35 HAMIL???

Ini sudah beberapa minggu sejak Aldi memberinya kabar baik tentang Zacky.Wika melewati hari-harinya dengan semangat.Andre tidak banyak merepotkannya sejak terakhir kali dia berbicara dengannya di telepon.Namun Andre masih sering meneruskan aksinya dengan memberikan lautan bunga untuk Wika,walaupun itu tidak setiap hari.Wika tidak pernah mengambil pusing tentang hal itu,dia membiarkan bunga-bunga itu ditempat dimana orang suruhan Andre meletakkannya.

Wika masih sering mengunjungi rumah persembunyian,tempat pavorit Wika dan Zacky.Disana dia menghabiskan waktunya setelah pulang kuliah untuk beberapa jam kemudian kembali pulang kerumah.

Pada saat itu,sewaktu Wika baru saja pulang dari rumah persembunyian,dia menemukan Papa dan Mama sedang mengobrol dengan seseorang diruang tamu.Wika melihat banyak sekali barang-barang yang sudah dikemas bersama orang tersebut.Saat itu posisi orang tersebut sedang duduk dan membelakanginya,jadi Wika hanya bisa melihat bahu orang tersebut dari belakang.Mata Wika kemudian tertuju pada banyak barang yang mirip beberapa bingkisan yang sudah dikemas dan ditata begitu apik.Bingkisan-bingkisan tersebut mirip seserahan untuk acara lamaran dengan adat kejawen.

Raut wajah Papa dan Mama nampak sangat tegang.Mereka belum menyadari kedatangan Wika,sampai semuanya dikejutkan dengan suara ponsel Wika yang berdering memecah keheningan diruangan tersebut.

"Kamu sudah pulang nak?Mama menyapa begitu tau Wika sudah ada dirumah.

"Sebentar ma,Wika angkat telepon dulu!"Itu dari Pinkan,ada apa Pinkan sampai meneleponnya sedangkan dia sudah berada dirumah.

Wika sudah mengangkat teleponnya,namun sebelum Wika mengeluarkan suala dan menyapa Pinkan,Pinkan sudah terlebih dahulu berbicara.

"Pergilah menjauh dari mereka,ada hal pentingbyang harus aku bicarakan denganmu,ingat jangan sebut namaku!"Pinkan memberikan arahan pada Wika.

"Baiklah."Wika menurut perkataan Pinkan dan masuk keruangan sebelah.

"Aku sudah diruang keluarga,bicaralah!"Wika memberi intruksi pada Pinkan.

"Andre datang untuk melamar kamu."Suara Pinkan terdengar kesal.

"Apa dia sudah gila?"Wika yang kaget mendengar berita itu dari Pinkan menjadi tersulut emosinya.

"Tapi sepertinya Papa dan Mama tidak menyukainya,walaupun dia adalah rekan bisnis papa dan investor untuk proyek barunya."Pinkan memberi tahu kabar selanjutnya.

"Kamu dimana sekarang?"Wika bertanya dengan suara datar,dia berfikir ini akan sangat sulit untuk dihadapi.Kali ini Andre sudah merencanakan sesuatu yang busuk.

"Dikamar,Papa dan Mama menyuruhku masuk,karena aku tadi mengusirnya."Suara Pinkan bertambah kesal.

"Aku akan menemui mereka!"Wika menutup teleponnya.kemudian berjalan kembali ke ruang tamu.

Wika duduk disebelah mama berhadapan dengan Andre.Andre tersenyum pada Wika,namun Wika tidak membalasnya,kemudian menatap Andre dengan tatapan sinis.

"Ada apa ini Pa,ma?"Wika bertanya berpura-pura tidak tau

Papa membuka suara ingin menjelaskannya,namun sebelum papa memulai kata-katanya,dengan tidak sopan Andre memotong pembicaraan tersebut.Dengan percaya diri dan suaranya yang lantang.

"Aku sangat sibuk hari ini,tapi semua aku batalkan demi acara ini!

Papa menampakkan ketidak senangannya terhadap Andre,mata papa melihat Andre dengan tatapan sinis,namun Andre sibuk dengan dirinya sendiri terus menatap Wika.

