21 Mall

Dewi menatap Romy yang berlalu begitu saja melewati Dewi. Seakan akan Dewi tidak terlihat Dimata Romy saat itu. Laura memperhatikan mimik muka Romy yang terlihat gusar. Dewi hanya berusaha sabar sambil menghela nafas panjang. Laura mendekati Dewi kemudian merangkulnya.

"Sudahlah Dewi... sabar yaaa" sahut Laura berusaha menenangkan Dewi.

" Iya " balas Dewi seraya berusaha tuk tersenyum.

Jen memperhatikan dari jauh.

"huh....dasar munafik kamu" Laura batin Jen.

"Yuk!!... Dewi kita ke jalan jalan ke mall saja. lagi diskon lhooo. shoping shoping." ajak Jen.

" asyiiik... shopping. saya ikut sebentar deh." sahut Laura.

"memang kamu mau kemana " tanya Dewi.

"ada deh... kan aku Miss sibuk urus acara persiapan ultah kamu. biasa nyokap kamu kan maunya yang waaahh." jawab laura.

"kamu mau ultah Dewi..?" tanya Jen.

"eh..iya Jen. cuman gak tahu nich masih surprise kayaknya pestanya." jawab Dewi.

"gak dirayain besar besaran kok. cuman pesta dikebun aja. Dewi gak suka pesta besar yang meriah." Laura menambahkan.

"memang aku anak kecil kalau ultah kudu yang meriah " balas Dewi.

"haruss dong... masak pesta kecil. kan kamu anak pak Handoyo. anak pengusaha gitu lhoo." ujar Laura.

"Biasa aja. yang pengusaha bapak aku. bukan saya. " tangkis Laura.

"ya sudah ... jalan sekarang yuuks. biar gak macet nich." ajak jen.

"Yukks " jawab Dewi dan Laura bareng. Mereka berjalan bareng menuju mall dekat kampus.

Sekelebat Jen melihat Harry menuju kedai mie bersama ria.

"eh ..Harry kok bareng ria" sahut Jen.

"manaa... " tanya Laura cepat.

" iiiih kok cowok ganteng kayak Harry mau aja sama cewek gendut kayak gitu. " ujar Laura cepat.

Jen agak sewot mendengarnya.

"hussh... kamu gak boleh begitu Laura " hardik Dewi.

"kenapa...? memang ria itu gendutkan..?" jawab Laura tanpa rasa berdosa.

"Lihat orang jangan dari postur tubuh aja. Tapi dari pintarnya dan sikapnya. " ucap Jen ketus.

"buat apa cantik kalau gak pintar dan licik." sindir Jen ke Laura.

Laura terdiam sesaat.

"eehhh... kok jadi gak enak gini sih suasananya." sahut Laura gak nyadar.

"kamu yang ngomong asal. dijaga mulutnya jangan asal jeplak . " nasihat Dewi.

"betul ." tambah Jen segera.

"iyaaa..." jawab Laura.

"jadi jalan ke mall kan kita sekarang..?" tanya Laura.

"boleh " jawab Jen.

"baguss... pakai mobil aku yaaa" sahut Laura.

mereka berjalan menuju mobil Laura.

"Jangan ngebut Laura... gue belum kawin" sahut Jen.

"he..he... yakiiin...?! kirain udah." canda Laura.

"husshhh... nakal kamu yaaa" balas Jen.

"jangan ...jangan... ada yang ...sudah... pengalaman nich" pancing Jen.

"he..he.. rahasia" jawab Laura.

"udahlah... malas ngomong begituan " sahut Dewi.

"kalau kamu Dewi...?" tanya Jen segera.

"ehh.. kok tiba tiba jadi ke aku semuanya..?" balas dewi berusaha menghindar.

"jangan jangan belum pernah yaaa...?" tanya Jen.

" memang mereka belum pernah." jawab laura

"husshhh ... apan such kamu Laura. buka dapur orang aja." Dewi terlihat gusar dengan ucapan Laura.

"kan memang belum pernah. aku tahu kok." ucap Laura.

"tahu darimana...? " pancing Jen singkat.

Laura cuman nyengir saja.

"kalau sudah pernah pasti Dewi curhat dan Romy bakal koar koar kayak bebek." jawab Laura.

"iiiih.. males banget jadinya kalau gitu. ogah deh " jawab Dewi.

Jen cuman terdiam.

mobil pun melaju menuju mall dengan dikendarai oleh laura.

avataravatar