11 Obat

Dewi berdiri depan rumah sambil beberapa kali melihat jam tangannya. Hari ini Romy datang terlambat hampir 30 menit.

Huuufff..... Dewi menarik nafas panjang.

Hari ini pelajaran pertama agak pagi waktunya, tapi Romy belum datang juga.

10 menit lagi dia tidak datang maka aku akan memanggil taXi..gerutu Dewi.

Tiiinnn....tiiiinnn.... Suara mobil terdengar dari arah jalan. Dewi memandang kesal bersiap untuk mengomel pada Romy. Pintu mobil belakang terbuka, Dewi terbelalak matanya memandang siapa yg melongok dari jendela belakang mobil.

"Yuk...Dewi cepetan naik. Nanti kita terlambat." Sahut Laura pendek.

Dewi kaget melihat Laura sudah didalam mobil Romy. Biasanya Dewi dahulu yang naik baru ke rumah Laura. Kenapa sekarang... ???? Dewi mengernyitkan keningnya menunggu Romy membuka pintu mobil untuk meminta maaf dan menjelaskan semuanya secara singkat. Namun sepertinya harapan Dewi pupus sudah. Romy tak kunjung membuka pintu mobilnya.

"Nunggu siapa lagi Dewi...?" Tanya Laura.

"Ayooo dong... Cepetan nanti kita terlambat." Sahut Laura lagi.

Sambil menghentakkan kakinya ke tanah Dewi meluapkan kekesalannya. Dewi bergegas masuk kedalam mobil, masih dengan tampang cemberut.

"Duuhh... Pagi pagi dah cemberut. Kenapa siiihh...?" Rayu Laura ke Dewi.

"Berisik " sahut dewi ketus.

Dia kesal dengan Romy yang tak kunjung kasih jawaban. Dah semua yaa sahut Romy sambil segera menjalankan mobilnya. Dalam perjalanan Romy sibuk dengan jalanan didepan. Dewi tak menggubris sedikitpun omongan Laura yang sedari tadi bicara.

"Kok kamu diem saja Dewi...?" Tanya Laura.

Dewi cuman cuek, tak menanggapi. Laura diam sebentar,

"eh Dewi... Tadi aku minta tolong Rommy tuk bawain kado kamu. Jadi... Rommy tadi ke rumah aku dulu. " Sahut Laura.

Dewi memandang Laura mencari kebenaran di matanya. Laura terlihat tersenyum polos.

"Kado apaan...? "Tanya Dewi.

"Kan kamu ultah nanti hari Minggu jadi kadonya ditaruh di rumahku dahulu biar gampang diantar ke rumah kamu pas hari Minggu." Jelas Laura panjang lebar.

"Iya Dewi ...kan aku hari Minggu mobil mau dipakai mama sebentar, mobil dia lagi diservice." Sahut Rommy sambil menyetir mobil.

"Kenapa gak bilang dari tadi...???!!!" Jawab Dewi kesal.

"Sorry babe... "Jawab Rommy pelan.

Laura tersenyum manis . Dewi hanya bisa menghela nafas panjang. Berusaha menghilangkan kekesalan dari pikirannya.

"Besok pertandingan basket romy, kita naik mobil berdua saja dewi. " Sahut Laura.

"Takut Rommy ada perlu sama team basketnya. "

"Iya... " Dewi hanya menyahut pelan.

Tumben jadi perhatian sama Romy. Batin Dewi.

Mobil memasuki kampus dan berhenti di perakitan kampus.

"Aku duluan nich... Sibuukkk. Daagh Dewi " sahut laura.

Dewi beranjak keluar dari mobil, tiba tiba tangan Romy memegang Dewi menahan dewi. "Aku sibuk yaa hari ini dan besok Dewi... Paling Minggu baru aku ke rumah kamu. Maaf yaaa..." Sahut Romy.

Dewi hanya bisa tersenyum kecut. "Iya... Ngerti kok. Besok pertandingan basket kamu. Aku gak bakal ganggu kok."

Romy tersenyum kecil. "Nanti kita jalan jalan makan malam Minggu depan. Aku mau fokus ke pertandingan basket ini. Kamu tahu kan kalau aku suka banget sama olahraga basket."

Dewi menatap Romy sebentar dan mengangguk pelan.

" Kabari saja .. aku ke kelas dahulu. " Sahut Dewi.

Romy menatap Dewi yang beranjak keluar dari mobil.

"Fiuuuhhh... Hampir saja " sahut Rommy.

Dari kaca mobil Romy menatap bayangan Dewi. Terlalu lama ... Aku menunggu kamu Dewi. Sahut Romy... Kenapa kamu tidak juga memberikannya padaku.... Ulang tahun mu... Aku ingin kita menjadi satu. Sahut Romy pelan.

"Ehemm... " suara batuk Dion memecah kesunyian.

"Eehhh.. sejak kapan kamu disini...??!!!! "Bentak Romy.

"Dari tadi Brooo. Makanya jangan kebanyakan melamun. " balas dion.

Romy bergegas keluar dari mobil.

" Tadi kenapa...? Belum dapet juga dari Dewi...??? " Tanya Dion.

Romy mendengus kesal.

" Besok lusa pas ultah dia mau aku coba minta ke Dewi. " Sahut Romy sambil berjalan menuju kantin kampus.

