16 MENGAPA HARUS AKU YANG TERBUANG?

"Tok...tok..tok..."Pinkan mengetuk pintu kamar Wika,membukanya dan langsung masuk kedalamnya.

"Ada yang lagi bahagia ni,udah jadian ya?"Pinkan lompat ke atas ranjang tempat tidur Wika.

Wika hanya tersenyum tidak menjawab ocehan Pinkan,tangannya sedang menggeser-geser layar ponselnya.

Mata Pingkan melirik ke ponsel Wika,mencoba mencari tau apa yang sedang Wika kerjakan.

"hey....bagus banget tempatnya,dimana itu?"Pinkan melihat foto Wika diantara bunga yang berwarna warni.

"ih....mau tau aja"Wika menyembunyikan ponselnya agar Pinkan tidak melihatnya,sebenarnya dia hanya menggoda Pinkan agar lebih penasaran.

"Pelit amat sih,lihat dong"Pinkan merengek seperti anak kecil,dia melakukan gerak-gerakan seperti akan merebut ponse Wika dari tangannya,

Wika hanya tertawa menghadapi tingkah Pinkan,Ponselnya terus berpindah dari tangan kanannya ke tangan kirinya,menghindari Pinkan yang mencoba untuk merebutnya.Pinkan cemberut,dan berlagak ngambek.Wika hanya tertawa mengejeknya,kemudian tangannya mengarahkan ponselnya ke arah Pinkan,Wika menunjukan sebuah foto didalamnya,fotonya dengan Zacky.Mata Pinkan melotot,namun sayang Wika kembali menggodanya,ketika mata Pinkan masih memperhatikan foto itu,Wika menarik kembali ponselnya dari pandangan Pinkan.

"Ih...jangan pelit dong Wika"Pinkan memohon pada Wika

Wika terseyum dan duduk disebelah Pinkan,Wika menunjukan semua foto-foto yang ada didalam ponselnya saat bersama Zacky.

"Kalian jadian?"Pinkan bertanya sambil terus menggeserkan jarinya ke layar ponsel Wika,terus melihat foto didalamnya.

Wika hanya tersenyum,dia tidak menjawab.

Mama masuk kekamar Wika ketika Wika dan Pinkan sedang asyik mengotak atik ponsel Wika,

"Wika...Pinkan...,Papa menunggu kalian dibawah,ada yang harus di bicarakan."Tiba-tiba suara mama ada dibelakang mereka.Mama nampak sedikit gelisah,namun masih menyisakan senyum manis di bibirnya.

Melihat ekspresi Mama seperti itu raut wajah Pinkan mulai berubah murung.Nampaknya Pinkan sudah tau apa yang akan dibicarakan.

Wika agak kebingungan melihat Mama,matanya melirik ke Pinkan,Pinkan hanya tersenyum...

"Ada apa ma?"Wika penasaran.

"Ayo turun ke bawah,Papa sudah memunggu kalian."Mama menjawab pertanyaan Wika dengan ajakan.

Mama keluar dari kamar Wika duluan,diikuti Wika dan Pinkan dari belakang.

"Ada apa sih?"Wika berbisik pada Pinkan.

Pinkan tersenyum pada Wika"sudah saatnya kamu tau"

"Apa itu?"Wika semakin keheranan.

"Papa yang akan menjelaskannya"Pinkan mencoba menyembunyikan ketegangannya.

"Ada apa sebenarnya ini,mengapa Mama dan Pinkan kelihatan gelisah,apa yang sedang terjadi?"Wika bertanya-tanya dalam hati.

Di ruang keluarga....

Papa sudah menunggu sambil duduk diatas sofa."Kemarilah anak-anak,ada hal yang penting yang ingin Papa sampaikan".suara apa terdengar sedikit serak,seperti sedang menahan sesuatu.

Setelah semuanya duduk,Papa memulai membuka percakapan.

"Wika....Papa ingin mengatakan sesuatu"suara Papa terdengar sangat berat.

Mama mulai menangis terisak isak,pemandangan ini membuat hati Wika berdebaran.

"Ada apa sebenarnya Pa,mengapa Mama menangis?"Wika semakin penasaran,perasaannya semakin tak menentu.

Sementara Pinkan hanya tertunduk tanpa kata.

"Kita semua ingin meminta maaf pada Wika"Papa melanjutkan lagi kata-katanya.

"Minta maaf?"suara Wika terdengar sangat pelan namun mengisyaratkan rasa penasarannya.

