12 Debaran hati

Baru kali ini Dewi merasa tidak konsentrasi sama sekali. Pikirannya mendadak tidak tenang. Hatinya merasa deg..degan terus karena Alex kerap menatap dalam kepada Dewi secara kontinyu.

"Fiuuuhhh... Kenapa sih nich cowok. Menatap aku terus dan bikin aku salting gak karuan kayak gini."

Dewi menggigit bibirnya dan berusaha bersikap cuek. Sesekalimata mereka beradu pandang dan keduanya saling memalingkan muka dan diam diam tertunduk malu.

"Duuuhhh sampai kapan akan begini terus. Aku harus ajak Alex bicara dan pergoki dia saat sedang memandangku."

"Duuh...kuat Gak yaa balas menatap Alex. Kok malah malu dan salting gini kalau balas menatap. Iiih gue Kenapa sih..? Kan dah ada Romy pacarku."

Dewi menghela nafas panjang berusaha menenangkan debaran hatinya.

"Ayooo... Kamu bisa. Yg kuat dan pede." Sahut Dewi dalam hati.

Dewi pun menundukkan kepalanya sejenak sekilas dia melirik Alex yang sedang menatap dewi. Aaahhh... Wajahnya itu memang ganteng. Rasanya seperti takkan puas memandang wajahnya saja. Eehhh...kok jadi nafsu. Aduuhh... Malah kebablasan pikirannya. Gak kuat nich... Balas menatap balik. Aaahhh... Kok aku jadi kayak gini sich. Kenapa jadi salah tingkah seperti ini. Apa..... Aku...punya perasaan khusus padanya...?

Mungkinkah dia juga memiliki perasaan khusus juga padaku...? Bila tidak apa arti tatapan matanya padaku. Mungkinkah Alex tidak tahu kalau aku sudah memiliki pacar bernama Romy.

Dewi berusaha mengingat ingat apakah ia pernah mengatakan kalau dia sudah punya pacar. Ah sudahlah... Nanti akan ada saatnya aku akan katakan padanya. Aku tidak boleh kegeeran sendiri. Toh dia hanya menatap saja. Apa bedanya sama tatapan mahasiswa yang lain..?

Dewi tersenyum sendiri dan tanpa sengaja bertatapan kembali dengan Alex. Matanya tajam... Hidungnya mancung dan bibirnya tebal. Entah sudah berapa lama mereka saling menatap dan mengagumi. Saat tersadar Dewi langsung menundukkan mukanya. Dan menutupi wajahnya dengan rambut panjangnya.

Mama... Aku gak sanggup ditatap seperti itu oleh cowok ganteng di sampingku. Gimana niicchhhh.... Iiih kenapa baru datang sekarang. Coba dari dulu datangnya. Kyaaaa..... Ngarep ternyata aku.

Alex memalingkan muka saat saling bertatap mata dengan Dewi. Wajahnya memerah seketika dan merasa debaran dadanya sangat kencang. Dia sendiri heran dengan sikap agresifnya. Tapi... Mengingat Romy berusaha memiliki Dewi sepenuhnya. Tiba tiba saja keberanian dan tekad kuat Alex untuk segera mulai pendekatan semakin menggebu tebu.

"Oh Tuhan ...jika dia memang jodohku tolong satukanlah kami. Jika tidak tolong nikahkan kami... amiiin Semoga dikabulkan doaku."

(lhoo kok maksa..? ).

Harry mengamati dari tempat duduknya kelakuan dua burung yang sedang kasmaran. Keduanya saling menatap agak lama kemudian saling memalingkan muka sambil sama sama menundukkan malu. Kemudian menatap kearah depan berusaha memperhatikan dosen sebentar. Kemudian diam diam melirik dan saling menatap kembali lalu memalingkan muka lagi.

"Huaaahhhh...membosankan...,!!!!!" Harry menghela nafas panjang sambil menopang wajahnya kearah mereka berdua.

Kenapa gak saling mengakui saja kalau kalian tuh saling suka..? Hadeeehhhh.... Kudu ada yang bantuin agar mereka segera jadian. Hmmm ... Bagaiman caranya yaaa...? Secara Dewi sudah punya pacar. Harry menggigit pulpennya berusaha berfikir keras.

"Heiii...." Bisik ria.

"Kamu lapar yaaa..?" Tanya ria pelan.

" Huh...??? " Harry menatap ria dengan aneh.

" Gak ada hal lain apa selain makanan yang dia pikirkan. "

Belum sempet Harry menjawab.

"Nich aku kasih roti ...tadi aku membawa dari rumah. Makan aja diam diam kalau laper." Ucap Ria.

"Harry mengernyitkan keningnya. Emang bawa berapa rotinya nanti kamu kurang lagi.. "sahut Harry.

"Nggak kok, walau aku biasa makan 10 bungkus tapi melihat kamu kelaparan sampai menggigit pulpen seperti itu. Aku ikhlas kok. Cuman berkurang satu bungkus saja kok." Ria tersenyum polos.

"Jiiiiaaahhh... Jadi dari tadi dia pikir gue kelaparan gara gara gigit pulpen. Hadeeuuuhhh..." Harry menghela nafas panjang.

"Gak usah deh ria. Aku gak laper kok. Cuman lagi mikirin Alex aja dan Dewi biar cepat jadian. Takut Romy bakal berbuat tak senonoh sama dewi." Jawab Harry.

Ria menatap Harry sebentar.

"Kukira kamu kelaparan....."

" Emangnya aku ada tampang miskin apa sampai gak sanggup sarapan." Bentak Romy.

Ria balas menatap Harry.

"Tampang miskin emang gak ada tapi tampang memelas dan minta dikasihani ada." Jawab ria.

"Busyeettt... Sama aja kayak pengemis dong."

"Iya ..he..he. " Ria tertawa pelan.

"Dasar...." Harry memasang tampang cemberut.

"Ha..ha." .ria kembali tertawa puas.

avataravatar
Next chapter