"Acara....?,acara apa itu?Wika berbicara dengan nada ketus.

"Aku telah mempersiapkan hari spesial ini untukmu,hari ini aku akan melamarmu."Dengan nada bangga Andre kembali berkata.

Wika tidak menunjukan rasa kagetnya,karena Pinkan sudah memberitahukannya terlebih dahulu.Mata Wika melihat Papa dan Mama,tidak berkata tapi mengisyaratkan untuk meminta pendapat.

"Terserah Wika saja!"Papa memberikan jawaban dan memberi kebebasan untuk Wika menerimah lamaran atau menolaknya.

"Wika sudah dewasa,sudah bisa membedakan yang baik dan yang buruk."Mama memberi penekanan dalam keta-katanya,sambil melirikan matanya pada Andre.

Wika mengembangkan senyumnya,kemudian menatap Andre dengan tajam.Melihat hal itu Andre jadi tidak sabar menunggu jawaban Wika.

Wika mengangkat tangan kanannya dan menunjukan jari manisnya,disana sudah ada sebuah cincin permata yang melingkar dijari manisnya,jari tangan Wika sangat cantik dengan cincin itu.

Seketika raut wajah Andre berubah menjadi merah dan terlihat bengis.Matanya menunjukan kemarahan yang siap meledak.

"Mengingat kita adalah rekan bisnis,ada baiknya anda mempertimbangkan keputusan ini,irang tualah yang berhak mengambil keputusan untuk anaknya!"Suara andre terdengar seperti memerintah,setiah kata-katanya mengandung peringatan pada Papa.

Papa menarik nafas panjang,untuk mengontrol emosinya,kemudian berkata."Saya mendidik anak-anak saya dengan kasih sayang yang baik tanpa kekurangan apapun,dan saya juga memberikan kebebasan pada mereka untuk menentukan jalan hidup mereka masing-masing."

Andre menahan emosinya,tangannya menggenggam membentuk kepalan yang siap diluapkan pada orang dihadapannya.

"Baiklah,saya harap Anda tidak menyesalinkeputusan ini!"Andre memandang wajah Wika yang senang sudah mempermalukannya.

"Maafkan saya,saya tidak bisa mengorbankan kebahagian anak saya."Papa mengulurkan tangan pada Andre sebagai simbol persahabatan.Namun Andre tidak menyambut tangan papa dan pergi dari rumah merwka tanpa pamit.

Sebelum Andre pergi papa mengingatkan tentang bingkisan-bingkisan yang di bawanya.

"Berikan pada An***g."Tanpa rasa sopan Andre mengeluarkan kata-kata untuk papa.

Wika menggigit bibirnya,ini akan berdampak buruk padanya dan bisnis papa.

"Jangan difikirkan"Papa menepuk bahu Wika,nampaknya papa mengerti apa yang sedang difikirkan Wika.

"Papa tidak akan membiarkan putri papa menikahi orang seperti itu."Papa meyakinkan Wika.Ternyata papa tidak menyukai kelakuan Andre.

"Mama juga,,bagaimana Zacky bisa mempunyai kakak laki-laki seperti Andre."Suara mama terdengar sangat cerewet,dengan raut wajah yang kurang nyaman sejak kehadiran Andre.

Wika bersyukur Papa dan mamanya sangat mendukungnya,walaupun hatinya belum sepenuhnya lega setelah kejadian ini.Wika tau Andre tidak akan tinggal diam setelah ini,pasti dia sedang merencanakan sesuatu.

"Ayo bersiap-siap untuk merayakan ini semua,kita makan diluar."Suara papa sedikit bersorak seperti ingin menunjukan kebahagiaannya.

"Huhuhuhh...Asyiikkkk."Tiba-tiba Wika datang dan bersorak kegirangan.

Belakangan ini mereka jarang menikmati momen berkumpul keluarga seperti ini.

"Baiklah,ayo semuanya bersiap,sebentar lagi kita berangkat!"Papa memerintahkan pada semua anggota keluarga.

Mereka pun pergi masuk kekamarnya masing-masing,untuk mandi dan bersiap makan malam bersama di luar.

