1 Bab 1,-Preliminary

Siang itu, Awan kelabu menghiasi Cakrawala, Yang seharusnya mentari bersinar terang, Namun, Siang itu sepertinya, Akan turun hujan, Nampak sepasang kekasih, Sedang duduk bersebelahan, Di bangku besi berwarna hitam, Di sebuah taman kota. Bahkan mereka tidak perduli, Dengan langit, Yang semakin mendung.

" Kok, Kamu ngajak ketemuan disini, sih? Engga biasanya,?" Tanya Naya sambil memegang lembut tangan, Gabriel

" Ada yang ingin aku sampaikan sama kamu." Jawab Gabriel sambil melepaskan tangan Naya, Dengan nada yang sedikit kasar.

" Ada apa, sayang." Jawab Naya, Dengan sedikit senyuman di bibir merahnya itu, Tanpa sedikitpun menaruh curiga dengan sikap kekasihnya itu.

" Aku, Ingin mengakhiri hubungan kita, Nay." Jawab Gabriel dengan tegas, Seraya bangkit dari tempat duduk nya membelakangi Naya.

Naya terkejut dengan ucapan, Gabril, Naya pun bangkit dari tempat duduknya, Sambil memegang pundak Gabriel, Seraya mencoba membalikan tubuh laki-laki yang sejak 3 tahun terakhir, Menjadi kekasihnya itu.

" A,apa maksudmu? Ka,Kamu becanda, Kan?, Apa kesalahanku, Kenapa kamu bercanda seperti ini, Sayang? Aku, Ga suka dengan candaan, Kamu, Kali ini, Sayang." Naya bertanya dengan banyak pertanyaan, Dengan bibir Gemetar, Menahan sesak di, Dadanya, Sambil memegangi kedua tangan kekasihnya itu.

Namun, Gabriel mencoba melepaskan, Pegangan tangan Naya, Dan membalikan kembali tubuh nya, membelakangi Naya, Seolah tidak ingin melihat, wajah kekasihnya.

" Aku tidak bercanda, Aku serius, aku ingin mengakhiri hubungan kita." Gabriel menegaskan

Hati Naya, Begitu hancur, Saat mendengar ucapan kekasihnya itu, Tanpa terasa, Cairan bening menetes membasahi wajah cantiknya, Badannya seketika merasa lemas tak berdaya, Naya kembali terduduk di bangku besi yang berada di belakangnya, Tanpa bisa berkata-kata lagi.

Gabriel membalikan badannya menghadap, Ke arah Naya, Gabriel duduk berlutut di hadapan, Naya, Sambil mencoba menghapus cairan bening yang membasahi pipi kekasihnya.

" Maafkan aku, Nay, Bukan aku tidak mencintai kamu, Tapi aku mohon, Kamu mengerti keadaanku." Ucap Gabriel sambil memegangi kedua tangan Naya, Namun Gabriel buru-buru bangkit dari hadapan Naya, Seolah tak sanggup melihat air mata kekasihnya.

Gabriel pun pergi meninggalkan Naya, Yang masih terdiam membisu.

" Tunggu, Aku minta, Kamu jelasin ke aku, Apa salahku, Dan kenapa kamu ingin mengakhiri hubungan kita?" Naya berteriak memanggil Gabriel, Yang sudah terlanjur meninggalkannya, Tanpa memperdulikan panggilan, Naya. Banyak sejuta pertanyaan di benak Naya, Yang belum dia temukan jawabannya. Naya, Pun berjalan meninggalkan taman itu, Butiran bening yang keluar dari kelopak matanya yang indah, Tak bisa di bendung lagi, Naya terus menyeka air matanya, Agar berhenti mengalir.

' aku tidak percaya ini, kenapa gabriel begitu tega memutuskan hubungan kami, Tanpa alasan yang jelas ' Gerutu Naya dalam hati. Seraya terus berjalan untuk naik taksi. Tak lama kemudian, Naya menaiki taksi dan pulang menuju kediamannya.

Di perjalanan. Di dalam taksi, Naya masih terus menangis, Naya berkali-kali menarik nafas panjang, Agar dia bisa sedikit tenang, Dan tidak meneteskan air mata, Karena dia tidak ingin, Kalau sampai ayah dan ibunya khawatir. Naya terus mengusap air mata, Yang seakan-akan tidak pernah mau berhenti mengalir. Tidak lama, Mobil sampai di depan sebuah gerbang rumah, Yang tidak terlalu besar, Naya, turun dari dalam mobil sambil menghapus kasar air matanya, Naya membuka pintu gerbang rumahnya, yang memang tidak terkunci, Naya, Menuju halaman rumah nya, Dan berjalan menuju pintu rumahnya, Naya mengetuk pintu dari luar.

" Assalamu'alaikum!" Naya memberi salam.

" Waalaikum salam" Terdengar suara dari dalam rumah menjawab salam naya.

