29 MENYADARI SESUATU

Obrolan ini membuat Aldi sakit kepala,tentu saja...,karena dia berfikiran Wika sudah berlaku tidak adil dan terlalu mencampuri urusan pribadinya.Aldi menunjukkan ketidak setujuannya dengan keputusan Pinkan.

"Kenapa kamu keberatan dengan perbuatan kami?"Aldi bertanya pada Wika dengan suara kesal.

"Apakah kamu menyayangi Pinkan?"Wika malah balik bertanya.

"Tentu saja....,kalau tidak kami tidak akan menjalin hubungan selama 4 tahun ini,dan tidak akan bertunangan!"Suara Aldi makin naik.

"Kenapa kamu tidak memperlakukannya sebagai wanita yang kamu sayangi haruskah kamu melakukan itu demi kesenangan sesaat?,gak bisakah kamu bertindak dengan tindakkan yang gak merugikan dia? Apakah kamu gak memikirkan apa akibatnya sebelum kamu berbuat?jika adik perempuanmu berbuat seperti apa yang telah kalian lakukan,apa kamu akan diam saja?gak ada kah kekhawatiran kamu padanya,jadi.....gak bolehkah aku marah ?mengingat aku saudari kembar Pinkan?Gak bolehkah aku khawatir?"Wika memberikan banyak pertanyaan pada Aldi.

Mendengar hal itu Pinkan dan Aldi hanya diam dan tertunduk.

"Kalian sudah bertunangan memang,tapi itu gak berarti kalian boleh melakukan hal-hal yang berlebihan seperti tadi malam.Jika pinkan tiba-tiba hamil gimana?kenapa kalian tidak memikirkan nama baik orang tua kalian?"Wika kembali menyerbu mereka dengan banyak pertanyaan.

"Aku minta maaf kalau aku terlalu mencampuri urusan pribadi kalian,tapi sebagai saudari Pinkan aku rasa aku berhak untuk mengingatkan kalian.Kalau kalian tidak setuju dengan perkataanku,kalian bisa enikah secepatnya,bukankah itu akan lebih baik?"Wika memberi usulan pada Pinkan dan Aldi.

"Baiklah aku minta maaf,aku mengerti,aku gak akan mengulanginya lagi!"Kali ini Aldi mengerti dan setuju dengan perkataan Wika.

"Apakah ada sesuatu yang terjadi padamu hari ini?"Pinkan tiba-tiba membuka suara dan bertanya pada Wika.

Wika menggelengkan kepalanya...

"Bukan apa-apa,aku lelah...aku akan mandi dulu,sebentar lagi kita akan makan malam."Wika berdiri meninggalkan Aldi dan Pinkan.

Aldi dan Pinkan saling memandang,mereka curiga dengan tingkah Wika hari ini,wajahnya murung dan sedih,pasti telah terjadi sesuatu.Aldi meraih ponselnya dari saku celananya,kemudian menelepon Zacky...

"Gak aktif,kenapa mereka?"Aldi bertanya pada Pinkan.Pinkan hanya menggelengkan kepalanya.

"Apakah ini yang menyebabkan Wika menjadi uring-uringan?"Aldi mulai khawatir dengan keadaan kedua sahabatnya.

"Sayang....aku akan segera kembali!"Aldi bergegas untuk pergi.

"Mau kemana?"Pinkan keheranan melihat Aldi terburu-buru.

"Rumah Zacky,aku akan memastikan mereka baik-baik saja."Zacky masih meneruskan langkahnya,kakinya telah menuruni anak tangga.

"Aku ikut bersamamu!"Pinkan membuntuti Aldi.

Didalam mobil Pinkan mengirimi Wika pesan."Aku keluar sebentar dengan Aldi,kami terburu-buru,kami akan pulang sebelum makan malam."

Aldi melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi,wajahnya nampak sangat cemas,selama ini dia terbuai dan lupa dengan sahabatnya.Pinkan merasa takut melihat Aldi mengemudikan mobilnya dengan cara seperti itu.

"Sayang....hati-hati,Zacky pasti akan baik-baik saja!"Tangan Pinkan memegang bahu sebelah kiri Aldi.