Pukul 7 petang.

Semua anggota keluarga sudah berkumpul,dan siap untuk pergi ke restaurant pavorit Papa dan mama.Malam ini Pinkan memakai dres berwarna biru langit cerah sepanjang lutut.Entah mengapa dia terlihat begitu fresh,wajahnya terlihat sangat ceria dengan make up minimalis yang ia kenakan.Tubuhnya yang langsing membuat penampilannya sangat menarik.Mama sagat kagum saat melihatnya.

Wika malam ini mengenakan pakaian kasual,Walaupun begitu dia tampak tetap menarik,ya....tanpa make up dan lipstik di bibirnya Wika sudah terlihat seperti bidadari.

"Kok cantik banget sih?"Mata wika memandang Pinkan,sepertinya ada yang berbeda pada Pinkan.

"Ih....apaan sih,ngledek mulu."Pinkan menimpali perkataan Wika.

"Sudah siap semuanya?,ayo masuk ke mobil."Papa memberi perintah pada Mama dan kedua putrinya.

Mobil papa segera keluar dari areal rumah,kemudian melaju kencang menuju restaurant pavorit mereka.Papa sudah memesan tempat sebelumnya untuk mereka berempat.

Ditengah perjalanan ponsel Wika berdering,itu dari Aldi.

"Halo....Aldi!"

"Pada kemana?Rumah sepi?"ternyata Aldi sudah berada dirumah mereka.

"Kami kerestaurant pavorit,bersama papa dan mama."Pinkan memberitahukan Aldi dan meminta Aldi untuk menyusulnya kesana,Aldi juga mengajak Zoy dan pacar Zoy.

Sampai di restaurant Pavorit pelayan sudah menyambut kehadiran mereka,dan menunjukan tempat yang sudah dipesan papa.Tidak berapa lama Aldi dan Zoy juga pacar Zoy juga sudah sampai di restaurant pavorit.Mereka bertiga segera bergabung bersama keluarga Pinkan dan Wika.

Makanan yang mereka pesan sudah datang,dan bersiap untuk menyantapnya.Malam ini Pinkan memesan makanan untuknya banyak sekali,dan memakan makanan tersebut dengan lahap tanpa rasa kenyang sedikitpun.

"Laper banget?entar endut loh!"Wika mengingatkan Pinkan.

Pinkan tidak merespon perkataan Wika malah semakin lahap.

"Dari kemaren mama perhatikan nafsu makan kamu bertambah."Mama juga melihat perubahan nafsu makan Pinkan.

"Ah....biasa aja ma,Wika sudah buat aku kurang makan selama ini."Pinkan membuat alasan dan sengajabmenggida Wika.

"Kok aku...."Wika keberatan dengan alasan Pinkan

"Kayaknya Aldi harus kerja keras dimasa depan untuk memberi Pinkan banyak makan."Aldi mulai menggoda Pinkan.Semua tertawa mendengar kata-kata Aldi.Pinkan melirik Aldi dengan sinis memberi peringatan tanpa berkata-kata,karena mulutnya masih penuh dengan makanannya.

Setelah selesai makan mereka masih nampak mengobrol untuk beberapa saat,kemudian memutuskan untuk kembali kerumah keluarga Wika dan Pinkan dan melanjutkan obrokannya disana.

Mereka kembali kerumah,kali ini Pinkan tidak ikut bersama papa dan mama juga Wika.Dia pergi bersama Aldi.Sedangkan zoy dan pacarnya memutuskan segera pulang kerumah pacarnya dan mengantarnya.

Didalam mobill Aldi...

Pinkan dan Aldi nampak sedang bercanda,tangan Aldi nampak berkali-kali mencubit pipi,Aldi sengaja memperlambat laju mobilnya agar tidak terlalu dekat jaraknya dengan mobil papa.

"Kamu agak cabi,awas endut loh"Aldi menggoda Pinkan sambil terus menyetir.

"Enggak ah,perasaan kamu tuh".Pinkan membantah perkataan Aldi.Kali ini tangan Pinkan mencubit hidung Aldi.Aldi membalasnya dengan mencubit pipi Pinkan dengan gemas.