" Mau..coba pakai ... Ini " sahut Dion sambil menyodorkan bungkusan kecil serbuk.

" Hmmm... Boleh kalau kepepet...." Jawab Romy bergegas mengambil bungkusan kecil tersebut.

Braakkkk..... Romy terjatuh ke tanah. Buku buku Romy dan cowok tersebut berserakan di jalan. "Woooiiii... Jalan pakai mata dong ..!!! " Bentak Romy.

"Maaf yaaa... Aku buru buru. Telat nich" sahut Alex.

Kemudian berusaha memungut buku buku dia yang ikut terjatuh di lantai.

"Sorry..sorry... Gak ada yg luka kan...?" Sahut Alex singkat.

"Awas kamu kalau berani nabrak lagi. "Jawab Romy sambil mengacungkan tinjunya.

"Wolleesss Brooo... " Sahut Alex kemudian bergegas pergi.

Romy bergegas bangun dan merapihkan bajunya.

"Sudahlah.. yuukkss kita ke kantin." Sahut Dion.

Alex berlari menuju kelas. Saat berada di bangku Harry dia merogoh kantongnya dan mengeluarkan bungkusan kecil yang dirampas dari Romy.

"Syukurlah... Dewi ku selamat" sahut Alex pelan.

"Apaan tuh " tanya Harry.

"Huushhh ... " Sahut Alex sambil menutup mulutnya Harry.

"Hmmm...? Kita gak lagi pacaran kan...?" Tanya Harry.

"Dasar otak aneh " jawab Alex.

Bergegas memasukkan kembali bungkusan tersebut.

"Itu....?" Tanya Harry.

"Entahlah... " Sahut Alex

Tadi ketemu Romy dan Dion di pelataran kampus. Dan dia berusaha tuk mendapatkan Dewi dengan alat ini. Alex menjelaskan secara singkat. Harry melotot.

"Busyeettt... Obat ah ih ih itu. "Tunjuk Harry.

" Boleh niicchhhh... Buat gue deh " sahut Harry.

"Eh.. gila kamu. Memang kamu mau perkosa anak orang..?!" Bentak Alex.

"Haaah...??? " Harry bengong.

"Mau gue kasih kucing persia adik gue siapa tahu jadi birahi terus. Kan lumayan kalau banyak anak bisa cepet dijual anaknya. Mahal Bro kucing Persia. " Jawab Harry singkat.

Alex cuman melongo mendengarnya.

"Sayang dibuang... Kasih kucing aja. Sekalian percobaan" Sahut Harry.

Alex cuman bisa memandang Harry.

" He..he..he... Lumayan deh buat si mpuuusss " sahut Harry.

"Kenapa gak sekalian aja kamu yg kawinin tuh kucing. " Jawab Alex sembari pergi menuju bangku dia.

" Parah nich orang... Masak gue sama kucing." Gerutu Harry

Alex menatap Dewi yang berjalan menuju ke arahnya.

"Dah datang yaaa..... Minggu depan kita jadi mulai belajar kelompok yaaa...?" Tanya Dewi

Alex cuman menatap Dewi. Kamu... Masih... Suci yaa batin Alex.

Dewi tertegun mendapat tatapan Alex yang dalam. Dag...Dig...dug.. jantungnya berdegup kencang. Keduanya tersadar kemudian saling memalingkan muka. Muka Dewi memerah dan dadanya berdetak kencang.

Alex juga memalingkan mukanya. Aduuhh... Jadi deg degan gini.

Keduanya saling memalingkan mukanya dan tersipu malu. Harry cuman memandang dari kejauhan.

"Duuuhhh...sepasang burung merpati lagi jatuh cinta. Suiit.... .suiiit... " siul Harry pelan.

Alex dan Dewi segera tersadar.

"Eehhh... Aku duduk dulu deh belum menyelesaikan tugas. " Ujar Dewi bergegas duduk disampingnya Alex dan pura pura sibuk.

Alex cuman tersenyum kemudian memandang marah ke Harry. Waduuuhhh... Alamat gak ada makan gratis nich siang ini gumam Harry. Kedua tangan harry melambai ke Alex. Sorry guys....

"Iseng banget lagian " jawab Ria.

"He..he... Gak sengaja ria, Spontan kok." Jawab Harry.

"Kayak gak pernah pacaran saja." Sahut ria lagi.

" Huaaauuuhhhemm..coba Dewi belum punya pacar. " Sahut Harry.

"Gosipnya Romy selingkuh lhooo. " Sahut Ria.

"Serius..??!!! " Tanya Harry.

"Iya.. " jawab Ria. "Aku pernah lihat Romy berciuman sama cewek kampus ini juga."

" Siapa...?? "Tanya Harry.

"Mana kutahu namanya. Tapi... Kayaknya dia cukup populer di kampus. Aku pernah lihat dia di latihan basket. " Jawab Ria singkat.

" Wah... Boleh nich nanti pas pertandingan basket kasih tunjuk yaa ceweknya. " Harry tersenyum lebar.

"Iya " jawab Ria pelan.

"Hmm... " Harry menatap Alex segera.

"Jalan makin mulus nich menuju Roma." Gumam Harry.

avataravatar
Next chapter