"Sebenarnya Wika adalah putri kandung Papa dan Mama,Wika adalah saudari kembar Pinkan."suara papa bergetar...

Wika sangat terkejut mendengar perkataan Papa,ini sangat terdengar tidak masuk akal.

Wika menggeleng-gelengkan kepalanya,dia fikir lelucon ini tidaklah lucu.

"Papa dan Mama mempunyai alasan kenapa Wika harus hidup terpisah dengan Pinkan,Papa juga Mama."Papa melanjutkan lagi kata-katanya.

"Apa pinkan sudah tau ini semua?"Wika bertanya pada Papa.

Suasana sepi...hanya terdengar isak tangis Mama,

"Kenapa harus Wika?"Mata Pinkan melirik Pinkan yang sedang duduk disebelahnya.

"Apa salah Wika waktu itu?"pertanyaan Wika semakin membuat suasana ruangan menjadi tegang.

"Aku...."Pinkan mencoba memecahkan keheningan namun Wika langsung memotongnya.

"Aku akan ke kamar."Wika berdiri dari duduknya,dan melangkahkan kakinya,meninggalkan Papa,Mama,juga Pinkan.

Wika masuk kekamar dan mengunci pintu kamarnya.Wika masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan Papa.Barbagai pertanyaan yang datang di fikirannya,Mengapa harus dia yang dibuang,apa salahnya sehingga dia harus hidup terpisah dari mereka selama hampir 20 tahun,ini tidak adil,kenapa mereka bisa sejahat itu padanya.

Wika menangis histeris,hatinya tidak terimah,lebih baik statusnya tetap menjadi anak angkat dari Mama dan Papa dari pada harus menerimah kenyataan ini.Dia adalah anak kandung Mama dan Papa,saudari kembar Pinkan,namun mereka tidak menginginkannya.

"Kalian jahatttt"Wika menjerit....

Tangisannya terdengar oleh Papa,Mama dan Pinkan,ini membuat Pinkan khawatir,Pinkan hendak berdiri dan berlari kekamar Wika,namun Papa melarangnya.

"Jangan....,Wika masih butuh waktu untuk sendiri,berikan dia kesempatan untuk meluapkan isi hatinya"suara Papa terdengar sangat berat.

Mama masih menangis,Pinkan datang dan memeluk Mama.

"Wika akan mengerti Ma,...jangan khawatir"Pinkan menenangkan Mama.

"Wika belum mendengarkan alasan mengapa kita meninggalkannya,dia pasti akan mengerti".Papa menggenggam tangan Mama,mencoba menguatkan Mama.

Mama mengangguk perlaha-lahan tangisannya mereda.

Sementara itu didalam kamarnya Wika yang lelah dengan tangisannya,mencoba me jernihkan fikirannya.Mereka pasti punya alasan mengapa harus dirinya yang diperlakukan seperti ini.Wika masih berkata-kata dengan hatinya saat ponselnya berdering...

Zacky yang meneleponnya,Wika bingung ingin mengangkatnya namun dia belum siap menerimah telepon dari zacky dengan keadaan seperti ini.Wika menghapus sisa air mata dari mata dan pipinya.

"Hallo...."suaranya terdengar agak sedikit serak.

"Hallo Wika...."Zacky mebalas sapaan Wika,

"Zacky..."Wika tak bisa menahan kesedihannya..suaranya bergetar menahan tangis.

"Hey....kamu kenapa"Zacky bingung,bukankah ketika tadi dia mengantar Wika pulang,mereka dalam keadaan bahagia?

"Bisakah kamu jemput aku besok jam 6 pagi?"Wika tak menjawab pertanyaan Zacky.

"Bisa"Zacky tau ada sesuatu yang sedang terjadi pada Wika,namun Zacky tidak ingin membuat Wika tidak nyaman saat ini,karena Wika memintanya besok untuk bertemu.

"Aku ingin tidur sekarang,bisakah kamu menutup teleponnya?"Wika semakin terisak...

"Semua akan baik-baik saja,okey...besok pagi-pagi sekali aku akan menjemputmu.beristirahatlah...Aku akan memelukmu dari sini,jangan menangis lagi,aku gak akan mengenalimu nanti di dalam mimpi jika matamu yang indah itu sembab dan memerah!"Zacky mencoba menghibur Wika yang sedang sedih

"Hihihi....iya."Wika sedikit tertawa,perasaanya sekarang mulai agak lega.

Bye...Wika,cepatlah tidur,aku menunggumu di dalam mimpi."Zacky mengucapkan salam yang membiat hati Wika tersentuh.

avataravatar
Next chapter