"Ndut...."Aldi menggoda Pinkan.

Pinkan nampak kesal dan membalas ejekan Aldi dengan mengecup bibir Aldi lalu menggigitnya.

Spintan Aldi merasa kesakitan,Pinkan tidak menunjukan ras bersalahnya malah terlihat puas.Melihat hal itu Aldi menginjak rem mobilya dan berhenti di tepi jalan yang sunyi.

Aldi menatap Pinkan dengan tatapan sinis menggambarkan kemarahan,Pinkan tidak gentar sedikitpun.Aldi menarik leher Pinkan kemudian menciumi bibir Pinkan dengan ganasnya,Pinkan berusaha melepaskan namun Aldi terlalu kuat untuk Pinkan.Akhirnya Pinkan pasrah dan memilih menikmati dan membalas ciuman dibibirnya.Mereka semakin liar dengan permainan mereka,keadaan disekeliling mereka sangat mendukung.Dengan nafas yang saling mendesah mereka masih tidak ingin melepaskan bibir mereka masing-masing.Adegan ini masih berlanjut dan semakin memanas,ciuman Aldi kali ini sudah berpindah ke leher Pinkan yang jenjang dan putih itu,Pinkan sangat menikmati aksi yang dilakukan Aldi dan mengeluarkan desahan-desahan lembut.Ini semakin membuat Aldi terbakar dalam birahi.Dia semakin ganas menciumi leher Pinkan sampai kebelakang daun telinganya,Pinkan terlihat sangat menikmatinya ditambah saat ini tangan Aldi mulai merabah bagian dadanya,dan beberapa detik kemudian Aldi membuka gaun Pinkan yang panjang selutut itu.Aldi membuat jok tempat duduk Pinkan jadi seperti tempat tidur.Mereka benar-benar akan melakukannya didalam mobil.

"Aldi tertawa terbahak-bahak ."Setelah berhasil membuat Pinkan hanyut dalam nafsunya.Aldi menghentikan aksinya sebelum berbuat lebih jauh lagi.Aldi nampaknya puas sekali sudah berhasil membuat Pinkan seperti itu.

Pinkan menggeram melihat Aldi tertawa puas.Aldi sudah berhasil membuat pakaian dan riasannya berantakkan.Wika mencubit tangan Aldi,kesal dan cemberut.

"ok...ok...aku minta maaf sayang,kita sudah berjanji pada Wika bukan?"Aldi mengecup kening Pinkan.

Pinkan membenarkan perkataan Aldi,tapi dia masih belum terimah Aldi mengerjainya.Dia membenahi kembali pakaian dan riasannya.Wajahnya masih nampak cemberut,Aldi belum melanjutkan kembali perjalanannya menunggu Pinkan selesai dengan dirinya.Sekali lagi Aldi tertawa melihat Pinkan yang masih cemberut.Sampai Papa menelepon Pinkan.

"Kalian dimana kok gak kelihatan?"Papa langsung bertanya tanpa kata halo.

"berhentindi Spbu pa!"Pinkan berbohong.

Pinkan menutup teleponnya setelah papa meminta agar mereka cepat sampai dirumah.

"Sudah selama itukah?"Pinkan memandang ke arah Aldi.

"Mereka sudah samapi?"Aldi panik dan segera melanjutkan mengemudi.

Mereka sampai dirumah,Wika memandang Aldi dan Pinkan dengan tatapan curiga.Pinkan membalas tatapan Wika memberi isyarat oadanya bahwa tidak ada apa-apa yang terjadi.

Aldi dan papa mengobrol diruang tamu,sementara Pinkan masuk kekamarnya untuk mengganti pakaiannya.Didalam kamar Pinkan duduk termenung,hampir saja dia dan Aldi melakukannya lagi.Sejujurnya Pinkan sangat merindukannya,tapi syukurlah Aldi segera menghentikan perbuatannya,kalau tidak mereka akan melakukan kesalahan lagi.

Pinkan sudah kembali keruang tamu dengan baju yang berbeda dan tanpa riasan di wajahnya.Papa dan Mama memutuskan untuk segera tidur dan masuk kekamarnya.Sedangkan Wika sudah dari tadi masuk.

