dipenjara dari lada harus menyerahkan hidup putriku pada iblis seperti kamu."

Andre yang tersulut emosi saat itu mencoba menarik setelan jas papa di bagian leher dan mengepalkan tangannya untuk meninjunwajah papa,untung saja Papa pernah berlatih bela diri,dan segera menangkis kepalan tinju Andre dengan tangan kirinya kemudian membalikkan keadaan dan melepaskan tinjunya ke wajah Andre tepat di batang hidungnya.

"Kamu anak ingusan tidak tau sopan santun,pantas saja keluargamu menolakmu dan mengasingkanmu."Kata-kata papa sangat melukai hati Andre.

Kemudian saat itu papa mengusir Andre dengan mendorongnya keluar dari kantor Papa.Sebelum orang suruhan Andre berbuat lebih,papa sudah memperingatkan mereka untuk tidak ikut campur atau mereka akan menyesal.

Wika menarik nafasnya setelah mendengar cerita papa.Harusnya papa tidak nampak khawatir mengingat Andre tidak bisa berbuat apa-apa setelah kejadian itu.Tapi nampaknya Wika dan Papa mempunyai firasat yang sama,Andre tidak akan berhenti sampai disini.Dia pasti akan merencanakan sesuatu yang sangat busuk.

"Bagaimana keadaan mama?"Tiba-tiba papa teringat akan mama.

"Mama sempat syok,sekarang Pinkan sedang menenangkannya di kamar."

Papa segera beranjak dan menemui mama,Wika pun mengikuti langkah papa dari belakang.

Sampai dikamar papa segera menghampiri mama.Papa mengkhawatirkan keadaan mama.Papa memeluk mama,mencoba memberikan ketenangan padanya.

"Andre seperti orang gila,dia datang dengan tiba-tiba dan berteriak lalu menghancurkan barang-barang.Mama jadi takut."Suara mama masih terdengar panik.

"Semua sudah baik-baik saja sekarang.Mama tenang ya!"Suara papa terdengar sangat lembut.

Papa menyuruh Wika dan pinkan untuk beristirahat.Sekarang sudah larut malam,besok mereka akan membahas masalah ini.Keduanya menuruti perintah papa dan segera menuju kamarnya masing-masing.

Sementara itu dirumah Andre,Andre sedang duduk disebuah kursi terus memandangi salah satu tangannha yang saat ini sedang terbungkus perban.Setiap kali dia memandangnya jantungnya bedegup kencang,namun merasakan kedamaian dihatinya.Betapa besar amarahnya dan ingin menghancurkan keluarga Wika,namun ketika Wika berbicara padanya,kemarahannya melemah.

"Haaaaaaaaaaaaaaaaaaa"Andre berteriak dan membanting meja kaca yang ada dihadapannya,seketika pecah dan berserakan.Tangannya kemudian melemparkan gelas minuman yang ada ditangannya ke arah bingkai foto Wika yang menempel didinding.Bingkai foto itu tidak rusak,tapi pecahan gelas berserakan kemana-mana.

avataravatar
Next chapter