Aldi tidak merespon perkataan Pinkan,dia masih fokus mengemudikan mobilnya,dan berharap agar segera sampai di rumah Zacky,syukurlah jalanan petang ini tidak macat.Mobil Aldi sudah sampai didepan pintu gerbang rumah Zacky.Aldi menekan klakson mobilnya,petugas keamanan dirumah Zacky memeriksa siapa yang datang,setelah mereka tau itu adalah Aldi kemudian membuka pintu gerbang besi yang menjulang tinggi itu.Rumah Zacky memang seperti istana,siapapun pasti bisa melihatnya,bahwa pemiliknya adalah seorang raja.Mereka berfikir orang-orang yang tinggal didalamnya adalah orang-orang yang bahagia.Padahal kenyataanya berbeda dengan apa yang difikirkan oleh orang-orang.

Aldi turun dari mobilnya,dia nampak tergesa-gesa untuk masuk kedalam rumah,namun petugas keamanan menghentikan langkahnya dan memberitahukan bahwa tidak ada seorangpun ada didalamnya.

"Kemana mereka?"Aldi bertanya pada petugas keamanan.

"Saya tidak diberitahu pak,mereka pergi dengan terburu-buru malam itu."Petugas keamanan memberikan informasi seadanya apa yang dia tau.

Aldi masuk ke dalam rumah Zacky dan memeriksa ke dalam kamar Zacky.Di atas meja dia menemukan selembar kertas dengan beberapa tulisan.Sepertinya itu sebuah surat yang dituliskan Zacky untuk Wika.Disana juga ada beberapa lembar foto Zacky dan Wika.Aldi duduk disofa yang ada didalam kamar Zacky,dia tidak mengerti apa yang sedang terjadi saat ini.Pinkan yang duduk disebelah Aldi tidak berbicara melihat suasana hati Aldi.

"Apa sebenarnya yang terjadi?"Aldi menatap Pinkan,dan ingin menemukan jawaban,walaupun sebenarnya dia tau pasti bahwa Pinkan pun tidak tau apa pun.

"Zacky pergi,dan aku yakin Wika gak tau itu."Aldi memegang kepalanya dengan kedua tangannya.Sebagai sahabat Aldi kurang peka terhadal Zacky,selama ini Zacky banyak membantunya dalam hal apa pun.Tapi Aldi gak tau ada sesuatu yang terjadi dengan Zacky.Pinkan memegang dan mengelus bahu Aldi mencoba menenangkan fikiran Aldi.

"Ayo pulang,Wika pasti sudah menunggu!"Aldi memegang tangan Pinkan mengajaknya untuk pulang.Dia membawa selembar kertas itu dan melipatnya dengan rapi bersama foto-foto Zacky dan Wika.

Didalam mobilnya Aldi hanya diam,matanya masih fokus dengan jalan didepannya,sementata fikirannya penuh dengan tanda tanya.Pinkan hanya memandangi Aldi tak berani mengeluarkan kata-kata.Sebenarnya di dalam hatinya juga sama khawatirnya seperti Aldi.

Mereka sampai dirumah Pinkan,disana Aldi dan Pinkan melihat Wika sedang diantara tanaman mawar-mawar.Wajahnya sedikit sumringah ketika bersama mawar-mawar tersebut.

"Itu dari Zacky"pinkan berbisik pada Aldi,Aldi hanya menarik nafasnya,dia bingung memikirkan bagaimana caranya dia memberitahukan pada Wika tentang kepergian Zacky yang diam-diam tanpa pamit terlebih dahulu pada mereka.

"Aku akan mencari tahu dulu apa sebenarnya yang terjadi."Aldi berkata pada Pinkan.Lalu keduanya turun dari mobil dan berjalan menghampiri Wika.

Wika menyadari kedatangan Aldi dan Pinkan,dia tersenyum pada mereka seolah ingin memamerkan mawar-mawar tersebut.

"wih....jadi tukang kebun sekarang?"Aldi berusaha menggoda Wika menutupi semua yang telah terjadi darinya.

"Sembarangan...."Bibir mungil Wika terlihat monyong.Ini membuat Pinkan tertawa.Ya...tertawa terpaksa agar Wika tidak lagi murung.

"Aku lapar nungguin kalian,ayo kita makan."Wika mengajak Aldi dan Pinkan makan malam.Ketiganya lalu berjalan masuk kerumah.

"Jangan lupa cuci tangan,entar kamu cacingan tambah kurus,cacingnya yang gendut nanti."Aldi masih berusaha meledek Wika,sengaja agar Wika melupakan kesedihannya.

"Ah...makannya pakai sendok juga"Wika membalas ledekan Aldi.Ketiganya tertawa bersamaan.Entah apa yang ada didalam benak mereka masing-masing.Mereka menutupi rasa cemasnya dengan tertawa.

avataravatar
Next chapter