Pinkan dan Aldi duduk diatas sofa diruangan tamu.Wjah Pinkan masih terlihat cemberut,Aldi meraih dagu Pinkan dengan tangannya.Aldi tersenyum padanya.Pinkan mencium bibir Aldi dengan tiba-tiba,ini membuat Aldi gugup,namun sepertinya Pinkan ingin membalaskan dendamnya.Aldi hanya diam dan menikmati ciuman dari Pinkan sampai pinkan menggigit bibirnya namun tidak melepaskan ciumannya.Ini isyarat dari Pinkan Aldi harus mengimbangi permainannya.Aldi membalas ciuman Pinkan dengan lembut.itu hanya sebatas ciuman di bibir tidak lebih dan berlangsung hanya beberapa menit.Kemudian Pinkan melepaskan ciumannya dari bibir Aldi.

"Sudah puas?"Nada suara Aldi masih meledek Pinkan.

"Pulang sana!"Pinkan cemberut.

"Yakin....?"Aldi lagi-lagi menggoda Pinkan.

"Aku takut semakin lama kamu disini,aku gak bisa mengendalikan diriku."Pinkan memberikan alasan yang masuk akal.

"Baiklah....lagi pula ini sudah malam."

Pinkan mengantarkan Aldi sampai ke mobilnya.Namun sebelum Aldi masuk kedalam mobil,kedua makhluk ini kembali lagi melakukan aksinya.Mereka berciuman lagi,kali ini Aldi mendorong tubuh Pinkan sampai bersandar diluar mobilnya,mereka melakukannya dengan berdiri.Aldi menciumi Pinkan dengan lembut,keduanya tidak bisa lagi mengendalikan dirinya.Aldi menghentikan aksinya berbisik pada Pinkan.

"Bisakah kita menikah secepatnya?"

Pinkan tidak menjawab pertanyaan Aldi,Aldi berbisik kembali.

"Aku harus segera pulang sebelum terjadi lebih jauh lagi."Aldi melepaskan pelukannya pada Pinkan.kemudian masuk kedalam mobilnya.Aldi melambaikan tangan pada Pinkan dan tersenyum padanya.Pinkan melepaskan kepergian Aldi sampai monilnya menghilang dari pandangannya,kemudian masuk kedalam rumah.

Malam ini Pinkan memutuskan untuk tidur bersama Wika didalam kamarnya.

Keesokan pagi Wika bangun dan mendapati Pinkan bersamanya.Wika tidaj memperdulikannya dan segera masuk kekamar mandi untuk mandi.Selesai mandi Wika melihat Pinkan masih tidur.Dia segera membangunkannya agar tidak terlambat pergi kuliah.

Saat membuka mata Pinkan melihat Wika sudah mandi,pagi ini harum shamppo Wika sangat menyengat hidung Pinkan,ini membuatnya mual dan ingin muntah,Pinkan segera bangun dari tempat tidur dan berlari ke kamar mandi.Didalam kamar mandi Pinkah terdengar seperti muntah-muntah,tidak berapa lama di keluar dari sana.

"Ah.....shampoo apa sih yang kamu pakai?"Suara Pinkan sedikit kesal,dengan ekspresi wajah yang memerah dan lidah menjulur seakan-akan ingin muntah lagi.

"Kebanyakan makan sih kamu tadi malam."Wika tidak menjawab malah meledek Pinkan.

"Serius deh,ini sangat menyengat."Pinkan masih menunjukan ekspresi yang sama.

"Bukannha merk shampoo kita sama,kan kamu yang beli?"Wika mengerutkan alisnya.

"Masa sih?"Keduanya saling memandang dengan pandangan curiga.

"kapan kamu terakhir menstrasi?Wika menyipitkan matanya.

Seketika wajah Pinkan menjadi pucat,tangannya memegang keningnya dan langsung panik.

"Pinkan...."Wika menyadarkan Pinkan dari kepanikannya.

"itu lebih 1bulan yang lalu"Suara Pinkan terdengar bergetar.

avataravatar
Next chapter