Tak lama kemudian, Pintu pun di buka oleh seorang wanita paruh baya.

Naya mencium tangan wanita itu, Yang tak lain adalah Dea. Dea adalah ibunya Naya wanita yang berusia 47 tahun, Namun masih terlihat awet muda dengan tubuh yang berisi dan kulit sawo matang,berambut ikal.

" Dari mana saja. Nay, Sudah sore begini baru pulang?" Tanya Dea, sambil berjalan menuju ruang tamu.

" Biasa Bu, Habis dari rumah Irma, Ibu tahu kan kalau aku sudah sama Irma, Suka lupa segalanya." Jawab Naya sambil berjalan menuju ruang tamu, Dan terus berjalan, Menuju ke dalam kamar pribadinya. Naya tidak ingin menunjukan perasaan sedih nya kepada ibunya, Apalagi harus menceritakan soal hubungannya dengan, Gabriel, Hubungan Naya dan Gabriel memang sudah di ketahui oleh keluarga, Naya, Namun, Hubungan mereka kurang mendapatkan restu sepenuhnya, Dari keluarga, Naya, Karena, Gabriel dan Naya sangat berbeda karakter, Naya adalah wanita cantik berusia 22 tahun, Dengan tubuh tinggi semampai, Berkulit putih, Dengan rambut lurus panjang, Naya, Yang berasal dari keluarga sederhana dan, Sangat religius. Naya di besarkan, Dengan penuh kasih sayang yang lengkap, Dari kedua orang tuanya, Naya adalah anak tertua dari, Dua bersaudara.

Sedangkan, Gabriel, Adalah seorang pemuda yang berusia 24 tahun, Bertubuh tinggi tegak, Dan berambut ikal serta berkulit putih, Gabriel berasal, Dari keluarga yang cukup kaya raya, Dan memiliki perusahaan sendiri, Gabriel adalah laki-laki pekerja keras, Dia bertanggung jawab dalam urusan pekerjaan, Gabriel, Adalah anak ke 3 dari 4 bersaudara, Namun sayangnya, Gabriel di besarkan dengan keluarga, Yang kurang kasih sayang, Karena, Keluarga Gabriel, Semuanya sibuk, Dengan pekerjaan mereka masing-masing, Sehingga, Gabriel, Tidak bisa mengenal, Apa itu kasih sayang, Dan cinta yang sebenarnya, Yang Gabriel, Tahu, Hanya kerja, Kerja, Dan kerja. Bahkan sebelum mengenal Naya, Gabriel sering mabuk-mabukan dan Kerap kali bergonta ganti pasangan. Namun, Gabriel, Tidak pernah berniat serius, Dengan kekasihnya itu. Namun, Sejak mengenal Naya, Gabriel, Mulai merubah kebiasaannya, Bergonta ganti pasangan, Akan tetapi, Kebiasaan buruk nya yang lain ,Yang sering minum-minuman keras, Belum bisa di tinggalkan, Gabriel, Gabriel, Memang seorang pecandu minuman keras, Dan seorang yang temperamental, Itu karena, Sejak kecil, Gabriel tidak pernah mendapatkan perhatian, Dari keluarganya, Gabriel hanya mendapatkan, kasih sayang, Dari sang nenek. Sejak usia sekolah, Gabriel sudah tidak tinggal di rumah orang tuanya, Gabriel memutuskan, Tinggal bersama dengan nenek nya. Hanya nenek nya yang bisa memahami perasaannya. Pertemuannya dengan Naya, Membuat, Gabriel, Merasa memiliki kehidupan baru, Karena Naya, Sangat sabar menghadapi sikap, Gabriel, Yang temperamen, Naya, sangat tulus mencintai gabriel, Yang, Naya, Lihat bukanlah materi, Yang di miliki oleh, Gabriel, Namun, Naya, Tulus mencintai laki-laki, Yang, Sangat berbeda karakter, Dengannya itu. 3 tahun menjalani hubungan, Dengan gabriel, Naya, Benar-benar, Menutup pintu hatinya, Untuk laki-laki lain, Yang banyak mendekatinya. Karena, Naya, Benar-benar tulus, Menerima gabriel, Dengan segala, Kelebihan, Dan kekurangannya.

Naya, Yang masih belum percaya, Kalau, Hubungannya sudah berakhir, Dengan, Gabriel, Masih, Menangis di dalam kamar nya. Sambil membaringkan tubuhnya, Di atas kasur, Dan menutupi wajahnya, Dengan bantal, Agar Isak tangisnya Tidak terdengar ke luar kamarnya.

" Apa yang kamu lakukan padaku, Gabriel?, Apa kesalahanku padamu, Sehingga kamu tega melakukan ini padaku?, Tanpa alasan yang jelas, Kamu mengakhiri hubungan kita" Naya masih terus menggerutu di sela-sela tangisannya itu.

avataravatar
Next chapter