2 Chapter 2

Udah pulang

temenmu dek? Tanya kakakku dari belakang.

Udah kak barusan

jawabku sambil membalikkan badan.

Deg, aku cukup

terkejut melihat penampilan kakakku. Tubuhnya hanya dibalut handuk putih yang

tidak dapat menutupi indahnya belahan dada dan paha kakakku. Rambutnya masih

basah, dan yang lebih menggoda lagi masih ada tetes air di kulit mulusnya

bahkan ada yang tampak meluncur ke belahan dadanya itu. Tentu saja anuku jadi

berdiri, aku memang tidak tahan kalau melihat dirinya basah-basahan begini.

Apalagi kalau dia basah-basahan karena keringatnya sendiri seperti saat habis

berolah raga, jauh lebih menggoda.

Liatin apaan kamu

dek? Duh, aku ketahuan sedang memperhatikan dirinya.

Eh.. en..nggak

ada kok kak

Hmm.. kamu belum

mandi kan? Udh sana mandi, liatin kakaknya ntar aja.. kakak gak kemana-mana

kok.. hihi

Ya.. siapa juga

yang mau liatin kakak.. kataku pura-pura jaim. Kakakku tidak berkomentar lagi

dan diapun berlalu kembali menuju kamarnya. Aku masih terpana melihat sosok

indah kakakku ini, sambil dia berjalan aku masih saja memperhatikkan dirinya,

mataku seperti tidak ingin lepas dari tubuhnya itu. Dan sepertinya dddewa mesum

memang sedang berpihak padaku karena sreet.. handuknya tiba-tiba jatuh hingga

memperlihatkan tubuhnya yang telanjang itu. Celanaku menjadi makin sempit

karenanya.

Duh.. dek jagan

liat! Teriakknya manja.

Bersambung..hehe

lanjutttt

Eh.. i..iya kak, kakak

sih pakek handuk kecil gitu.. dipun segara mengambil handuknya, tapi bukannya

mengenakan handuknya lagi, dia malah  menennteng handuknya dan lari telanjang bulat ke kamarnya, sungguh binal

kakakku itu, yang selama ini diluar rumah selalu tertutup dan memakai jilbab,

kini aku melihat tubuh indahnya bertelanjang bulat bahkan berlari  bugil didalam rumah. Penisku tegang

sejadi-jadinya, sekilas aku melihat belahan vaginanya saat ia mengambil handuk

tadi, salin itu saat berlari buah dadanya juga terlihat berayun-ayun menggodaa.

Aku sudah tak

tahan lagi kaena aksi kakakku itu, aku segera mandi yang tentu saja juga

diikuti dengan kegiatan onani membayangkan tubuh bugil kakakku yang binal.

Sungguh onani yang sangat luar biasa saat itu.

Saat ku keluar

dari kamar mandi, aku di sambut lagi oleh kakakku yang berada didapur.

Lama amat

mandinya dek? Ngapain sih kamu? Onani? Sial.. tebakannya tepat sasaran. Lagian

ulahnya juga sih tadi yang membuatku terpaksa onani.

Eh..a..anu biasa

kan kak.. aku kan cowok normal. Kakak sih pakai telanjang tadi, hehehe..

jawabku sambil cengengesan.

Dasar, udah kakak

bilang jangan liat. Emang kamu baru pertama kali lihat cewek bugil ya dek?

Hihi..

Iya nih kak,

makasih ya.. hehe

Huu.. anggap saja

tadi itu rezeki kamu. Tapi kamu siram yang bener kan? Awas kalau ntar lantainya

lengket-lengket di kaki kakak mendengar omongan kakakku itu aja aku jadi horni

lagi, membayangkan kalau kaki kakakku terkena semprotan pejuku.

Iya.. udah di

siram kok kak.. cek aja kalo gak percaya.. hehe

Tiba-tiba aku

berpikir untuk membalas aksi kakakku tadi, aku penasaran juga menunjukkan

penisku ke depan kakakku, kira-kira bagaimana reaksinya ya.. hehe.. memikirkan

itu saja penisku kembali tegang, tetntu saja langsung nyemplak di handuk yang

aku kenakan ini.

Dek..

Ya kak?

Itu kamu bangun

lagi tuh.. mikir yang jorok-jorok yah? Jangan macem-macem kamu dek

Eh.. enggak kok

kak.. maaf duh, terpaksa aku membatalkan aksiku. Udah kepergok duluan sih  mikirin yang nggak-nggak lain kali saja

kutunjukkan.

Udah sana pakai

bajumu suruhnya lagi.

Iyaaaa

Aku menuju

kamarku, kemudian bersantai sejenak menenagkan diriku dan adik kecilku yang

tadi sempat tegang. Ku isi waktu dengan mendengarkan musik, baca komik dan

tidur-tiduran di atas tempas tidur. Cukup lama juga aku mengurung diri dikamar,

mungkin hampir tiga jam merasa bosan akupun keluar kamar untuk menonton tv. Ku

menemukan kakakku sedang tertidur di sofa depan tv.

Dasar.. lagi

tidur tapi tv dibiarkan hidup gerutuku. Ketika hendak mematikan tv mataku

lagi-lagi tertuju pada tubuh kakakku yang tidur sembarangan ini. Paha putih

mulusnya tertampang dengan jelasnya membuat nafsuku bangkit lagi. Jantungku

berdetak kencang melihat pose tidurnya yang sembarangan itu. Entah dari mana

timbul keberanianku, ku pelorotkan celana pendek beserta celana dalamku

sehingga penisku menjuntai bebas di depan kakakku yang sedang tertidur.

Akhirnya aku dapat menunjukkkan penisku di hadapannya, tapi sayang dia tidak

sadar.

Aku makin berani

saja kemudian, aku kocok penisku sendiri didepan wajah kakakku. Sungguh gila

dan teramat nekat memeng, tapi aku tidak peduli lagi. Aku sudah betul-betul

tidak tahan. Lama kelamaan kocokanku semakin cepat dan sepertinya aku akan

segera sampai. Debaran dadaku semakin cepat.

Dek! Kamu

apa-apaan sih aku terkejut bukan main, kakakku terbangun, mungkin terjaga

karena aku yang terlalu berisik. Tapi spermaku sudai sampai di ujung penisku.

Padahal niat hati tidak ingin keluar didepannya. Tapi kepalang tanggung, dia

sudah terbangun dan sudah samapai sejauh ini, kakiku bahkan tidak ingin mundur

menjauh darinya. Akhirnya tetapku arahkan ujung penisku ke wajahnya dan crott..

crrroottt! Spermaku menyembur bertubi-tubi dengan telaknya ke wajah kakakku

yang cantik. Gila! Aku mencabuli kakakku sendiri. Jadilah wajah cantiknya kini

berlumuran cairan putih kental milikku. Aku betul-betul puas, sangat lega

karena bisa menuntaskan  hasratku, ini

betul-betul orgasmeku yang paling luar biasa yang aku rasakan selama ini.

Kamu apa-apaan

sih deeekkkk? Sembarangan amat teriaknya histeris.

Maaf kak.. g..gak

tahan kataku nyengir. Aku merasa bersalah juga melakukan hali ni pada kak ocha.

Sungguh perbuatanku kali ini teramat nekat. Bisa-bisanya aku menumpahkan

spermaku seperti itu ke wajahnya. Tapi tadi itu betul-betul luar biasa

nikmatnya.

avataravatar